tag:blogger.com,1999:blog-16953706499778495122024-03-14T01:24:04.038+07:00Saiful ArifSaiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.comBlogger279125tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-53621851092727120632024-01-10T11:54:00.011+07:002024-02-28T09:29:37.787+07:00PANGGUNG SANDIWARA<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sebenarnya, sejak kelas 1 SMA (1996), aku sudah beberapa
kali main ke pengadilan. Pengadilan Negeri Surabaya. Jalan Arjuno. Seorang
diri. Atas inisiatif sendiri.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Waktu itu aku masih awal2 aktif di teater. Masih
semangat2nya nonton teater, tp pertunjukan teater di surabaya sangat jarang.
Kalaupun ada, kebanyakan berbayar. Satu2nya tempat yg menggelar pertunjukan yg
mirip2 pertunjukan teater, ada setiap hari, dan gratis, aku pikir cuma ini:
pengadilan! </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Itulah alasan pertama kali aku menginjakkan kaki di
pengadilan. Di sana ada beberapa ruang sidang.</span></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwcf3wni1X0dIbHXwvSdmARoNm2aN-NrZvrLMninwkhdZVhAbleBsB6iWpDgwCN118ay4xd0WvvdIJC9kqYWzOaYof3Jx_qq4M2Mwno5lewEDqVAgXJdmTrt-2ExTveN5YmUzsTloK0uJMwBf6b2m5geMAh6zZGzYZ8BpD7KlXGndBLr5LbbAapmWWJ-Sr/s1600/WhatsApp%20Image%202024-02-28%20at%2009.27.32_4fa8777d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1600" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwcf3wni1X0dIbHXwvSdmARoNm2aN-NrZvrLMninwkhdZVhAbleBsB6iWpDgwCN118ay4xd0WvvdIJC9kqYWzOaYof3Jx_qq4M2Mwno5lewEDqVAgXJdmTrt-2ExTveN5YmUzsTloK0uJMwBf6b2m5geMAh6zZGzYZ8BpD7KlXGndBLr5LbbAapmWWJ-Sr/w640-h288/WhatsApp%20Image%202024-02-28%20at%2009.27.32_4fa8777d.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Mirip studio2 di bioskop 21. Masing2 ruang punya nama ruang
sendiri2. Cakra, Kartika, Chandra, Tirta, dan Sari. Di dalam ruang sidang itu,
ada beberapa baris tempat duduk pengunjung. Ruang cakra adalah ruang yg paling
besar, tempat duduknya mirip tempat duduk di bioskop. Di ruang sidang yg lain
tempat duduknya hanya berupa kursi kayu panjang yang menghadap "panggung" pertunjukan. Antara
kursi pengunjung dan "panggung", diberi pembatas berupa pagar kayu
setinggi pinggang.</span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tempat duduk itu seluruhnya menghadap "panggung" yg set-nya
terdiri dari meja hakim, penuntut umum, penasehat hukum, dan kursi
terdakwa. Level panggung untuk meja hakim lebih tinggi dari meja2 yg lain.
Kursinya juga lebih tinggi dan besar. Di belakang meja hakim ada lambang
garuda. Kanan kiri meja hakim ada bendera merah putih, dan bendera hijau. Di
atas meja hakim yg dilapisi kain hijau terdapat palu kayu. Di mataku, itu
adalah penataan set properti yg sangat teaterikal: seimbang, sadar <i>blocking</i>, dan surealis.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">3 jam jam duduk di ruang cakra itu, aku menikmati beberapa
lakon pertunjukan sekaligus. Sejujurnya aku tidak mengerti tentang apa lakon2
yg sedang dimainkan. Tapi ekspektasiku untuk bisa melihat pertunjukan teater
terpenuhi, karena persidangan ternyata benar2 teaterikal di mataku; ada
karakter antagonis, dan protagonis, dengan dialog yg kadang saling menyerang dan menerkam.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Beberapa karakter menggunakan kostum berjubah, dan ada yg
berompi orange dengan tangan terborgol. Kalau saja dikasih efek <i>lighting</i> dan <i>sound
effect</i> setiap kali hakim menjatuhkan putusan atau ketika terdakwa merengek2 minta keringanan hukuman. <i>Ah..</i> ini adalah pertunjukan teater yang
sempurna. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Berpuluh tahun kemudian, tiba2 aku mendapat peran salah satu
karakter berjubah merah pada pertunjukan yg teaterikal itu. Awal2 aku memerankan
karakter berjubah itu, aku merasa benar2 sedang memainkan sebuah karakter di
sebuah panggung teater yang ditonton pengunjung sidang. Sensasinya mirip dengan
bermain teater. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tapi lama kelamaan, aku menyadari bahwa panggung teater
sesungguhnya justru ada di balik pagar kayu pembatas kursi pengunjung itu. Satu
per satu aku perhatikan pengunjung, kulihat mereka juga sedang memainkan
karakter dan ekspresi yang berbeda2 dengan kostum yang berbeda2 pula. Dengan kepentingan yang berbeda2 pula.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Jauh di luar sana, drama2 yang jauh lebih teaterikal juga terjadi
setiap hari. Lebih dramatik. Yang kuat menginjak yang lemah, yang lemah hanya bisa mengeluh lalu mengumpat. Yang
berkuasa semakin buas menguatkan barisan, yang jelata teromba2ing sekedar untuk bertahan
hidup. Yang kaya sibuk menguras bumi, yang miskin rutin mengekang dahaga.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Semua drama yang ada di ruang sidang, semua bermula dari drama yang terjadi di luar sana.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>Ah, dunia ini memang panggung sandiwara...</i></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: georgia;"> </span></o:p></p>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-18216806857644442282022-08-01T13:53:00.009+07:002024-03-06T13:38:53.519+07:0014 Tahun Berproses<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku resmi dilantik sebagai pengacara pada 28 Agustus 2007 di Pengadilan Tinggi Semarang. Aku adalah lulusan angkatan pertama PERADI pasca diundangkannya UU Advokat. Harusnya aku bisa dilantik di Pengadilan Tinggi Surabaya, tapi karena ada kendala (ada berkas yg hilang), terpaksa pelantikan digeser ke Semarang.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Mungkin sudah pernah aku ceritakan, menjadi pengacara sesungguhnya bukanlah cita2ku. Ini lebih pada terseret arus. Bagi orang yang tidak punya cita2, memang paling gampang terseret arus. Tapi hidup tak perlu harus punya cita2. Cukup berteman dan dikelilingi dengan orang2 baik dan hebat, lalu biarkan arus mengalir..<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku pernah iseng2 mencatat perkara2 dan klien2 yg pernah aku tangani sejak tahun 2007 itu. <i>Mmmm</i>, ternyata lumayan jg jumlahnya. Mulai dari perceraian, kdrt, phk, penggelapan, penipuan, sampai pembunuhan. Sebagai pelaku atau korban, sebagai pelapor atau terlapor, sebagai penggugat atau tergugat. Mulai dari drafting, legal opini, sampai legal audit. Mulai individu, masyarakat, pemerintah, sampai korporasi. Perusahaan biasa, perusahaan go publik, sampai BUMN. Dari pengadilan agama, sampai arbitrase.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS0Ld7-KdXEqk3AnTu4cbYkNDU-1TTHiisHHTyY8GSkfdz0XZlc1MuC7JiwrcGfnDzoqrKhGsh7fevL0foGOM6ySmz7aJfhvfKqO3Sea-MXrdRASuy0gCvOkBUv1NqvNmskoXYkH8LERhvaz7-1q5OVnIDtyVl0IIPC5nBDivAGJ-NUKBksS3vE8wKXA/s1280/WhatsApp%20Image%202021-04-17%20at%2004.33.24%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS0Ld7-KdXEqk3AnTu4cbYkNDU-1TTHiisHHTyY8GSkfdz0XZlc1MuC7JiwrcGfnDzoqrKhGsh7fevL0foGOM6ySmz7aJfhvfKqO3Sea-MXrdRASuy0gCvOkBUv1NqvNmskoXYkH8LERhvaz7-1q5OVnIDtyVl0IIPC5nBDivAGJ-NUKBksS3vE8wKXA/w640-h480/WhatsApp%20Image%202021-04-17%20at%2004.33.24%20(1).jpeg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b style="font-family: georgia; text-align: justify;">Perkara pertama (2008)</b></div><span style="font-family: georgia;">Setelah dilantik sbg pengacara, aku tidak langsung menangani perkara litigasi. Perkara litigasi pertama-ku baru datang sekitar 7 bulan setelah aku dilantik. Perkara pidana. Perkara limpahan dari pengacara senior yg dulu juga pernah aktif di LBH. Perkara itu dilimpahkan sepenuhnya ke LBH karena ia sedang sibuk dgn perkara lain. Waktu itu di LBH pengacara cuman 1: aku.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Perkara penggelapan. Uang pinjaman dari perusahaan yg digunakan untuk kegiatan serikat dilaporkan sebagai penggelapan. Terdakwanya bendahara serikat pekerja perusahaan PMA korea terkenal di Bangil. Pelapornya adalah direktur perusahaan. Sebenarnya ini adalah buntut dari konflik pengusaha vs serikat. Anggota serikat ada ratusan orang. Ketua majelis hakimnya ketua Pengadilan Negeri Bangil: I Made Sukereni.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Perkara yg cukup berat buat pengacara debut.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Sejujurnya aku sangat <i>nervous</i> sejak sidang pertama. Jantungku berdegup kencang. Aku duduk sendiri di kursi penasehat hukum. Disaksikan puluhan pengunjung pendukung terdakwa. Blits kamera jeprat jepret semakin tambah grogi. Lutut kakiku bergetar, sangking groginya. Aku berusaha tenang. Keluarga terdakwa terlihat penuh harap padaku untuk membela terdakwa.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.</span><span style="font-family: georgia;"><br />Tapi apa yg terjadi? Di hari pertama sidang itu, Majelis Hakim tiba2 membacakan penetapan penahanan. Sebelumnya terdakwa tidak ditahan ditingkat penyidikan maupun penuntutan. Terdakwa terlihat sangat shock. Apalagi keluarganya. Istrinya nangis di ruang sidang. Aku ikut baper.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXpiLbPPUsNBShyphenhyphenitbSMleUpyPRFSV3c1PrpqJzn_ui8eYJ3liigmfSB0bhV5th1_YChycg3hcc4p1TbI1cpsOKqHJVoN_I2pLYQ4pMkRjHTuqVNWilZtGws8j2SFNPFWTZM3IrvM4oAy5-e36f7JEUragLSmfIMDPpe9r03EZ6vnCWryYSnqhuvRhScpO/s1218/sukerini.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1218" data-original-width="913" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXpiLbPPUsNBShyphenhyphenitbSMleUpyPRFSV3c1PrpqJzn_ui8eYJ3liigmfSB0bhV5th1_YChycg3hcc4p1TbI1cpsOKqHJVoN_I2pLYQ4pMkRjHTuqVNWilZtGws8j2SFNPFWTZM3IrvM4oAy5-e36f7JEUragLSmfIMDPpe9r03EZ6vnCWryYSnqhuvRhScpO/w240-h320/sukerini.jpg" width="240" /></a></div>Pada setiap persidangan aku berusaha sekuat tenaga membela terdakwa dengan segala kemampuan yg aku punya, meski setengah pake jurus dewa mabuk. Aku yakin terdakwa tidak bersalah. Tidak ada keragu2an ttg itu. Terdakwa juga tidak merasa bersalah. Uang yg dipake untuk kegiatan serikat itu bukan uang milik perusahaan, tapi milik serikat karena uang tersimpan di rekening yg sama. Uang di rekening itu tidak pernah kurang dari uang pinjaman dari perusahaan.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Tapi apa daya. Terdakwa akhirnya diputus bersalah. Dipidana penjara 1 tahun. Setelah dibacakan putusan, aku terkejut tiba2 terdakwa menyatakan menerima putusan. Terdakwa, terutama keluarga, tidak berani ambil resiko, meski tetap merasa tidak bersalah. Aku memahami pilihan itu.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><b>Lawan 499 orang (2014)</b><br /></span><span style="font-family: georgia;">Sebua real estate perumahan mewah di barat Surabaya, untuk yg kesekian kali digugat oleh orang2 yg mengklaim sebagai pemilik tanah. Kabarnya mereka telah berusaha menggugat sejak awal tahun 90an, dengan kelompok yg berbeda2 dan cara yg berbeda2. Demo, lapor polisi, lapor komnas HAM, lapor DPR, lapor presiden, gugatan class action, dan kali ini gugatan perdata. Penggugatnya berjumlah 499 orang, yg dikuasakan kepada lawyer jakarta yg pernah menjadi calon gubernur jatim dari jalur independen.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Awalnya gugatan itu diajukan secara class action, tapi gugatan itu gagal berlanjut karena eksepsiku dikabulkan hakim, gugatan itu dianggap tidak memenuhi syarat. Beberapa bulan kemudian mereka kembali mengajukan gugatan secara manual, dengan memasukkan 499 orang dalam 1 gugatan sekaligus.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Secara materi, gugatan ini biasa saja. Tapi menghadapi 499 penggugat sekaligus perlu mental yg kuat. Setiap persidangan selalu dihadiri ratusan orang dari kelompok penggugat, keluarganya atau pendukungnya. Ruang sidang selalu full. Bahkan sampai di luar gedung pengadilan. Sebagian besar tidak bisa masuk ke ruang sidang. Sebagian dari mereka hanya bisa mengintip dari jendela. Sangking banyaknya mereka, tim penasehat hukum selalu dikawal untuk sekedar bisa keluar ruang sidang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip5IT7KIeXc7QFgN3Qxu4ptfdHucOMOl_tX7WAC9WYYdj7CZsx8ZZL36M4cBZ1lLNEbDGNSthlzpdNnfDgLd1ULLH7hS4vrajw1ypHzdkO6QKpQc39cJjxxZPzsqU2X0Y5cxX-WmqujppwQkjc3HCu7oPw1S8QQCpKuLNu6D1X6LCZCETew8QQJO2RDw/s1280/WhatsApp%20Image%202022-08-01%20at%2009.48.19.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="950" data-original-width="1280" height="477" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip5IT7KIeXc7QFgN3Qxu4ptfdHucOMOl_tX7WAC9WYYdj7CZsx8ZZL36M4cBZ1lLNEbDGNSthlzpdNnfDgLd1ULLH7hS4vrajw1ypHzdkO6QKpQc39cJjxxZPzsqU2X0Y5cxX-WmqujppwQkjc3HCu7oPw1S8QQCpKuLNu6D1X6LCZCETew8QQJO2RDw/w640-h477/WhatsApp%20Image%202022-08-01%20at%2009.48.19.jpeg" width="640" /></a></div></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Diantara sekian banyak yg datang itu, ada 1 orang yg terlihat mencolok dan mencurigakan. Selalu hadir di setiap persidangan. Berdiri paling depan. Laki2. Berkumis tebal dan berjanggut panjang. Pakaian serba hitam. Bercincin besar di jari kanan kiri. Rasanya tidak salah kl aku mengira dia adalah dukun, atau orang pintar lah..<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Sambil bersidang, aku beberapa kali curi2 pandang ke laki2 itu. Matanya agak melotot. Sering melihat ke arahku. Mulutnya komat2it, seperti sedang mengucapkan mantra2. Entah mantra apa. Diam2 aku coba rasakan ada perubahan apa dalam diriku, karena jangan2 mantra itu untuk aku. Tapi alhamdulillah, dari ujung kepala sampai ujung kaki, aku baik2 saja. Sampe di rumah aku baik2 juga. Sampe2 aku curiga , jangan2 aku ini sakti.. wkwkwk..<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Di akhir persidangan, Majelis hakim memenangkan penggugat dengan pertimbangan hukum yg menurutku tidak masuk akal. Perkara berlanjut di tingkat banding, kasasi, dan PK. Di persidangan PK, aku menang. Gugatan dinyatakan ditolak untuk seluruhnya.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><b>Atlet PON (2014-2016)</b><br /></span><span style="font-family: georgia;">Banyak yang bilang untuk jadi pengacara hebat harus punya spesialisasi. Sepertinya aku bukan pengacara yg seperti itu, karena aku adalah pengacara yang random. Tiba2 aku menangani perkara atlet olahraga di pengadilan arbitrase olah raga. <i>Wkwkwk...</i><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtiWtXNkHvNQ-Ey7zHzj9hT-Q_PGvieKBQ8Sn1JSgWbY53F6eut4rcBE6s8RbvuNVfVN4lqE5cffK_BSNPyGfIE7DKGJk8AubvTAG3nJiP_aQuPDD6RPORsixC-i5iu2-FIPRRkoICa4bTIroezPcrjzMyYSwW_jJRZQT5bZhatgsQl4KtR4EzgQHN7YoY/s1600/BAORI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtiWtXNkHvNQ-Ey7zHzj9hT-Q_PGvieKBQ8Sn1JSgWbY53F6eut4rcBE6s8RbvuNVfVN4lqE5cffK_BSNPyGfIE7DKGJk8AubvTAG3nJiP_aQuPDD6RPORsixC-i5iu2-FIPRRkoICa4bTIroezPcrjzMyYSwW_jJRZQT5bZhatgsQl4KtR4EzgQHN7YoY/w640-h360/BAORI.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: georgia;">Bahasa teknisnya sengketa mutasi atlet. Aku baru tahu kalau dalam setiap penyelenggaraan PON, banyak provinsi yg rebutan atlet. Aku baru tahu juga bahwa kompetisi sesungguhnya sudah dimulai bahkan 2 tahun sebelum PON diselenggarakan, memperebutkan atlet2 yg nyaris pasti dapat medali. Atlet2 nasional langganan medali di sea games, asian games, bahkan olimpiade; banyak jadi rebutan.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Tidak tanggung2, aku langsung menerima 30an berkas. Sebagai pemohon dan termohon. Ada atlet angkat besi, tenis lapangan, bowling, renang, dayung, berkuda, anggar, billyard, tenis meja, jetski, dan sepatu roda. Lawannya: Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Papua. Aku harus sudah siapkan semua berkas2 untuk bisa segera disidangkan di pengadilan arbitrase olahraga-BAORI. Yg paling mendesak adalah renang, melawan jawa barat. Sebagai termohon. Yg diperubatkan atlet renang peraih 2 medali di Asian Games 2015 di Singapura!<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Sidang perkara pertama itu aku langsung menghadapi KONI Jawa Barat, tuan rumah PON XIX. Agak keder juga menghadapi mereka. Aku debut di perkara olah raga. Mereka full team, ada 4 orang pengacara yg kelihatannya sudah lama menangani perkara olahraga. Di ruang sidang, aku hanya berdua.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku pura2 pede aja.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Detailnya aku lupa, tapi intinya aku menang. Atlet itu akhirnya dinyatakan sah atlet renang provinsi yg aku bela. Dari perkara itulah memberikan kepercayaan diri menangani perkara2 yg lain. Aku sudah tahu dasar hukum, hukum acara, juga karakter para arbiternya dan iklim persidangannya.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Karena perkara itu, hampir setiap minggu selama 2 tahun aku terbang surabaya-jakarta ketemu dgn atlet2 nasional. Berangkat pagi, pulang sore/malam.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Dari sekian banyak cabor yg aku tangani, aku hanya gagal di cabor anggar. Mutasi 5 atlet anggar itu dianggap tidak sah dan akhirnya ditetapkan sebagai atlet Sumatera Selatan. <br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Terlibat dalam proses persidangann yg begitu panjang membuat aku ikut bangga ketika provinsi yg kira2 30% medalinya berasal dari atlet yg aku tangani, akhirnya berhasil meraih peringkat 2 di PON XIX di Bandung.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><b>Misi bebas (2015)</b><br /></span><span style="font-family: georgia;">Seorang ibu muda telah lama menggeluti bisnis batubara di kalimantan selatan. Sudah banyak melakukan transaksi jual beli batubara dengan banyak perusahaan. Tapi kali ini dia tersandung hukum. Dia dilaporkan melakukan penipuan, penggelapan, dan pencucian uang. Dia dilaporkan di Polda Kalsel.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku menangani perkara itu sejak awal proses penyidikan. Seiring berjalannya proses penyidikan, aku semakin yakin ini adalah misi untuk membebaskan, bukan untuk sekedar meringankan. Aku meyakini ini adalah persoalan perdata. Murni sengketa bisnis, yg harusnya diselesaikan secara bisnis. Atau gugatan perdata.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Jadi ada faktor lain di luar hukum yg membuat perkara ini bisa naik ke penyidikan. Yg paling kentara sesungguhnya adalah untuk pinjam tangan polisi untuk menekan si ibu itu agar segera mengembalikan uang. Tapi ternyata target itu tidak tercapai karena si ibu sangat keras kepala menolak dan malah menantang. Skenario pinjam tangan ternyata bablas naik penyidikan.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Dalam proses penyidikan, polisi melakukan penyitaan terhadap barang2 yg dianggap berkaitan dengan tindak pidana. Salah satunya adalah mobil toyota avanza milik si ibu. Beberapa kali aku melihat mobil itu diparkir di halaman kantor polisi.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Si ibu tidak pernah cerita ke polisi di mobil itu terpasang GPS yg dapat dipantau dari manapun melalui aplikasi di hp. Bukan bermaksud untuk menjebak, tp mobil itu biasa dirental lepas kunci jadi sengaja dipasang GPS. Suatu waktu di hari libur, diam2 si suami iseng membuka aplikasi di hp nya. Dia terkejut melihat mobil itu keluar dari halaman kantor polisi lalu jalan ke luar kota entah siapa yg bawa. Di riwayat juga tercatat mobil itu beberapa kali berkeliaran ke luar kantor polisi. Satu2nya orang yg pegang kunci mobil itu adalah penyidik.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku langsung minta report itu di print, lengkap dengan peta dan data2nya sebagai bukti. Aku buatkan surat pengaduan ke Propam dilampiri printout bukti2 itu. Respon propam cukup cepat, seperti mendapat tangkapan ikan besar. Aku dan si suami langsung diperiksa. Bukti sangat kuat.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Beberapa bulan kemudian, aku terima surat pemberitahuan dari propam bahwa laporan telah diproses dan telah dilakukan penjatuhan sanksi disiplin kepada polisi/penyidik yg menangani perkara ini. Mereka dimutasi, tidak lagi bisa menangani perkara, termasuk perkara si ibu.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Tapi meski penyidik dijatuhi hukumam, perkara si ibu tetap berjalan dengan penyidik yg baru. Bahkan tidak lama setelah putusan dari propam, berkas dilimpahkan ke kejaksaan, dan berlanjut sampe ke pengadilan negeri banjarmasin.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKaxcPWH29uwgs1EPJnjWzTI7PkPhs1kmErq8IftpZXOZg_-zjF_KLSSozPFLHOfrpbbiEvbxPg0rv741IclSsoEbpzXFnN7e8Dr_Rvet7OJRo-VsGFvLb3Ze5EZB_CJfiQF4UCBcKIuUFlHqAMcX29CIqWH3LsPxuKg8HmDRPgaZxmp5kpJ6j3JCK9zvJ/s832/jemput.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="624" data-original-width="832" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKaxcPWH29uwgs1EPJnjWzTI7PkPhs1kmErq8IftpZXOZg_-zjF_KLSSozPFLHOfrpbbiEvbxPg0rv741IclSsoEbpzXFnN7e8Dr_Rvet7OJRo-VsGFvLb3Ze5EZB_CJfiQF4UCBcKIuUFlHqAMcX29CIqWH3LsPxuKg8HmDRPgaZxmp5kpJ6j3JCK9zvJ/s320/jemput.jpg" width="320" /></a></div>Di persidangan, Majelis Hakim memutuskan si ibu tidak bersalah. Putusan lepas demi hukum. Si ibu harus keluar dari tahanan hari itu juga. Sehari sebelum libur lebaran. Si ibu terharu karena bisa lebaran bersama anak kembarnya di surabaya yg mengira ibunya ada pekerjaan di kalimantan.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Jaksa mengajukan kasasi, tapi mahkamah agung tetap menyatakan si ibu tidak bersalah. <i>Mission accomplished</i>. Perkara si ibu ini adalah perkara ketiga yg aku tangani dengan putusan bebas.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><b>Mabuk berkas (2012)</b><br /></span><span style="font-family: georgia;">Tahun 2012 sebuah pulau wista itu akhirnya punya bandara baru. Bandara itu menggantikan bandara lama milik Angkatan Udara yg sudah kewalahan melayani lonjakan penumpang dan pesawat2 besar. Selain untuk menggantikan bandara lama, bandara baru itu digadang2 akan mengangkat industri pariwisata di kawasan tengah dan selatan.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Secara visual yg dapat dilihat penumpang yg datang dan berangkat dari bandara itu, bandara itu terlihat baik2 saja. Makanya aku agak terkejut ternyata ada persoalan mengenai pembangunan bandara itu. Aku tdk bisa ceritakan detail perkara itu. Selain karena persoalan etika, aku sdh lupa detail perkara itu. Wkwkwk..<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Sebelum menangani perkara itu, aku diundang oleh GM bandara untuk datang ke lokasi. Inilah untuk pertama kali aku datang ke bandara bukan untuk terbang. Aku diajak keliling ke hampir seluruh sudut terminal bandara, dari lantai 1 sampai lantai <i>rooftop</i>. Ternyata ada banyak sekali area yg tidak bersentuhan dengan penumpang. Dan di situlah masalahnya. Yg dikerjakan dgn rapi hanya bagian2 yg dilalui penumpang. Selebihnya, <i>ehem..ehem..</i><br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Berkasnya ampun2 banyaknya. Mulai dari proses pengadaan, penandatanganan perjanjian, sampai pelaksanaan pembangunan. Mereka telah jelaskan bagaimana gambaran umumnya, tapi setelah menerima berkas, ternyata ada banyak sekali detail peristiwa yg belum diceritakan. Makanya aku inisiatif untuk membuat peta kronologis perkara ini.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Semua berkas aku hamparkan di meja rapat. Bahkan meja rapat yg besar itu tidak cukup menampung hamparan berkas2 itu. Sebagian aku tumpuk di kursi. Ruang rapat seperti kapal pecah. Berkas ada di mana2. Satu per satu aku urutkan dan petakan di papan tulis. Seingatku aku sempat foto berantakannya ruang rapat itu, tp aku cari2 kok gak ketemu.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><b>Perceraian orang tua sendiri (2015)</b><br /></span><span style="font-family: georgia;">Salah satu kode etik pengacara adalah dilarang menolak klien. Kalau terhadap orang lain saja tidak boleh ditolak, apalagi yg minta adalah orang tua sendiri. Dianggap melanggar kode etik sih biasa, tp dicoret KK jauh lebih menyakitkan. Bisa dikutuk jadi batu. <i>Wkwkwk..</i><br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Persoalannya, perkara yg minta untuk ditangani ini bukan perkara biasa, tapi: perkara perceraian! Perkara orang tua sendiri pula. Tidak ada yg lebih ironis dari karis seorang pengacara daripada menangani perkara perceraian orang tua sendiri!<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><i>Eits</i>.. tapi ini bukan perceraian antara bapakku dengan ibukku. Bapak ibu saling mencintai, tapi maut memisahkan mereka. Ibuku meninggal pada oktober 2014.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku tidak pernah menganjurkan bapakku untuk tetap menduda, tapi tak juga pernah melarang untuk menikah lagi. Beberapa bulan kemudian, tiba2 bapakku memutuskan untuk menikah dengan seorang janda senior yg dulu juga sama2 pedagang di pasar.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Singkat cerita, menikahlah mereka. Dengan sederhana di sebuah KUA. Lalu mereka tinggal bersama di rumah yg dulu lebih 30tahun ditempati bersama ibuku. Ada perasaan getir di hati anak2nya melihat ada perempuan lain tinggal di rumah yg dulu susah payah dibeli dan dibangun oleh ibukku. Apalagi perempuan itu adalah si janda itu, yg kita tahu bahwa ibukku tidak terlalu senang dengan janda senior itu.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Percaya tidak percaya. Meskipun sudah meninggal, diam2 ternyata ibuku masih tidak senang dengan janda senior itu. Si janda mengaku sering melihat sosok ibukku di kamar. Meski berada di dunia lain, ibukku ternyata bisa membuat si janda itu tidak betah tinggal di rumah itu. <i>Wkwkwk..</i><br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Upaya ibuku berhasil. Si janda itu ketakutan dan tidak betah tinggal di rumah. Dia memutuskan untuk balik ke rumahnya. Bapakku jelas tidak mau tinggal di rumahnya. Tidak punya pilihan lain, bapakku menceraikan janda senior itu. Aku diminta menjadi pengacaranya. Dan akhirnya mereka pun bercerai.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Beberapa bulan kemudian, bapakku memutuskan untuk menikah lagi. Dia sering mengeluh kesepian hidup sendiri di rumah. Seperti hidup dalam gua. Malam sebelum mereka menikah, aku mimpi bapakku mengajukan permohonan nikah lagi di pengadilan. Hakimnya minta persetujuan dari ibuku. Ibuku menjawab dgn senyum. Di situ aku yakin, ibuku setuju bapakku nikah lagi.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Bapakku tinggal dengan istri barunya itu di rumah yg sama hingga saat ini, tidak pernah melihat atau merasakan yg aneh2.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><b>Bangga (2017)</b><br /></span><span style="font-family: georgia;">Sebuah proyek prestisius pembangunan kota mandiri di barat jakarta, yg pada 2017 iklannya memenuhi slot di tv2 nasional hampir setiap hari. Di sisi yg lain, marketing proyek itu sangat beringas menjaring pembeli dan menerima pembayaran sebanyak2nya di hampir seluruh indonesia. Padahal barangnya belum dibangun, bahkan ijin2nya belum ada.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Kantorku diminta untuk membuat pendapat hukum (LO). Isu hukumnya cuman 1. Honornya 3 digit, cukup untuk kebutuhan gaji kantor selama 2 bulan. Aku masuk dalam tim penyusunan, dan ditugaskan bikin drafnya. Satu per satu dokumen diperiksa dan dianalisa.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Setelah mempelajari dokumen2 demi dokumen, perasaanku semakin tidak enak. Karena LO mengarah pada arah yg bertentangan dengan ekspektasi si perseroan. LO justru menjatuhkan/menyalahkan proses yg sudah terlanjur mereka lakukan. Tapi apa boleh buat. Bos sudah acc untuk draf segera dikirim ke perseroan. LO itu murni pendapat hukum yg sama sekali tidak mempertimbangkan situasi2 non hukum yg dihadapi perseroan.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Tidak perlu waktu yg lama, mereka langsung merespon. Dugaan ku benar, mereka tidak nyaman dengan LO itu. Mereka beri banyak catatan2 yg sifatnya bukan lagi redaksional, tp substansial. Sangat substansial. Mereka juga minta agar LO disesuaikan saja seperti LO yg dibikin seorang profesor. Lalu di bagian akhir catatannya mereka menulis, jika penyesuaian itu tdk dapat dilakukan maka perseroan tidak dpt menerima LO tersebut. Bahasa kasarnya: <i>nek awakmu gak gelem ngrubah LO mu, ak gak sudi mbayar raimu.</i><br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku lapor ke bosku yg juga profesor tentang respon itu. Aku sudah duga reaksinya: tolak!. Katanya ini masalah integritas. Tugas lawyer bukan untuk menyenangkan dan menjerumuskan klien. Profesorku itu menolak merevisi LO. Tidak ada satu kata-pun yg perlu direvisi. Konsekuensinya: fee 3 digit melayang! <i>Wkwkwk...</i><br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Beberapa bulan kemudian, aku baca berita direktur perseroan itu terjerat OTT KPK bersama bupati terkait suap perijinan proyek. Tak lama kemudian, perseroan juga digugat oleh konsumennya di banyak kota. Presisi seperti analisa bosku yg profesor itu. <br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku tersenyum bangga membaca berita itu. Bangga kepada profesor itu yg teguh. Bangga kepada kantorku yg ikhlas kehilangan fee 3 digit. <i>Wkwkwk...</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhYQliqOs7qnVV-fp1Tbef0ps7ePmgEg7ffjg4myrcEmmwP_A4grL3t8KFU7KqUA9EINb_yTIh-Qa8Wnw1r_lXRq-NRvd3BvCrRaUxryZ3YCHSS_UAO046Fy5qeLXb5KNES6GHjtw8RwSUVuiOaHZnAYXum4EuK4wm7SJUTaSzVj_ffCJkzkc49LE2tA/s6016/DSC_1858%20TD.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4016" data-original-width="6016" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhYQliqOs7qnVV-fp1Tbef0ps7ePmgEg7ffjg4myrcEmmwP_A4grL3t8KFU7KqUA9EINb_yTIh-Qa8Wnw1r_lXRq-NRvd3BvCrRaUxryZ3YCHSS_UAO046Fy5qeLXb5KNES6GHjtw8RwSUVuiOaHZnAYXum4EuK4wm7SJUTaSzVj_ffCJkzkc49LE2tA/w640-h428/DSC_1858%20TD.jpg" width="640" /></a></div></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;"><b>Ketemu lagi (2020)</b><br /></span><span style="font-family: georgia;">Klien lama yg sudah hampir 3 tahun tidak ada kabar, ketika rame2nya covid, tiba2 meminta waktu untuk bisa bertemu. Sepertinya ada masalah yg penting. Sebagai pengacara, aku senang mereka punya masalah. Di mata pengacara, masalah klien adalah rejeki. <i>Wkwkw..</i><br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Ternyata benar. Ada 4 perkara perdata sekaligus yg dia bawa. Dia digugat oleh suatu grup perusahaan yg sama secara sekaligus. Di PN Jakarta Pusat. Dia bilang, sebagai perlawanan, kemungkinan besar dia juga segera mengajukan gugatan balik. Bukan dalam bentuk rekonvensi, tapi gugatan baru sebagai penggugat. Di luar 4 itu, kemungkinan besar ada beberapa turunan gugatan secara sekaligus. Aku prediksi ini akan jadi pekerjaan panjaaang.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Klienku dan lawannya ini adalah pengusaha property elit di kawasan eks bandara. Beberapa proyek besar mereka tidak jalan. Potensi sengketa sudah dirasa sejak lama, tapi benar2 meledak ketika bisnis mereka mandek karena covid. Aku baru tahu, pengusaha kalau gabut ternyata gugat2an. <i>Wkwkwk..</i><br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku terlibat di penanganan perkara2 itu, tapi tidak penuh karena aku juga harus <i>handle</i> perkara2 di surabaya dan jaga gawang di kantor. 1 orang partnerku sampai harus <i>standby</i> di jakarta. Bahkan sampe harus berminggu2 tinggal di sana, sangking banyaknya pekerjaan yg harus ditangani di sana. Aku akan datang ke jakarta kalau ada pertemuan penting, atau sidang pemeriksaan saksi. Selebihnya komunikasi via online.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku sudah tidak ingat lagi detail perkara2 itu. Terlalu banyak dan njlimet.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Pernah suatu waktu (2021) aku sidang di salah satu perkara klienku itu. Agenda sidang pertama, pemeriksaan surat kuasa dan pembacaan gugatan. Aku sebagai tergugat. Itulah sidang dan perkaraku yang terakhir sebagai pengacara.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.</span><span style="font-family: georgia;"><br />Begitu majelis hakim masuk ke ruang sidang, aku terkejut. Aku sepertinya kenal dengan ketua majelisnya. Ya, dia adalah ketua majelis di perkara pidana yg aku tangani di PN Bangil. 13 tahun yg lalu. Perkara pertamaku. <b>I Made Sukereni</b>.<br /></span><span style="font-family: georgia;">.<br /></span><span style="font-family: georgia;">Aku sama sekali tidak mengenalnya. Aku juga tidak pernah bicara dengannya kecuali hanya pembicaraan di ruang sidang. Tapi entah kenapa, dia nongol di perkaraku yg pertama dan yg terakhir. <i>Wkwkwk...</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-64272890439478194062021-12-13T13:10:00.006+07:002021-12-27T12:13:00.040+07:00PCX Gold<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-rcNgr1gz72g/Ybbjj_VYwzI/AAAAAAAAZXY/4C6qR3ujgd0Q82LK3wmWZocdwNH5d9gswCNcBGAsYHQ/s1599/IMG_20211213_130627.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="899" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-rcNgr1gz72g/Ybbjj_VYwzI/AAAAAAAAZXY/4C6qR3ujgd0Q82LK3wmWZocdwNH5d9gswCNcBGAsYHQ/w360-h640/IMG_20211213_130627.jpg" width="360" /></a></span></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;">Honda PCX type ABS 150cc, warna gold, nomor rangka MH1KF2119JFXXXX395, nomor mesin KF21E3730XXX, dan nopol L2840XX. Tahun pembuatan 2018. Dipake sejak Juli 2018.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Itu adalah motor kelima yg aku pernah pake. Aku beli secara kredit dengan uang muka hasil penjualan motor honda mega pro. Setelah uang muka terbayar, motor itu baru datang dikirim setelah 3 bulan dipesan. Kata salesnya, harus inden dulu karena suplai dari pabrik tidak sebanding dengan permintaan konsumen. Maklum motor keluaran terbaru. Setelah 24 bulan, motor itu sudah lunas. BPKB sudah di tangan. </div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Body-nya semox. Matanya melotot. Bagasinya gede. Jok-nya lebar. Secara fisik, sejujurnya lebih macho Yamaha NMax, tp tentang kehalusan mesin dan kenyamanan, motor ini jauh lebih baik. Tarikannya halus. Remnya pakem. Suspensinya empuk depan belakang. Lampunya terang. Nyaman dibuat perjalanan jarak jauh. Bensinnya irit. Spedometernya informatif. Satu2nya kelemahannya adalah tarikan pertamanya yg kadang terasa berat dan gredek2. 3 tahun pemakaian hanya 1 kali rewel, itu pun karena kesalahanku. Di pengadilan tiba2 akinya mati gara2 parkir berjam2, aku lupa matikan lampu. Akinya langsung aku ganti yg baru. </div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">3 tahun aku pakai motor itu, masih 100% standar bawaan pabrik. Tidak ada modifikasi. Tidak ada cacat mesin fisik dan tidak pernah jatuh/kecelakaan. Servis rutin selalu di bengkel resmi Honda. Bensin pake pertamax, hanya sesekali saja pertalite. Pajak STNK selalu terbayar. Tidak ada catatan kena tilang. Tidak pernah di bawa ke tempat yang nggak-nggak.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Motor itu kini entah ada di mana, dan bagaimana nasibnya. Aku telah menjualnya, karena jarang dipake, dan BU.. </div></span><p style="text-align: justify;">.</p>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-90077769176250816282021-11-10T12:55:00.006+07:002021-11-10T21:19:32.356+07:00Welly Mengejar Keadilan<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i>Pembunuhan <a href="https://surabaya.tribunnews.com/2021/11/09/ahli-forensik-temukan-hal-tak-sinkron-di-tkp-pembunuhan-subang-dr-hastry-masing-masing-tidak-konek" target="_blank">Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu</a> (ibu dan anak) di Subang mengingatkanku tentang peristiwa pembunuhan di Simpang Teluk Grajakan-Malang, 17 tahun yang lalu. Korbannya sama: ibu dan anak. Pelaku dan motifnya juga sama: misterius.</i></span></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ZyMOr0oC8L8/YYtYoJzCkSI/AAAAAAAAY4E/TILmKzM6v70lyLOXddo5Zt9FZI6_uQOFQCLcBGAsYHQ/s1827/1636520692685.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1827" data-original-width="1002" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-ZyMOr0oC8L8/YYtYoJzCkSI/AAAAAAAAY4E/TILmKzM6v70lyLOXddo5Zt9FZI6_uQOFQCLcBGAsYHQ/w352-h640/1636520692685.jpg" width="352" /></a></div>Siang itu, tahun 2009, datanglah seorang laki2 tua (usia 61 tahun), berkepala botak dan berkumis tebal. Kulitnya legam. Matanya tajam. Bajunya kemeja, dengan 2 kancing atas dibiarkan terbuka. Celana hitam. Jalannya seperti terburu2. Dia ditemani seorang perempuan yg sepertinya jauh lebih muda.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Sepertinya mereka punya masalah serius yg ingin diadukan.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Laki2 itu mulai memperkenalkan diri. Namanya: <b>Welly S Aluman</b>. Dari namanya dan logat bicaranya, langsung kutahu, dia bukan orang Jawa. Dia lahir dan besar di Kepulauan Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah. Istrinya juga bukan orang jawa. Logatnya sangat jelas terdengar, orang batak. Namanya: Maria Purba.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Welly adalah seorang pelaut, dengan jam terbang yg cukup tinggi. Sekolahnya khusus nahkoda. Dia bekerja di sebuah perusahaan kapal di Makassar. Jabatannya kapten. Sekali berlayar, dia biasa tak pulang hingga berbulan2. Tugasnya menahkodai kapal tugboat penarik kapal tongkang. Rutenya, dalam dan luar negeri.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Sebagai seorang pelaut yg banyak hidup di laut, Welly memiliki watak yg keras. Itu sangat nampak jelas dari sorot matanya, kerut wajahnya, dan serak suaranya. Meskipun kelihatannya juga berwatak keras, istrinya-lah bertugas untuk menetralisir emosi suaminya yg kadang meledak2, juga menjelaskan penjelasan suaminya yg sering melompat2.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Terus terang, agak sulit aku untuk mempercayai begitu saja cerita mereka. Terlalu dramatis dan bombastis. Aku sering ketemu dengan calon klien model begitu. Ujung2nya mengecewakan. Aku punya teori: orang yang menggebu2 bercerita, apalagi <i>victiming him self</i>, 80% adalah membual dan omong kosong.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Tapi ternyata yg ini beda.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Dia terus bercerita. Sesekali aku mengajukan pertanyaan pemancing. Dia semakin semangat bercerita. Satu per satu bukti mereka tunjukkan untuk mengkonfirmasi cerita. Di situ, aku mulai goyah. Beberapa kliping koran ditunjukkan, dan hampir semua sesuai dengan cerita mereka. Aku semakin goyah. Sialan, orang ini tidak membual!</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Samar2 aku mulai ingat kasus pembunuhan ibu dan anak di Simpang Teluk Grajakan itu. Awal Agustus 2005. Waktu itu memang heboh kasus pembunuhan itu. Hampir semua tv dan koran memberitakan kasus itu. Waktu itu aku masih jadi tukang syuting. Sehari setelah pembunuhan itu terungkap, kebetulan aku lewat depan rumah itu. Banyak orang yg berkerumun di depan rumah, sekedar ingin melihat lokasi pembunuhan. Puluhan polisi yg sibuk memeriksa dan mengamankan TKP. Hampir semua orang membicarakan kasus itu, bahwa pelakunya adalah suaminya sendiri yg punya istri muda. Rumornya begitu. Tapi aku tidak terlalu tertarik untuk mencari tahu lebih dalam. Hanya samar2 saja aku tahu kasus itu.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Dari cerita Welly itulah aku tahu lebih detail peristiwa itu:</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Mujiati adalah istri sah Welly. Pernikahannya dengan Mujiati tidak dikaruniai anak. Mereka kemudian mengangkat anak, yakni Agna Rini Ismi. Karena ketidakharmonisan, awal tahun 2004, Welly menceraikan Mujiati. Perceraian itu meninggalkan harta bersama sebuah rumah yg cukup besar di Simpang Teluk Grajagan. Mereka sepakat untuk menjual rumah gono gini itu, agar hasil penjualan rumah bisa segera dibagi rata.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Datanglah seorang calon pembeli yg berminat membeli rumah itu. Konon dia adalah anggota polisi yg rumahnya tak jauh dari rumah Welly. Mujiati membuat kesepakatan dengan polisi itu. Ketika itu Welly sedang melaut. Calon pembeli itupun memberikan uang tanda jadi 10jt, dan menjanjikan pelunasan diserahkan bulan depan.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Minggu demi minggu berjalan. Tibalah bulan depan itu. Tapi tidak ada tanda2 calon pembeli itu melunasi sisa uang pembelian yg dijanjikan. Bulan depannya begitu lagi. Juga bulan2 berikutnya. Tak juga kunjung dilunasi. Sementara Welly dan Mujiati terlanjur menolak beberapa calon2 pembeli yg lain karena terikat dengan tanda jadi yg cuman 10juta itu.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Sampai suatu ketika Mujiati, atas permintaan Welly, memberanikan diri untuk menanyakan kelanjutan pembelian rumah kepada si calon pembeli itu. Dia tidak juga memberikan kejelasan. Malah, si calon pembeli itu meminta untuk sertifikat segera diserahkan dulu. Welly menduga sertifikat itu akan digunakan untuk pengajuan pinjaman di bank. Tapi Welly jelas menolaknya. Sebelum ada pelunasan, sertifikat tidak mungkin diserahkan.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;"><i>"Kalau situ gak kasih sertifikatnya, batal saja"</i> begitu kata si calon pembeli yg kesal mendengar penolakan Mujiati menyerahkan sertifikat.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Begitulah, akhirnya kesepakatan jual beli itu pun tidak ada kejelasan. Welly menganggap jual beli batal. Tapi masalah tidak selesai di situ, karena si calon pembeli itu meminta agar uang tanda jadi 10jt dikembalikan saat itu juga.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Berulang kali dia menagih. Tapi Mujiati tak menurutinya, karena merasa yg membatalkan kesepakatan itu dia sendiri. Lagi pula, Mujiati juga merasa dirugikan karena berlarut2nya pelunasan. Begitu banyak penawaran dari orang lain yg dia tolak.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Ketika transaksi itu dilakukan, Welly sedang bertugas di laut. Beberapa hari kemudian Welly pergi berlayar ke Sulawesi, sekaligus pulang kampung menemui Maria Purba, istri (barunya) dan anaknya di Luwuk. Transaksi penjualan rumah, diserahkan dan dilakukan sepenuhnya kepada Mujiati.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Hanya itu yg Welly tahu tentang transaksi jual beli rumah yg tidak jelas itu. Itulah satu2nya konflik dengan orang lain yg melibatkan Mujiati. Welly menduga dan yakin pembunuhan Mujiati terkait dengan konflik itu. Cerita itu telah diceritakan pada penyidik, tapi tidak pernah ditindaklanjuti. </div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Hingga pada suatu hari, ketika sedang mengantar anaknya ke sekolah, Welly tiba2 dijemput oleh 2 orang polisi dari Polresta Malang. Welly langsung diborgol dibawa ke kantor polsek Luwuk. Polisi itu menjelaskan Welly ditangkap karena dugaan pembunuhan. Mujiati ditemukan tewas mengenaskan di bak kamar mandi, dan Agna Rini Ismi tewas di kamar tidur bersimbah darah. Welly dituduh pelaku atau otak pembunuhan itu.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Welly jelas membantah tuduhan itu. Alibinya jelas, Agustus 2005 dia berada di Luwuk. Tapi Welly tetap harus dibawa ke Malang hari itu juga, untuk menjalani pemeriksaan. Dugaan motifnya sangat jelas dan sederhana, Welly ingin menguasai harta gono-gini. Itu juga yg banyak dibicarakan orang setiap hari: <i>"siapa lagi kalau bukan mantan suaminya sendiri?"</i>.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Berhari2 Welly harus menginap di polresta Malang, menjalani pemeriksaan, tanpa status yg jelas. Apakah saksi, apakah tersangka. Dia tidak memiliki pengetahuan tentang proses hukum, sehingga tdk terpikir untuk menanyakan itu ke polisi. Ia tidak didampingi siapapun.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Sampai kemudian penyidik kelihatan putus asa, tidak menemukan bukti bahwa Welly terlibat dalam pembunuhan itu. Tp Welly sudah terlanjur ditahan lebih dari 3 minggu di Polresta. Bukan saja ditahan, dia juga beberapa kali menjalani pemeriksaan secara supranatural dan hipnotis di kantor kepolisian. Keterangan yg dicari2: pengakuan; tak juga didapat meskipun ditanyakan di bawah alam sadar. Welly kemudian dilepas begitu saja. Seperti orang melepas kucing di pasar.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Maria Purba, istrinya, juga terkena imbasnya. Di depan rumahnya, banyak polisi yg melakukan penjagaan di depan rumah siang malam, setiap hari. Dia tidak tidak bisa kemana2. Dia seperti menjalani tahanan rumah.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Rumah di Simpang Teluk Grajakan sebagai lokasi kejadian, ditetapkan sebagai TKP dan dipasang <i>police line</i>. Tak seorang-pun dibolehkan masuk dan mengambil barang2 dari dalam rumah.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Proses pemeriksaan di kepolisian berjalan tanpa arah. Tidak ada bukti yg mengarah pada Welly sebagai pelaku atau otak pembunuhan. Welly memutuskan untuk pulang ke Luwuk. Untuk menenangkan diri. Juga menenangkan istrinya.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Lingkungan di sekitar rumahnya di Luwuk terlanjur memvonis Welly sebagai pembunuh. Hal itu jelas berpengaruh pada psikologis istri dan 2 orang anaknya. </div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Waktu terus berjalan. 4 tahun berlalu. Tidak juga ada kabar tentang pengungkapan kasus pembunuhan Mujiati. Welly sudah terlanjur dicap orang2 sebagai pelaku pembunuhan. Pembunuh berdarah dingin. Tidak manusiawi. Sadis. Brutal.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Welly bertekad untuk membersihkan namanya. Dan sekaligus mengurus rumah dan isinya yg bertahun2 disita kepolisian tanpa kejelasan. Dibawa-lah anak dan istrinya meninggalkan Luwuk, menuju Malang. Tujuan pertamanya adalah: LBH Malang.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Di situlah aku pertama kali bertemu dengan mereka.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Berbekal surat kuasa dari Welly, aku mengajukan permintaan kunci rumah. Awalnya polisi menolak dengan penuh drama, alasannya karena statusnya masih dalam sitaan, dll. Aku minta surat penyitaannya. Polisi berkelit. Intinya, aku menduga tidak pernah ada surat penyitaan itu. Aku ngotot tetap minta kunci rumah, atau aku akan persoalkan penyitaan itu. <i>Bergain-</i>ku semakin tinggi. Polisi tak berkutik. Kunci itu akhirnya diserahkan padaku.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Keesokan harinya, aku dan Welly datang di rumah lokasi kejadian. Itulah pertama kalinya rumah itu dibuka setelah bertahun2 sejak kejadian pembunuhan itu. Terus terang aku agak merinding masuk ke rumah itu.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Begitu pintu dibuka, nuansa horor langsung terasa. Rumah terlihat gelap dan lembab. Aliran listrik telah lama diputus PLN. Lantai rumah terlihat begitu banyak debu. Beberapa jejak kaki masih terlihat di lantai. Perabot2 masih tertata seperti rumah pada umumnya, tapi sarang laba2 ada di mana2. Aroma khas rumah kosong tercium.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Welly menguasai betul rumah itu. Dia tunjukkan dan jelaskan satu per satu ruangan. Lalu dia menuju ke kamar utama. Di kamar itulah Agna Rini Ismi ditemukan tewas di atas tempat tidur. Semakin merinding aku ikut masuk ke kamar itu, karena ruangan itu jauh lebih horor. Di lantai terdapat beberapa bercak, yg aku duga adalah darah yg mengering.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Di atas ranjang ada kasur lusuh, dengan bekas genangan darah yg sudah mengering di bagian tengah kasur. Di situlah jasad Agna Rini Ismi ditemukan, dan mungkin di situlah dia dieksekusi. Langsung terbayang2 bagaimana peristiwa itu terjadi. Aku tak berani lama2 di kamar itu.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Welly terlihat mencari sesuatu. Dia membuka beberapa laci dan lemari. Entah apa yg dicarinya. Lalu dia menuju ruang makan.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Di atas meja makan masih ada beberapa botol saos atau kecap yg sudah menghitam. Dia sempat buka kulkas yg tidak jauh dari meja makan itu. Ada beberapa sosis, telur, dan makanan yg sudah tidak jelas bentuknya, telah mengering dan menghitam. </div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Lalu dia menunjukkan bak kamar mandi di mana diberitakan Mujiati ditemukan tewas. Aku hanya mengangguk2, tak berani melihat.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Tidak sampai 30an menit aku dan Welly di dalam rumah itu. Welly mengambil kesimpulan: ada beberapa barang yg hilang. Yg paling dia ingat adalah TV dan sertifikat rumah.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Aku terpaksa harus mempersoalkan masalah ini. Terlalu banyak yg tidak beres dalam kasus ini. Beberapa penyidik aku laporkan di Propam Polda Jatim. Karena laporan itu, komunikasiku dengan penyidik2 itu menjadi tidak lagi nyaman dan cair.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Pernah suatu waktu aku datang ke kantor Polresta untuk mengirimkan surat untuk perkara yg lain, aku dipanggil salah satu penyidik dan didudukkan di suatu ruangan dikelilingi 3 atau 4 orang penyidik. Pintu ruangan ditutup rapat. Mereka menginterogasi dan menanyakan dgn nada menekan, apa mauku. <i>"Sederhana saja"</i> kataku, <i>"ungkap siapa pembunuh Mujiati dan kembalikan barang2 milik Welly"</i>. Tidak ada jawaban yg benar2 <i>clear</i> dari penyidik2 itu. Penjelasan mereka berputar2 dan cari2 alasan. Mereka tidak berhasil menekanku karena aku tenang saja di ruangan itu.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Setelah keluar dari ruangan itu, aku baru menyadari bahwa yg barusan terjadi di ruangan polisi itu adalah situasi yg kritis. Sesuatu yg buruk bisa saja terjadi padaku. Aku sendirian di ruangan itu dengan berat badanku yg hanya 45kg, dan dikelilingi 4 orang penyidik berbadan tegap dan bersenjata, yg secara psikis sangat emosional karena aku laporkan mereka ke Propam dan <i>blow up</i> di media.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Setelah mondar2ir di propam dan kirim surat kemana2, aku dengar penyidik2 itu akhirnya dijatuhi hukuman dan dicopot dari jabatannya. Aku tidak bangga dengan dihukumnya penyidik2 itu, karena itu bukan targetku. Yg penting adalah pengungkapan kasus dan pengembalian rumah milik Welly.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Sampai terakhir aku menangani kasus itu, pembunuhan Mujiati dan Agna Rini Ismi tidak juga berhasil diungkap. Tapi rumah, TV, dan sertifikat telah dikembalikan sepenuhnya kepada Welly. Welly sangat bersyukur itu sudah diserahkan. </div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Aku dengar Welly berusaha untuk menjual rumah itu. Tapi, aku tahu, tidak akan mudah menjual rumah itu. Siapa yg mau membeli rumah bekas pembunuhan?</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Aku dikasih gratis pun tidak mau..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-11465989483892395642021-10-27T09:38:00.003+07:002021-11-18T08:29:24.886+07:00Sejak Kapan Mencintai ? / Petualangan Jogja / 7<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><b>7. Petualangan Jogja</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Beberapa hari setelah wisuda, iseng2 aku daftar seleksi penerimaan pegawai BPN. Tak pernah terbersit sedikitpun keinginan untuk jadi pegawai BPN. Tapi, sebagai lulusan baru, rasanya berdosa jika aku tak ambil kesempatan ini. Setidaknya kalau tidak lulus, ini bisa dijadikan semacam try out sebelum mengikuti tes-tes yang lain. Ujian tes tulis akan dilakukan di kampus STPN, Jogjakarta.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-LF43FAc4sVA/YXi7MEcCoqI/AAAAAAAAYs0/KUs_IRWldCYjskbslqT1H2p0V_AyZAcsQCLcBGAsYHQ/s1600/Tugu-Jogja-Simbol-Kota-Jogja-Meltyan-Photography.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-LF43FAc4sVA/YXi7MEcCoqI/AAAAAAAAYs0/KUs_IRWldCYjskbslqT1H2p0V_AyZAcsQCLcBGAsYHQ/w640-h360/Tugu-Jogja-Simbol-Kota-Jogja-Meltyan-Photography.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: georgia;">Rencananya, aku akan berangkat dgn 2 orang teman sekampus. Laki2 dan perempuan. Pasangan yg lagi kasmaran. Lagi hangat2nya pacaran. Aku membayangkan akan menjadi obat nyamuk buat mereka. Senyamuk-2nya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Akhirnya aku punya ide untuk ajak Dia ke Jogja, meski Dia tidak ikut tes. Setidaknya aku tidak jadi obat nyamuk sendirian. Diam2 kubelikan 2 tiket kereta. 1 untuk aku, 1 untuk Dia. KA Sancaka. Kelas bisnis. Sengaja kutaruh 2 tiket kereta itu di atas meja, agar Dia terkejut. Ternyata tidak. Dia tidak tau itu adalah tiket kereta. Dia tidak pernah tahu bentuk tiket kereta kelas bisnis. Dikira itu struk pembayaran PLN.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Karena tiket sudah ditangan, terpaksa Dia mau ikut. Anggap saja jalan2. Dia belum pernah ke jogja. Aku juga belum pernah. Jadilah aku berangkat ke Jogja berdua dengan Dia. Sama2 belum pernah ke Jogja.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Rencananya, aku akan numpang nginap di rumah kontrakannya adiknya temanku yg kebetulan kuliah di Jogja. Tapi menjelang kereta berangkat di stasiun Gubeng, aku dapat kabar, adiknya temanku itu harus pulang ke Banyuwangi. Rencana nginap di rumahnya gagal total. Aku terancam nggembel di Jogja.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sepanjang perjalanan, di atas kereta, Dia diam membisu. Menenangkan diri. Tak banyak gerak. Seperti menahan sesuatu yang berat. Matanya terpejam, tapi tidak tidur. Makan tak mau, minum pun tak mau. Tak pernah kulihat Dia bisa terdiam selama itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Jam 9.30 malam nyampe di stasiun Tugu, Jogja. Keluar dari stasiun, tak tahu harus kemana. Pokoknya jalan saja, menyusuri jalan Malioboro yang mulai sepi. Masuk di belokan2, entah jalan apa. Sempat singgah di rumah sakit, siapa tau bisa ngemper di sana, pura2 jadi keluarga pasien. Tapi tidak berhasil. Tidak kondusif.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Jalan lagi, entah ke arah timur atau selatan. Belum ada google maps. Capek dan mengantuk. Istirahat sebentar di sebuah lapangan yg ada 2 buah pohon beringin. Mancari2 ide, nginap di mana. Kira2 sudah jam 12an. Terpikir untuk numpang tidur di masjid. Tapi tidak ketemu masjid yg pas.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Akhirnya menyerah. Aku putuskan untuk cari penginapan, hotel atau losmen. Cukup lama aku mempertimbangkan menginap di penginapan. Bukannya apa, duit yg aku bawa pas2an. Tidak ada budget untuk nginap. Tapi ini sudah darurat. Sudah terlalu malam. Terlalu capek. Besok pagi aku harus tes.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Keberanikan diri untuk buka kamar di suatu penginapan. Entah apa nama penginapan itu. Aku lupa, yang jelas dekat keraton. Harganya 140rb. 2 kamar 280rb. Ah, kemahalan. Duit tidak cukup. Ambil 1 kamar saja, single bed.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Akhirnya bisa istirahat. Aku tidur sekamar dengannya. Bukan cuman sekamar, tapi juga sekasur. Tapi percayalah, tidak ada peristiwa apapun malam itu meski tidur sekasur. Aku ngorok, dia tepar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Pagi2, sebelum dia bangun, kutanya2 receptionist angkutan umum yang menuju STPN. Eh, ternyata tinggal naik bis damri depan penginapan. Aku tanya, <i>"jauh nggak?"</i>. <i>"Lumayan"</i> katanya. Melihat gerakan alisnya, sepertinya yg dimaksud adalah lumayan jauh.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kubalik ke kamar, dia sudah mandi dan siap2 berangkat. Kupaksa dia untuk makan menu sarapan di penginapan itu, nasi goreng dan telur ceplok. Dia masih belum tahu seberapa jauh dan seberapa lama dia akan naik bis. Kalau aku kasih tahu, pasti dia tidak akan mau makan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Selesai makan, perjalanan pun dimulai. Bis sudah kelihatan dari kejauhan. Ku lihat dia sudah agak pucat melihat bis semakin mendekat. Ketika bis sudah di depan mata, dia tak punya pilihan lain. Ditariknya nafas panjang2, melangkahlah dia ke dalam bis. Melihat panjangnya tarikan nafasnya itu, sepertinya dia sudah tahu ini tidak akan mudah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Belum 2 menit bis berjalan, dia mulai klibatan. Dia gelisah. Dia mulai meraba2 tasnya mencari tas kresek. Aku mulai panik. Semakin panik ketika bis ngetem cukup lama di dekat pertigaan jalan, menunggu penumpang. Cukup lama. 10an menit. Bis jalan atau berhenti, sama saja efeknya buat dia. Sama2 bikin mabuk.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tak lama, yg ditunggu2 akhirnya datang juga. Dia muntah2. Nasi goreng dan telur ceplok, menu sarapan pagi tadi, tak lagi betah di lambungnya. Dia muntah dan mual2 sepanjang perjalanan. Tak ada yg bisa aku lakukan. Nasi goreng dan telor ceplok harus berakhir di tas kresek, dalam bentuk muntahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Begitu sudah sampai di tujuan, dia tak sabar langsung keluar dari bis. Dia lemas, tapi lega telah menyelesaikan perjuangan melelahkan 30an menit di dalam bis.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Singkat cerita, aku ikuti dan selesaikan tes tulis itu dengan susah payah karena tidak adanya persiapan yg cukup. Memikirkan bisa datang ke Jogja saja sudah cukup menyita energi. Tidak ada waktu untuk buka2 lagi buku tentang pertanahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Selesai ujian, aku langsung bermaksud pulang. Dengan diantar teman naik motor, aku menuju stasiun tugu. Sampe sana, ternyata hanya kereta bisnis dan eksekutif yg berangkat dari stasiun itu. Duitku gak cukup. Duitku hanya cukup untuk beli tiket ekonomi. Terpaksa harus pindah ke stasiun Lempuyangan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dari stasiun Tugu ke stasiun Lempuyangan, naik becak berdua. Jam 2an siang. Cuaca agak mendung, seperti mau hujan, tapi belum hujan. Angin sepoi2 dingin. Dia girang banget naik becak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sampai di stasiun Lempuyangan, langsung kubeli 2 tiket ekonomi. Aku lupa nama keretanya apa. Kereta datang kira2 2 jam lagi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Lapar, belum makan siang. Pasti dia juga lapar. Duitku semakin menipis pis. Tapi perut lapar tak lagi bisa ditahan. Ada penjual gudeg di dalam stasiun. Kubeli 2 bungkus nasi gudeg. Karena duit tinggal dikit, sengaja aku tidak pakai lauk. Gudeg saja. Eh, dia nylonong minta tambah telor.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Jam 4an sore, kereta datang. Perjalanan pun dimulai.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Seperti berangkat, Dia terdiam seribu bahasa sepanjang perjalanan. Menenangkan diri. Tak banyak gerak. Seperti menahan sesuatu yang berat. Matanya terpejam, tapi tidak tidur. Makan tak mau, minum pun tak mau. Baru dua kali ini kulihat Dia bisa terdiam selama itu. Waktu berangkat ke Jogja, dan sekarang pulang ke Surabaya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Karena ini kereta ekonomi, kereta beberapa kali berhenti di beberapa stasiun. Cukup banyak. Ternyata itu lebih menyiksanya. Setelah beberapa jam perjalanan, Dia semakin gelisah. Seperti kesakitan. Tapi tidak muntah. Nafasnya tersengal2.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku panik, tidak tahu apa yang harus kulakukan kecuali berusaha untuk menenangkannya. Tapi itu tak membantunya. Dia semakin gelisah, aku semakin panik. Puncaknya, tiba2 Dia seperti kejang2. Mengerang. Sesak nafas. Bahkan beberapa saat, seperti berhenti bernafas. Aku benar2 panik. Jantungku berdegup kencang. Duk..duk..duk..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Untungnya, tiba2 kereta berhenti di sebuah stasiun. Aku tidak tahu di mana. Aku langsung putuskan untuk turun. Kupapah Dia, sambil kubawa semua barangnya. Begitu turun dari kereta, kubaringkan Dia di kursi panjang. Disitu aku mulai tahu ini stasiun apa. Ada tulisan besar berwarna biru di dinding stasiun: Stasiun Kertosono.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Nafasnya masih tersengal2. Beberapa orang menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Aku mengiyakan, tapi aku biarkan Dia agar istirahat dulu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tak lama kemudian, kupapah Dia ke pintu keluar. Masih ada beberapa tukang becak yg mangkal di situ. Aku minta diantar ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Di atas becak, Dia masih lunglai. Antara pingsan dan sadar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tiba di sebuah rumah sakit (klinik atau puskesmas?), Dia dirawat seorang perawat. Perawat itu melakukan pemeriksaan, dan memberikan obat. Ada beberapa obat. Aku tahu Dia tidak bisa minum obat, dan pasti Dia tidak mau minum obat2 itu. Dia cuman minta air putih hangat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Susah payah kucari air hangat. Sudah larut malam, sudah banyak warung yg tutup. Aku terus mencari di sekitar rumah sakit. Cukup jauh, tapi akhirnya dapat juga. Begitu dapat, langsung aku kembali ke rumah sakit.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tiba2 aku punya ide. Aku masukkan obat pemberian perawat ke air panas itu. "Kalau dimasukkan air panas, pasti obatnya larut" pikirku. Pokoknya gimana caranya obat itu masuk ke perutnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Begitu nyampe, langsung keberikan air hangat itu. Dia langsung minum air itu. <i>"Wuueekk..."</i> Dia langsung memuntahkan air itu, <i>"air apa ini? Pahit!!"</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Siasatku terbongkar mentah2. Akibatnya, Dia tak mau lagi minum air hangat itu. Untungnya Dia tidak minta lagi air hangat lagi. Sudah agak mendingan. Dia cuman minta ingin istirahat. Ingin tidur.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ketika Dia tidur, aku sempatkan hubungi teman di Malang agar besok pagi menjemput di Kertosono dan antar ke Malang. Naik motor.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bangun tidur, dia sudah segar. Kepalanya masih agak berat, tapi sudah jauh mendingan. Padahal obat dari perawat tak ada satupun yg diminumnya. Dia cuman numpang tidur di rumah sakit itu. Pagi itu, Dia sudah cerewet lagi. Ribut lagi. Normal lagi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tak lama kemudian temanku datang dari Malang. Lalu mereka pergi ke Malang, naik motor. Aku pulang ke Surabaya, naik bis.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: x-small;"><i>sebelumnya || selanjutnya</i></span></div> <p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-40879147544092674072021-08-27T14:03:00.001+07:002021-12-19T08:06:56.828+07:00Datang Lagi Yang Ketiga<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sesungguhnya aku masih punya perasaan terkejut dengan kelahiran Syifa, yg lahir 11 tahun setelah kakaknya lahir. Selama ini aku mengira telah ditakdirkan menjadi orang tua anak tunggal. Tp aku hanya manusia yg cuma bisa berencana dan menebak2. Tuhan yg menentukan semuanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dalam perasaan yg masih terkejut itu, dan Syifa baru saja berumur 1 tahun; tiba2 istriku hamil lagi! </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">***</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Subuh itu, seperti biasa, aku bangun lalu bergegas wudhu pergi ke masjid. Istriku juga terbangun lalu hendak mematikan AC. Tp remote yg dicarinya, terjatuh di bawah tempat tidur. Karena buru2 ke kamar mandi, aku tak sempat mengambilnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ketika aku di kamar mandi, dia berusaha sendiri mengambil remote dgn merayap di bawah kolong tempat tidur. Di bawah kolong itu, katanya tiba2 kepalanya pusing berkunang2. Dia berhenti sejenak berbaring di kolong, sambil matikan AC dari kolong tempat tidur. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Paginya, dia pergi ke pasar membeli sayur dan ikan. Juga semangka. Setiba di rumah semangka itu diirisnya menjadi beberapa bagian. Dia baru ingat, di kulkas masih ada semangka yg kemarin dia beli tersimpan di kulkas. Dia makan beberapa potong semangka di kulkas itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tidak lama setelah itu, kepalanya pusing lagi seperti td subuh. Berkunang2. Dia tertegun, mengira dia sedang sakit suatu yg serius. Atau jangan2 karena makan semangka. Tp sepertinya bukan, karena sebelum makan semangka td, dia sudah berkunang2 di kolong tempat tidur.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Di google dia berusaha mencari tahu, gejala apa itu. Ada beberapa kemungkinan, kata google. Bisa karena darah rendah, kurang tidur, kelelahan, atau bisa karena adanya perubahan hormon tubuh misalnya kehamilan. Dia tidak bisa memastikan yg mana penyebabnya. Tp sama sekali tidak terpikir kemungkinan yg terakhir. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Hari demi hari berjalan, dia mulai menyadari dia belum datang bulan yg seharusnya setiap tgl 21, tp waktu itu sudah 31 Oktober 2020 belum juga datang bulan. Istriku belum 100% yakin keterlambatan itu karena hamil. Dia pikir mungkin karena faktor lain, ia tidak tahu apa..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sampai kemudian di memberanikan diri untuk membeli tespek, dan mencoba menggunakannya. Hasilnya: dua garis! </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Antara percaya tidak percaya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Terus terang selama ini memang aku tidak punya strategi untuk mempercepat atau menunda kehamilan. Aku bercinta dengan istriku seperti biasa. Tanpa pertahanan, dan tanpa strategi. Bercinta apa adanya. Polos. Waktunya keluar, keluarlah. Toh waktu itu, kehamilan Syifa membutuhkan waktu 11 tahun setelah kelahiran Sandi. Apa iya sekarang bisa langsung hamil. Kira2 begitu alam bawah sadarku..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ternyata kita salah. Dia hamil lagi. Aku tidak menyesal, aku hanya terkejut. Secepat itu kah.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bersamaan dengan kehamilan itulah, aku dinyatakan lolos seleksi. Dalam bayanganku proses seleksi dan penempatan akan tuntas sebelum istriku melahirkan, sehingga aku tetap dapat menemaninya melahirkan. Bahkan jika memungkinkan, istriku akan melahirkan ditempat aku ditempatkan nanti. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tapi aku salah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">SK penempatan datang begitu lambat, sedang perut istriku semakin membesar. Perhitungan dokter, istriku akan melahirkan 24 Juni. Aku sangat berharap prediksi itu benar, karena akhir Juni aku harus berangkat ke pulau seberang. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sambil menunggu akhir Juni, aku terus dampingi terus istriku. Aku jaga betul agar dia tidak terlalu capek. Sedapat mungkin aku kerjakan semua pekerjaan rumah, kecuali kalo aku harus berangkat ke kantor. Setiap pagi aku temani dia jalan pagi keliling perumahan, lalu lanjut belanja ke pasar. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tanggal 24 Juni pun tiba. Sedari pagi aku perhatikan dia, apakah ada tanda2 akan melahirkan. Aku siaga betul hari itu. Baju2 bayi dan baju ganti istriku sudah aku kemas di tas dan aku taruh di mobil. Bahkan kendi untuk ari2 pun sudah aku siapkan dan taruh di mobil. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tanda2 yg aku nantikan tak kunjung muncul. Istriku terlihat baik2 saja seperti kemarin. Sampai menjelang malam pun tidak ada gejala2 itu. Tanggal 24 Juni berlalu begitu saja. Bayi itu belum mau lahir. </span><span style="font-family: georgia;">Tanggal 25 Juni juga begitu. Tanggal 26 Juni pun begitu. Tidak ada tanda2 akan melahirkan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku semakin terjepit. Aku harus segera berangkat ke seberang untuk menghadap Ketua Pengadilan, koordinasi pelantikan. Akhir Juni aku harus sdh di sana, agar masuk bulan Juli semua sudah <i>clear</i>. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku diskusi panjang dengan istriku. Kita putuskan untuk aku berangkat tgl 27 Juni ke sana. Tidak ada pilihan lain. Istriku akan ditemani dan dijaga sama Uli dan istrinya, dan juga mungkin Aen dan suaminya.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Setiap hari aku pantau istriku via video call. Hari demi hari belum juga ada tanda2 akan melahirkan. Uli dan pasukannya sdh seminggu tinggal di rumah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-2J9vN6NsVzQ/YSdW1VDGdVI/AAAAAAAAXt8/DZrWJ5N-YN0CuHmpYqWSnWtw5PMuiN5FQCLcBGAsYHQ/s915/IMG_20210826_155405.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="915" data-original-width="576" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-2J9vN6NsVzQ/YSdW1VDGdVI/AAAAAAAAXt8/DZrWJ5N-YN0CuHmpYqWSnWtw5PMuiN5FQCLcBGAsYHQ/w402-h640/IMG_20210826_155405.jpg" width="402" /></span></a><span style="font-family: georgia;">Pada tanggal 3 Juli, jam 00:46 dini hari, Sandy kirim wa <i>"Bapak, mama dia sakit perutnya. Ini dia pergi ke rumah sakit diantar om Uli"</i>. Aku baru baca wa itu jam 3:32. Aku hanya membalas <i>"Bismillahirohmannirohim"</i>, karena aku sdh yakin istriku akan melahirkan malam itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku langsung telp Uli, tanyakan kabar istriku. Dia bilang <i>"Sudah melahirkan mi. Dia di dalam, aku ini lg di luar. Tp aku dengar sudah lahir mi"</i>.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Alhamdulillah.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku langsung ambil wudhu, lalu sholat tahajud.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Jam 4:11 Uli kirim foto anakku dan istriku. Mereka baik2 saja. Istriku tersenyum di atas ranjang yang ditirai plastik. Anakku sudah lahir, dengan berat 3,5kg panjang 49cm.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Terus terang aku agak kuatir kehamilan istriku kali ini. Seperti kehamilannya sebelumnya, dia hanya periksa ke dokter hanya 1 kali. Tidak pernah minum obat atau multivitamin apapun. Kali ini lebih bikin kuatir, karena dia melahirkan di musim covid.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku kuatir prosedur bersalin di masa covid ini ribet dan membuat dia tidak tahan. Cerita2 orang tentang persalinan jaman covid, membuat aku semakin kuatir. Tapi syukurlah semua berjalan baik2 saja, tidak seseram yg dibicarakan orang2.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ah, yg penting anakku sudah lahir. Istriku sehat. Meski sekarang aku jauh dari mereka. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku telah menyiapkan nama untuk anakku yg ketiga ini beberapa hari sebelum istriku melahirkan. Ide dasarnya dari Sandi. Dia usul: Syafa. Setelah aku renung2kan bagus juga Syafa. Kemudian aku olah, jadilah: Archasyafa Davira Elina. Semoga kelak dia menjadi perempuan pandai dan bijaksana.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Seperti bapaknya..</span></div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-59904703223612667602020-08-07T21:25:00.004+07:002022-12-13T10:02:52.912+07:00Datang Setelah 11 Tahun<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="background-color: white; color: #222222;">Dulu, kecemasanku hanya muncul ketika menjelang kelahiran. Ketika dia sudah merasakan kontraksi. Di ruang persalinan. Ketika dia berjuang berpeluh melahirkan (anak pertama). Aku persis disampingnya. Di situlah puncak kecemasanku. Saat itu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Sebelas tahun kemudian, ketika dia hamil lagi, aku bahkan sudah merasakan kecemasan ketika usia kehamilan masih 3 bulan. Tiba2 aku merasa kuatir. Tentang dia, juga tentang bayi yg akan dilahirkan.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Jika sebelas tahun yg lalu dia harus berpeluh2 begitu heboh ketika melahirkan, bagaimana nanti, ketika usia tak lagi muda. Tua banget sih belum, tapi seluruh informasi medis menyebutkan usia segitu termasuk usia yg rawan untuk melahirkan. Meski aku tau, ada banyak perempuan yg sukses melahirkan ketika usianya jauh lebih tua dari usia istriku. Mertuaku, misalnya. Tapi rasa was2 tetap terngiang2. Bagaimana jika dia dan bayinya kenapa2.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Selalu aku berdoa untuk istriku agar diberi kekuatan dan kemudahan dalam persalinan. Juga kesehatan dan perlindungan untuk sang bayi. Dalam kecemasan itu, waktu terus berjalan, tak peduli aku siap atau tidak. Persalinan yg ditunggu2 itu pun semakin mendekat, dan terus mendekat.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Sesuai dengan perhitungan HPL dari dokter, tanggal 27 Juli diperkirakan istriku akan melahirkan. Menjelang tanggal itu, persiapan fisik semakin intensif. Kegiatan jalan kaki di pagi hari, semakin rutin dan semakin jauh. Agar tak bosan, beberapa rute baru dilalui. Mulai dari di dalam kompleks cluster, tetangga cluster, tetangga perumahan, hingga tetangga desa. Mulai dari trek konvensional hingga trek semak belukar.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Kulihat dia juga jadi sering baca tentang artikel persalinan. Juga video2 yg ada di youtube. Diantaranya channel dari seorang bidan yg menjelaskan secara detail tentang persalinan. Terkadang kita nonton sama2.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Awalnya kita ingin melahirkan di Surabaya. Terserah di rumah sakit mana. Yang penting Surabaya. Semata2 untuk mempercantik penulisan tempat tanggal lahir si bayi kelak di akta kelahiran, KK, atau KTP. Tapi setelah beberapa kali survei sana2i, tidak ada yg klik. Tempatnya, juga harganya. Terakhir yg akhirnya kita sadari adalah jaraknya. Karena jarak bisa saja berbanding lurus dengan resiko untuk orang seperti istriku yg sensitif dengan mobil.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Akhirnya kita putuskan, tak harus surabaya. Yg penting adalah keselamatan dan kepraktisan. Dipilihlah ini: Klinik Almira Medika. Hanya 4 kilo dari rumah. Hanya 5 menit.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Ketika usia kandungan 7 bulan, kita sudah mendapat informasi A1 tentang jenis kelamin si bayi: perempuan. Bukan cuma jenis kelamin, kita juga dapat bocoran tentang wajahnya. Juga suara detak jantungnya. Aku girang. Senyum istriku terus mengembang sejak dari klinik hingga rumah. Bahkan sampai besoknya..</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Mempunyai (lagi) anak adalah hal yg tak pernah kita duga sebelumnya. Mendapatkan anak perempuan jelas semakin menyempurnakan kebahagiaan. Tak sabar menunggu hari kelahirannya.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Tanggal yg ditunggu2 itupun tiba: 27 Juli. Aku sengaja tak masuk kantor untuk memastikan bisa mengawal istriku kapan saja. Pagi jam 7, kuantar istriku ke klinik meski istriku belum merasakan tanda2 akan melahirkan. Setelah diperiksa, memang benar tidak mungkin akan melahirkan di hari itu. Tanggal 27 Juli yg ditunggu2 itu berlalu begitu saja tanpa peristiwa apapun. Aku maklum. Toh sejak awal dokter sudah menjelaskan tanggal 27 Juli adalah HPL: Hari Perkiraan Lahir. Perkiraan. Bisa maju, bisa juga mundur. Bisa juga seperti anak pertama: pas.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Penonton agak kecewa. Kakak ipar, Eni, yg sengaja menunda untuk pulang, sepertinya tak bisa mendampingi istriku melahirkan. Sudah hampir sebulan dia tdk masuk kantor. Tanggal 29 Juli akhirnya dia memutuskan untuk pulang tanggal 30 Juli.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Tanggal 30 Juli dini hari, istriku tiba2 merasa ada tanda2 akan melahirkan. Menurutnya, tanda2 itu juga muncul ketika melahirkan anak pertama. Keluar bercak darah. Eni yg sudah berkemas, sempat berpikir untuk membatalkan kepulangan.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="background-color: white; color: #222222;">Tapi setelah beberapa jam ditunggu, tanda2 itu tidak berlanjut. Beberapa artikel menyebut itu adalah </span><i style="color: #222222;">fake contraction</i><span style="background-color: white; color: #222222;">. Kontraksi palsu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Eni memutuskan untuk tetap pulang.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Karena eni sudah pulang, tidak ada orang lagi di rumah yg temani istriku kalau aku masuk kantor. Akhirnya aku putuskan untuk siaga (siap antar jaga) istriku. Gak cuman siaga, aku juga sibelmascucpirberrumsemlir (siap belanja masak cuci piring bersih2 rumah sembarang kaler). Tidak masuk kantor. Full di rumah.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Tapi tanda kelahiran tak juga muncul. Sudah 3 hari aku tidak masuk kantor. Tidak ada tanda2 pembukaan. Sementara ada beberapa pekerjaan yg harus aku kerjakan di kantor.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Tanggal 1 Agustus, hari kamis, aku terpaksa masuk kantor dengan tetap menyandang status siaga 1.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Jam 1 siang aku menanyakan kabarnya. Dia bilang baik2 saja. Aku agak tenang. Beberapa menit kemudian dia kirim wa, tapi langsung dihapus. Aku tak sempat membacanya. Aku mulai merasa was2. Sementara aku masih rapat dengan direktur.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="background-color: white; color: #222222;">Tidak lama kemudian, dia kirim wa </span><i style="color: #222222;">"aku naik grab aja ya, nanti km menyusul"</i><span style="background-color: white; color: #222222;">.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="background-color: white; color: #222222;">Astaga. Sepertinya ini beneran akan melahirkan. Sementara si direktur masih terus bicara. Aku sengaja tak merespon pembicaraannya, dengan harapan cepat selesai. Berhasil. Rapat selesai. Aku langsung ngebut pulang. Aku larang dia untuk naik grab. "</span><i style="color: #222222;">Tunggu aku saja</i><span style="background-color: white; color: #222222;">" kataku.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Sampai di rumah langsung berangkat ke klinik. Semua perlengkapan sudah aku siapkan sejak tanggal 27 Juli, tinggal kasih masuk mobil. Untung klinik tidak terlalu jauh dari rumah. Dalam perjalanan, dia tidak banyak bicara dan bersuara. Aku fokus menyetir.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Dia langsung masuk ruang persalinan dipandu seorang bidan. Kontraksi semakin kuat. Beberapa kali dia merintih kesakitan. Terkadang kontraksi menguat, terkadang menghilang.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Bidan terkejut ketika mendengar pengakuan istriku: tidak pernah periksa darah, dan tidak pernah konsumsi vitamin/obat. Sebagai suami, tiba2 aku merasa bersalah. Istriku memang sejak awal menolak diambil darahnya, juga minum obat macam2. Alasannya takut suntik, dan dulu waktu melahirkan sandy tak pernah begitu2 toh sandy bisa lahir dengan selamat dan sehat.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Bidan tidak memberikan pilihan lain. Harus periksa darah. Itu perintah dokter. Istriku tak bisa mengelak. Akhirnya mau diambil darahnya untuk diperiksa. Terpaksa mau.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Setelah hasil lab keluar, hasilnya sesuai prediksi si bidan. HB rendah. Bidan berusaha menjelaskan bahwa HB rendah itu berbahaya karena itu bisa menyebabkan pendarahan. Darah menjadi lambat membeku. Ini sangat serius.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><i style="color: #222222;">"Jadi, ibu harus diinfus"</i><span style="background-color: white; color: #222222;"> kata si bidan.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Spontan istriku menolak. Istriku tak mau diinfus. Takut katanya. Lagipula, selama ini dia memiliki keyakinan infus itu racun. Infus justru membuat orang tidak sakit menjadi sakit. Membuat orang yg sakit semakin sakit. Gak jelas argumentasinya apa. Pokoknya begitu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Cukup lama dia berkeras untuk tidak mau diinfus. Tapi si bidan juga berkeras, harus diinfus. Sebagai suami, aku berada di pihak istri. Tapi akal sehatku ada di pihak si bidan. Dengan akal sehatku, aku rayu istriku untuk mau diinfus. Dia tetap tidak mau.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Sampai pada suatu titik, si bidan mengancam akan menyodorkun form pernyataan penolakan tindakan medis dan tidak bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu. Istriku terjepit, sementara kontraksi semakin intensif. Akhirnya dia mau. Terpaksa mau.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Aku agak lega, dan berharap semua akan baik2 saja.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Dia merintih kesakitan menahan kontraksi yg semakin keras. Dia tidak mau baring. Dia sengaja ingin "menikmati" kontraksi sembil berdiri di samping tempat tidur. Begitu saran bidan yg dia lihat di youtube.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Beberapa kali dia mempermasalahkan infus. Menurutnya infus itu tidak berguna. Selangnya justru menghambat pergerakannya yg harus keluar masuk toilet. Jarumnya juga sangat menyakitkan. Berkali2 dia minta untuk dicabut saja. Aku melarangnya. Bidannya apalagi.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Kerasnya kontraksi berhasil mengalihkan perhatiannya pada ribetnya selang infus dan perihnya jarum infus. Dia semakin sering mengerang menahan kontraksi. Aku hanya berdua dengannya di ruang bersalin. Aku hanya bisa menenangkan. Si bidan entah kemana.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Dalam upaya menenangkannya, tiba2 kepalaku terasa berat, mata berkunang2, kaki lemas, dan susah bernafas. Seperti mau pingsan. Tapi aku tahan. Beberapa kali aku harus menjauh darinya. Membuka pintu dan menghirup udara segar. Lalu kembali lagi.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Entah karena aku melihat dan mencium darah. Entah karena tersugesti dengan rasa sakit yg dia rasakan. Entah kenapa bisa begitu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Hingga kemudian yang ditunggu2 datang juga. Air ketuban tiba2 pecah, ketika dia dalam keadaan berdiri. Sekitar pukul 18.30. Si bidan langsung sigap memapahnya untuk segera baring di ranjang. Perlengkapan persalinan langsung disiapkan. Aku tidak diminta keluar. Aku tetap ada di samping istriku.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Bidan beberapa kali berkomunikasi dengan dokter via telpon, melaporkan kondisi istriku. Si dokter masih sibuk menerima konsultasi rutin di ruang prakteknya.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Istriku terus mengerang. Dia terlihat lebih terampil mengatur pernafasan, tanpa dipandu bidan. Posisi baringnya juga terlihat profesional. Kedua lengan tangannya dijepit di belakang paha lalu ia menariknya. Semakin keras dia mengerang, semakin keras dia menarik. Itu adalah teknik otodidak yg dia pelajari dari youtube.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Mukanya memerah dan berkeringat. Matanya fokus mengumpulkan tenaga untuk ngeden. Rambutnya berantakan. Dia tak lagi mengeluhkan jarum dan selang infus. Aku persis ada di sampingnya, mencoba memberi semangat. Sesekali aku lap keringatnya yg menggenang di dahi dan hidungnya. Dalam hati aku terus berdoa.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Aku telah menyiapkan diri untuk mendampinginya hingga beberapa jam, setidaknya seperti ketika melahirkan sandy. Ketika dia beberapa mengerang cukup keras, aku menganggap itu hanya permulaan. Aku mengira akan lahir di atas jam 9. Kira2 2 jam lagi.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Belum 5 menit aku mengira, gestur dokter dan bidan semakin sibuk. Tidak lagi hanya menunggu. Mereka seperti sedang menarik atau memperbaiki posisi sesuatu. Mereka terlihat semakin sibuk.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Jam 8.15 akhirnya aku tahu sesuatu yg ditarik dan diatur2 posisinya itu adalah seorang eh sebayi perempuan. Kulihat bayi itu seperti "melompat" setelah bahunya sudah terlihat keluar.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Aku lega setelah beberapa saat setelah "lompat", bayi itu kemudian menangis. Bayi itu kemudian sedikit dibersihkan dengan handuk, lalu diserahkan ke istriku untuk dibaringkan di dada istriku. Bayi itu seperti menikmati posisi itu. Istriku tersenyum, sambil mengamati si bayi.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Bayi itu sudah punya nama sebelum dia lahir. Aku menyiapkan beberapa opsi dan kombinasi nama. Istriku minta diberi nama seperti film kartun india yg diputar di antv: Shiva. Aku setuju, asal penulisannya tidak begitu karena sepertinya Shiva itu diambil dari nama dewa hindu: Shiwa. Aku ganti dengan Asyifa. Lebih islam.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Secara arti, Asyifa adalah pengobat atau menyembuhkan. Asyifa juga merupakan salah satu nama lain dari Alquran, seperti halnya Alkitab, Alfurqon, dan seterusnya.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Untuk menyesuaikan format nama kakaknya, nama depannya adalah Archa, akronim dari Arif Icha. Lalu digabung. Jadilah: Archasyifa.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Mencari nama kedua dan ketiga yg sulit. Ada beberapa opsi, tp aku kurang sreg. Kadang sreg, istriku yg tidak sreg. Begitu juga sebaliknya. Hingga kemudian, di detik2 terakhir istriku usul nama keduanya adalah Adriana, diambil dari nama istri. Aku setujui saja meski kurang sreg. Nanti aku ganti lagi, pikirku.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Setelah ketemu nama kedua, persoalan muncul pada nama ketiga. Cukup banyak opsi sebenarnya, tapi selalu tidak bisa mufakat. Usulku selalu ditolak istriku. Usul istriku selalu kutolak. Hingga bayi itu lahir, nama ketiganya belum juga ketemu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Jadilah nama sementara yg tertulis di Surat Keterangan Lahir adalah: Archasyifa Adriana. Ah, yang penting ada dulu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Beberapa hari setelah kelahiran, aku masih mencari2 nama kedua dan ketiga. Istriku usul: Archasyifa Adriana Medica. Medica diambil dari nama belakang tempat bersalin: Almira Medica.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Aku gak setuju. Kurang sreg. Kalau mau ambil nama tempat bersalin, harusnya ambil Almira-nya dong, bukan Medica-nya. Kalau misal lahir di Rumah Sakit Siloam, masak mau dikasih nama rumah sakit?</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Setelah utak2ik sana2i, akhirnya aku putuskan menjadi: Archasyifa Andira Maida. Istriku setuju, meski tidak 100%. Tak apalah. Cepat2 langsung kuurus akta kelahirannya, sebelum dia berubah pikiran lagi.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Kenapa Andira Maida? karena aku sering membayangkan dan berharap dia akan menjadi perempuan yg cerdas, berani, dan tegas.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><span style="font-family: georgia;">Seperti mamanya.</span></span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-kmzAwgPSp34/Xy1imirgyrI/AAAAAAAAPH4/qri0AVcDlf8mrMM0ZRRF3nZlTrRF_6SXgCLcBGAsYHQ/s2048/IMG_20191215_124421.jpg" style="display: block; padding: 1em 0px;"><span style="font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="2048" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-kmzAwgPSp34/Xy1imirgyrI/AAAAAAAAPH4/qri0AVcDlf8mrMM0ZRRF3nZlTrRF_6SXgCLcBGAsYHQ/w640-h360/IMG_20191215_124421.jpg" width="640" /></span></a></div><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span><p></p>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-11964609114342731782019-07-05T15:56:00.002+07:002019-07-19T09:51:37.913+07:00Gelisah Riba<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Beberapa hari ini aku banyak <i>browsing</i> pengajian2 tentang riba di youtube. Aku juga baca beberapa artikel tentang riba. Menarik. Sudah lama aku <i>tau</i> tentang riba, tapi hanya sebatas bahwa riba itu dilarang. Itu saja. Tidak pernah kepo untuk lebih <i>tau</i>.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">.</span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
<span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Ternyata riba sudah lama menjadi tema yg banyak dibicarakan di banyak tempat dan tersimpan di channel2 youtube dgn <i>viewer</i> jutaan. Narasi dan intonasinya macam2. Ada yg frontal, ada yg kalem, ada yg ngambang, ada yg kongkret, ada yg solutif, ada juga yg kompromis. <i>Searching</i> saja "riba", langsung muncul ratusan video dgn gaya bahasa masing2 ustad dan pembicara.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Selama ini aku sibuk <i>youtubing</i> ttg bagaimana membuat kolam koi, dan tutorial membuat taman minimalis, ternyata di youtube mereka sejak lama sibuk <i>ngomongin</i> riba.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-jKwGNIM3PTU/XR8QtCdE7qI/AAAAAAAALcg/p8UWPYU5G7cncPlSv7PvmmvED0-nSGfjgCLcBGAs/s1600/file-20190115-152968-32dwx7.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="668" data-original-width="1356" height="314" src="https://1.bp.blogspot.com/-jKwGNIM3PTU/XR8QtCdE7qI/AAAAAAAALcg/p8UWPYU5G7cncPlSv7PvmmvED0-nSGfjgCLcBGAs/s640/file-20190115-152968-32dwx7.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Pembahasan tentang riba umumnya dimulai dengan ilustrasi bahwa riba jaman <i>now</i> telah bermetamorfosa menjadi bunga bank, <i>leasing</i>, kartu kredit, KPR, deposito, simpan pinjam, dan hampir semua produk bank. Bahkan ada juga yg bilang, bank dan riba adalah identik. Bank adalah riba, dan riba adalah bank. Standar riba sudah sebegitu tinggi bagi beberapa orang.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Jika standar riba sudah sampai pada level mengharamkan bank, rasa2nya tidak ada yg selamat dari dosa riba. <i>Lha wong</i> semua transaksi keuangan kini melibatkan bank. Bayar tagihan listrik, air, biaya sekolah, gaji, pajak, tiket, dan lain2, sampai bayar tilang pun kini harus lewat bank. Bahkan uang pun adalah produk bank. Sampai2 ada beberapa ustad yg menyerukan untuk mengganti uang dgn emas/dirham sebagai alat transaksi. Sampai segitunya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Kegelisahanku tentang riba tentu tidak sampai sejauh mengharamkan bank. Tidak. Kegelisahanku hanya sebatas apakah pinjaman di bank itu riba atau tidak?</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Syukurlah, aku dan istriku tidak pernah punya kartu kredit. Jadi kalau ada yg bilang kartu kredit itu riba, aku gak pusing. Bahkan sebenarnya kita tidak terlalu suka berhutang jika tidak penting2 amat. <i>Sangking gak</i> sukanya berhutang, istriku sering gak jadi beli barang hanya gara2 penjualnya <i>gak</i> punya kembalian trus penjualnya bilang <i>"bawa aja dulu, bayarnya nanti aja"</i>.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Meski tidak suka berhutang, kita tidak anti hutang. Untuk keperluan yg penting dan kepepet kita terpaksa berhutang. Misalnya: untuk rumah dan kendaraan. Untuk beli rumah dan kendaraan tak mungkin berutang pada keponakan, sepupu, atau keluarga lainnya. Mestilah kepada bank, yg tentu saja berbunga.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Begitu banyak ceramah2 yg menyebutkan pinjaman di bank, apapun bentuknya, adalah riba. Yg memakan, yg memberi, yg mencatat, dan yg menyaksikan transaksi riba pasti terkena dosa riba. Pergulatanku tentang riba semakin mendalam karena aku menyadari bahwa aku telah terlanjur masuk ke dalam gurihnya pinjaman bank. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Aku mulai menyalahkan diri sendiri, muncul penyesalan, dan rasa takut. Tapi terkadang aku juga berusaha mencari2 alasan pembenar untuk mengurangi perasaan bersalah. Misalnya: inflasi, tidak ada pilihan lain, kebutuhan, kapan lagi, semua jg ambil, dll. Aku tidak saja mencari sumber2 yg mengharamkan pinjaman bank, aku juga mulai berusaha mencari sumber2 yg memperbolehkan pinjaman bank. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Kabar baiknya, aku menemukan keduanya. Artinya pendapat yg menyebutkan pinjaman bank identik dengan riba ternyata tidak bulat. Keduanya memang setuju kalau riba itu haram, tapi apakah pinjaman bank itu adalah riba, ada perbedaan pendapat. Ada yg mutlak mengharamkan, tapi ada yg menyebutkan dibolehkan. Ada juga yg bilang <i>subhat</i> (tidak jelas hukumnya). Ini sedikit meredakan kegelisahan batinku. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Yg mengharamkan bilang bahwa segala pinjaman yg pengembaliannya ada kelebihan, itu adalah riba. Bentuk kelebihan itu bisa berupa bunga, denda, komitmen, atau bentuk kelebihan lainnya. Itu jelas riba. Kurang lebih begitu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Yg membolehkan bilang bahwa ciri utama riba adalah eksploitatif. Pinjaman bank tidak ada unsur eksploitasi. Bunga yg dikenakan bukan bunga yg semau bank, tapi berdasarkan standar yg ditetapkan negara (BI) serta kesepakatan. Penetapan standar bunga bank adalah bentuk perlindungan negara untuk menghindari dari praktek eksploitasi. Kurang lebih begitu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Yg berpendapat <i>subhat</i> bilang bahwa pada jaman nabi belum ada praktek perbankan. Praktek riba pada jaman dahulu berbeda dgn praktek perbankan. Kurang lebih begitu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Perbedaan itu sedikit mengurangi kegelisahanku tentang status pinjaman bank-ku. Setidaknya ada harapan bahwa itu bukan riba.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Meskipun ternyata pinjaman bank dianggap bukan riba, aku sepakat bahwa apapun bentuk hutang dan kepada siapapun hutang itu diberikan, hutang itu pada dasarnya kurang baik. Harus dihindari. Harus dikurangi. Dan, harus dilunasi.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Hidup sederhana adalah solusi terbaik menghindari hutang, baik hutang riba maupun hutang non riba. Aku sudah minta istriku untuk tidak lagi berhutang ke bank setelah cicilan rumah dan kendaraan lunas. Istriku setuju. <i>"Memang kita mau hutang di bank untuk apa lagi?"</i> dengan nada agak sombong.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div class="yj6qo" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">
</div>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-10237320335305680962019-06-04T20:34:00.002+07:002019-06-26T14:36:33.940+07:00Prestasi Puasa<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sejak SD kelas 4 sebenarnya aku sudah mulai puasa, tapi <i>bogang2</i>. Sebelum kelas 4 hanya puasa <i>bedhug</i>. Adhan Dhuhur <i>buko</i>, lalu sambung puasa lagi sampe Maghrib. Kelas 1 SMP aku mulai bisa sebulan penuh. Sampai maghrib. Sebulan penuh. Bukan cuman puasa, aku juga terawih dan tadarus setiap hari, hingga larut malam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jika prestasi puasa diukur dari berapa banyak amalan, rasanya puasa masa2 SMP (dan awal2 tahun SMA) adalah prestasi puasa terbaikku yg belum terpecahkan hingga saat ini. Itulah fase dimana aku berada pada lingkungan yg mendukung untuk maksimal di bulan Ramadhan: teman ngaji.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><i>Pasca</i> fase itu, prestasi puasaku mulai menurun seiring dengan perubahan lingkungan pertemanan. Aku tetap puasa sebulan penuh, tapi kegiatan lain, seperti teraweh dan tadarus, mulai kendur. <i>Bogang2</i>.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Terhitung sejak pertama kali aku bisa puasa penuh hingga sekarang ini, baru sekali aku sengaja <i>mokel</i> puasa. Waktu itu aku harus berdesak2an di pelabuhan ketika mudik di kampung istri. Tahun 2011. Siang hari yg terik dengan membawa beberapa tas besar. Uyel2an dengan ratusan orang. Aku merasa gak yakin kuat, akhirnya dengan sadar aku memutuskan mokel. Ada perasaan menyesal setelah peristiwa mokel itu. Perasaan yg masih terasa sampai sekarang, karena tanpa mokel pun sebenarnya waktu itu aku tidak akan sampai pingsan, apalagi tewas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Karir puasaku ternoda dengan skandal mokel di pelabuhan itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Beberapa tahun belakangan ini, perlahan aku mencoba untuk mencapai prestasi puasa masa SMP dulu. Belum bisa melampaui, tapi setidaknya mendekati. Puasa yg baru selesai beberapa jam yg lalu termasuk yg telah berusaha mendekati. Semakin mendekat dibandingkan puasa tahun kemarin. Alhamdulillah, ini patut disyukuri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-bNoEwquxLIU/XRMdPwDCwaI/AAAAAAAALZ4/yX4dmpZ03kgsgg2w_TrLooHkVD51ALZIQCLcBGAs/s1600/IMG_20190601_164909.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-bNoEwquxLIU/XRMdPwDCwaI/AAAAAAAALZ4/yX4dmpZ03kgsgg2w_TrLooHkVD51ALZIQCLcBGAs/s640/IMG_20190601_164909.jpg" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Yg juga perlu untuk diyukuri bulan puasa tahun ini adalah: untuk pertama kalinya, Sandi puasa sebulan penuh tanpa putus! Iya, dari imsak sampai maghrib. Sebulan penuh! Tahun kemarin dia sudah puasa sampai Maghrib, tapi cuman beberapa hari saja. Puasa penuh dalam sebulan itu jelas merupakan prestasi yg melampaui prestasi bapaknya yg baru bisa puasa penuh kelas 1 SMP.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ada hal yang sama antara puasa penuhku pertama kali dan puasa penuhnya Sandi pertama kali, yaitu: lingkungan yang mendukung.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Lingkungan yang mendukung yang pertama adalah: mamanya. Dalam kondisi hamil 7 bulan, mamanya, memberikan dukungan yang sangat penuh kepada Sandi untuk bisa kuat dan <i>enjoy</i> menjalani puasa penuh. Padahal dia sendiri tidak bisa ikut puasa. Dari hari pertama, hingga hari terakhir, dia adalah orang yang paling repot menyiapkan kebutuhan puasa. Belanja, masak, cuci piring, menyaji, bahkan menyuapi Sandi. Untuk memastikan Sandi makan dengan jumlah yang cukup, dia selalu menyuapi sandi, terutama makan sahur. Jika makan sendiri, dia kuatir makannya tidak banyak.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Lingkungan yang mendukung yang kedua adalah: teman2nya. Ada cukup banyak anak seumuran Sandi di perumahan. Hampir semua ikut puasa. Atau setidak-tidaknya ikut heboh. Main menjelang maghrib, berburu takjil di masjid, sholat maghrib, sholat teraweh di masjid, lalu main bola atau kembang api di lapangan. Suasana itu yang membuat Sandi tidak pernah merasa sendirian berpuasa. Semakin menjelang akhir bulan, dia semakin <i>enjoy </i>dan terbiasa.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Lingkungan yang mendukung yang ketiga adalah: TV. Setiap sahur, sambil disuapi, acara TV yang selalu dia lihat adalah Ini Talk Show. Begitu bangun, yang selalu diputar adalah acara itu. Aneh, padahal sebelum bulan puasa, dia nyaris <i>gak</i> pernah nonton acara itu. Selain Ini Talk Show, yang dia sangat nikmati adalah sepak bola: Liga Champion. Kebetulan selama bulan puasa, ada beberapa pertanding bola yang kebangetan seru-nya. Parade <i>comeback</i>. Dari fase perempat final, sampai final. Dia sangat menikmati, meskipun jagoannya, Barcelona, menjadi korban <i>comeback</i>-nya Liverpool.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<br /></div>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-41450332873584976732019-05-07T15:22:00.001+07:002019-05-08T04:47:39.494+07:00Tidak Cukup Sekuat Baja<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Punya rumah sendiri sering dikaitkan dengan simbol kemapanan dan kesejahteraan sebuah keluarga. Tapi sayangnya tidak semua orang dapat mewujudkan keinginan punya rumah sendiri. Timpangnya antara penghasilan dan harga rumah sering jadi penyebab utama. Semakin timpang, semakin mustahil punya rumah sendiri.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Tapi bagi sebagian orang, ketimpangan bukanlah alasan utama. Tantangan utamanya adalah tekad. Hanya dengan tekad yg sekuat besi baja dan sekeras batu karang yg bisa menguatkan diri menghadapi beratnya menanggung cicilan rumah. Bartahun2. Ini bukan cuma tantangan bagi suami saja, atau bagi istri saja. Ini tantangan bagi seluruh anggota keluarga: suami, istri, bahkan anak!</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Aku termasuk golongan orang seperti paragrap 2 di atas. Timpang, tapi aku bertekad. Istriku lebih bertekad lagi. Di atas kertas, aku tidak masuk kualifikasi penerima KPR. Pertama, entah karena alasan apa, pekerjaanku dikualifikasi </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">high risk</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">. Kedua, gajiku timpang dengan harga rumah. Dari simulasi KPR, gajiku nyaris identik dengan angsuran KPR sebulan, dengan tenor terpanjang sekalipun. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Menurut SOP, angsuran KPR tidak boleh lebih dari sepertiga gaji. Bukan karena kasihan, tapi bank kuatir </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">situ</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> nunggak bayar angsuran KPR. Kredit kemudian macet. Kalau banyak yg macet, bank bisa bangkrut. Kolaps. Kukut.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Di atas kertas, pengajuan KPR ku pasti akan ditolak. Karenanya, ada perasaan minder dan tidak percaya diri. Bayang2 penolakan bank itu terngiang2 di telinga, meski DP sudah nyaris terbayar lunas. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Sangking</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> minder-nya, aku </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">gak</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> PD menampakkan diri pada tukang2 yang mengerjakan rumah, dan mengaku sebagai pemilik rumah. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Tapi benar kata orang, bank tidak pernah punya agama. Dia tidak tahu bahwa rejeki bukan cuma dari gaji bulanan. Bank juga tidak percaya bahwa Tuhan memberikan rejeki dari segala arah yang tidak diduga2. Bank juga tidak percaya jika Tuhan itu maha berkehendak.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Alhamdulillah</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">, KPR-ku kini sudah masuk tahun kelima. Seperempat dari tenor KPR. Perjalanan masih panjang. Ikat pinggang masih harus dikencangkan. Keringat masih perlu diperas. Tulang masih perlu dibanting.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Melihat harga rumah sekarang ini membuat aku bersyukur diberi keberanian ambil rumah 5 tahun yg lalu. Harga rumah sekarang ini jauh lebih tidak masuk akal. Dengan luas hanya separuh dari rumahku, tp harganya sudah 2 kali lipat dari harga rumahku. Bahkan banyak yg 3 kali lipat.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Rasanya, tekad sekuat besi baja dan sekeras batu karang tidak akan cukup untuk bisa beli rumah sekarang ini. Perlu tekad yg sekokoh titanium, dan setangguh osmium.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">.</span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-30DG_4lTh0s/XNFAN1pzUoI/AAAAAAAAK_g/Leew72P0fZMKaPGjjJNJbOF5KhtUtU2wQCLcBGAs/s1600/03b284cb9f654e9e932e7ca95a67f189.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="765" data-original-width="1360" height="360" src="https://2.bp.blogspot.com/-30DG_4lTh0s/XNFAN1pzUoI/AAAAAAAAK_g/Leew72P0fZMKaPGjjJNJbOF5KhtUtU2wQCLcBGAs/s640/03b284cb9f654e9e932e7ca95a67f189.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small; line-height: 19.5px;"><br /></span></div>
<div class="yj6qo" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small; line-height: 19.5px;">
</div>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-10065918295343833072019-04-29T10:50:00.003+07:002021-11-18T08:30:11.547+07:00Sejak Kapan Mencintai? / Memenuhi Janji / 6<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"><b>6. Memenuhi Janji</b></span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Setelah akhirnya aku dinyatakan lulus dan akan diwisuda, aku tak berharap dia akan datang di wisudaku. Membayangkan pun tidak. Aku maklum </span><i style="color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">kalo</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> dia tidak datang, meski aku ingat betul dia pernah berjanji untuk datang di acara wisudaku. Janji karena kalah taruhan main panco di Manifest.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Sore itu, sebelum dia pulang kampung, di Manifest, aku beradu panco dengannya. Dia bertaruh, kalau aku bisa mengalahkannya, dia akan datang ke wisudaku. Aku tak mengejar taruhannya. Mau datang atau tidak itu terserah dia. Lagian, kurasa dia tak serius bertaruh. Ini murni masalah gengsi. Masak aku kalah panco lawan dia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Dia mengerahkan tenaganya. Aku juga. Dia ingin menang, tapi aku tak mau kalah. Dia ngotot. Mukanya </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">mrengut</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">. Matanya melotot. Lengannya mengeras. Uratnya membatu. Tapi aku tak peduli. Aku tetap yakin bisa mengalahkannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Setelah beberapa menit kubiarkan dia di atas angin, kulancarkan serangan mematikan tanpa ampun. Kubanting lengannya ke bawah. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">Jleeesssh</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">. Tangannya menyentuh lantai. Dia kalah. Aku menang. Dia mengaku kalah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Aku tertawa. Dia </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">mringis</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">. Gengsiku terselamatkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Aku tak merasa taruhan sore itu sebagai janji yang perlu dikenang, apalagi untuk ditagih2. Itu hanya untuk seru2an saja. Lagian, aku sadar tak mudah buat dia untuk kembali datang ke Malang hanya untuk sekedar menghadiri wisudaku, di akhir bulan Desember. 2003.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Tapi takdir berkata lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Awal desember, 2003, tiba2 ada kabar mengejutkan. Dia dinyatakan lulus tes tulis seleksi calon hakim di Makassar, dan harus mengikuti 1 tes lagi di Jakarta. Tak banyak yang berhasil lolos tes tulis itu. Dari ratusan, yang lolos hanya puluhan. Jika dia lolos tes itu, jadilah dia hakim.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">.</span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-dp3UmcbtCdA/XMZz-Y8UBBI/AAAAAAAAK7w/t9HexcSh4Oc9uIS-_Ixe5o2hxQKBqj6rwCLcBGAs/s1600/garuda.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://4.bp.blogspot.com/-dp3UmcbtCdA/XMZz-Y8UBBI/AAAAAAAAK7w/t9HexcSh4Oc9uIS-_Ixe5o2hxQKBqj6rwCLcBGAs/w640-h360/garuda.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Berangkat-lah dia ke Jakarta. Karena harus segera tiba di Jakarta, dia terpaksa harus naik pesawat. Tak mungkin naik kapal. Gak ke-uber. Tiket mahal gak masalah. Yang penting dia tiba di Jakarta tepat waktu. Awal bulan Desember dia berangkat ke Jakarta dari bandara Kendari. Walter Monginsidi. Sekarang namanya diganti bandara Haluoleo, sultan keenam Kesultanan Buton.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Setibanya di Jakarta, dia ikuti serangkaian tes. Dia berusaha agar bisa tembus dari tes itu. Tapi sayang, panitia seleksi menyatakan dia tidak lolos. Dia gagal. Meskipun gagal, dia tak terlalu kecewa. Biasa saja.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Selesai urusan di Jakarta, dia ingat punya 1 misi lagi yang harus diselesaikan di tanah Jawa ini: wisudaku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Dari Jakarta, dia nekad ke Malang. Naik Kereta. Dia tak pernah naik kereta sejauh itu. Itu akan jadi perjalanan yang melalahkan, dan mungkin menyakitkan. Tapi janji tetap janji. Dia bertekad untuk datang ke wisudaku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Belum sampai kereta di Malang, dia tak sanggup melanjutkan perjalanan. Biasa, mabuk. Dia terpaksa turun di Kandangan, Kediri. Setelah istirahat sesaat, dia melanjutkan perjalanan ke Malang naik ojek. Motor.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Tak ada yang menduga dia kembali lagi ke Malang. Aku pun tidak. Orang tuanya apalagi. Justru orang tuanya melarang dia ke Malang. Tapi dia <i>kapatuli</i>. Keras kepala. Dia tetap ke Malang, dan akhirnya bisa datang ke wisudaku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Lulus tes tulis calon hakim itu ternyata hanya perantara agar dia bisa datang ke wisudaku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div><div style="text-align: justify;"><br /><i style="color: black; font-family: georgia; font-size: small;">sebelumnya || selanjutnya</i></div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-2527358116066730992019-04-16T13:54:00.001+07:002019-04-16T14:26:57.542+07:00Menimbang Prabowo<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Investasi Prabowo untuk menjadi presiden bahkan sudah dilakukan besar2an ketika Jokowi belum menjadi walikota Solo. Tapi kini, untuk kedua kalinya, Prabowo harus </span><i style="color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">head to head</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;"> dengan Jokowi sebagai capres. Banyak yg menyebut, 2019 ini adalah kesempatan terakhir untuk Prabowo untuk bisa jadi presiden. Sekarang atau tidak sama sekali. Menjadi presiden, atau sejarah akan mencatat Prabowo spesialis capres.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Perjalanan karir pencapresan Prabowo memang telah berjalan cukup lama. Jauh lebih lama dari semua bacapres dan capres yg ada saat ini. Iklan2 ttg glorifikasi Prabowo sudah bertubi2 sejak 2004an. Di jam2 </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">prime time</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;"> dan halaman </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">headline</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">. Banner2 besar juga tersebar di jalan2 utama di banyak kota. Semakin menjadi2 setiap menjelang pemilu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Tidak ada bacapres dan capres manapun yang seserius Prabowo.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Prabowo kini terlihat lebih percaya diri. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Performance</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;"> kepemimpinan Jokowi selama 4,5 tahun yg biasa2 saja, bisa menjadi modal penting Prabowo untuk tampil menjadi solusi dan pembeda. Kepercayaan diri Prabowo-Sandi semakin berlipat2 karena tiba2 mendapat stigma pro Islam. Pasangan capres yang mendapat rekomendasi dari Ijtima Ulama (yg direvisi).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Ulama2 dan jamaah eks 212 berbondong2 mendukung Prabowo. Prabowo diyakini menjadi ambasador kebangkitan ummat Islam. Sebaliknya, Jokowi dianggap sebagai antagonis bagi ummat Islam. Apapun yg dilakukan Jokowi, bahkan ketika Jokowi memutuskan mengangkat KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres; tetap dianggap kurang islami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Tapi menurutku, Prabowo bukan anti-tesis dari Jokowi. Jokowi dan Prabowo berada pada dimensi kelebihan-kekurangan yg tidak saling melengkapi. Prabowo bukan solusi terhadap kekurangan Jokowi. Misalnya, jika memang Jokowi dianggap kurang Islami, Prabowo rasanya juga lebih tidak islami dari Jokowi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Visi Prabowo tentang Indonesia hanya dapat dilacak dengan kata2 heroik yg disusun entah oleh Prabowo sendiri atau orang2 di sekitar Prabowo. Orasi2 tentang kedaulatan, kebangkitan, kemandirian, macan asia, dsb, belum pernah dibuktikan Prabowo. Belum ada jejak </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">track record</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;"> yg merekam aplikasi orasi2 itu. Perjalanan masa kampanye justru menunjukkan Prabowo memiliki kontrol emosi yg kurang baik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Belum ada rekam jejak kepemimpinan Prabowo di pemerintahan sipil. Terhitung sejak tahun 2004, sudah 15tahun Prabowo ngebet jadi presiden. Tapi sayang selama 15 tahun itu, Prabowo tampil menjadi oposisi hanya menjelang pencapresan. Selebihnya, Prabowo terlihat lebih menikmati hidupnya di istana megahnya bersama kuda2nya. Akibatnya, menjelang pencapresan dia harus ngos2an membangun citra. Untung ada Sandiaga yg punya stamina luar biasa untuk mengangkat popularitas Prabowo-Sandi di seluruh penjuru Indonesia.<br />
.<br />
Paradoks yg agak ironi adalah Prabowo seperti sengaja memainkan sentimen2 keislaman, atau setidak2nya menikmati sentimen2 agama dilekatkan padanya. Mengutip pernyataan Yusril dan Anies, nyaris tidak ada jejak Prabowo dalam gerakan2 keislaman. Prabowo bahkan hidup di lingkungan keluarga Kristen.<br />
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Tentu tidak elok mempersoalkan religiusitas Prabowo. Tapi seharusnya Prabowo perlu konsisten dan menegaskan DNA aslinya adalah sebagai patriot yg nasionalis. Menurutku itu jauh elegan dan <i>gantle</i> Prabowo menegaskan status yang telah ia bangun sejak bertahun-tahun itu. Tapi karena untuk kepentingan menyerang religiusitas Jokowi, Prabowo seperti sengaja menyembunyikan jati dirinya dan memaksakan diri mengemban identitas baru: Islam.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-by7-AXMgBWU/XLVrFVtAifI/AAAAAAAAKzk/68kg8vU5su0E9W9bnOkRmPUaK-D0oFsMgCLcBGAs/s1600/Foto-14.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="754" data-original-width="1280" height="376" src="https://4.bp.blogspot.com/-by7-AXMgBWU/XLVrFVtAifI/AAAAAAAAKzk/68kg8vU5su0E9W9bnOkRmPUaK-D0oFsMgCLcBGAs/s640/Foto-14.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Tapi bagaimana pun, Prabowo juga memiliki kelebihan yg bisa menjadi pertimbangan untuk tidak memilih Jokowi.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<b>Orisinil</b></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Saya melihat salah satu kelebihan Prabowo adalah orisinalitas antara pikiran, dan ucapan. Jarak antara pikiran dan bibir Prabowo nyaris tidak berjarak. Dia ringan mengucapkan begitu saja apa yg ada di pikirannya. Seketika itu, tanpa banyak pertimbangan.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Banyak kata2 yg keluar dari mulut Prabowo adalah kata2 yang sebenarnya hanya perlu ada dalam pikiran, tapi tetap diucapkan Prabowo. Beberapa diantaranya terdengar fals. Misalnya ketika dia menyinggung tampang Boyolali, wartawan miskin, lulusan SMA jadi ojek online, menyalahkan presiden sebelum Jokowi, dll. Banyak yang tersinggung dengan ucapan itu. Banyak juga yang menggoreng ucapan itu untuk kepentingan politik. Apapun, itu adalah bukti orisinalitas Prabowo.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Prabowo tidak pernah terlihat punya beban untuk tampil jaim. Ia tampil apa adanya seperti yang dia ingingkan. Dia bisa serius, dia bisa bercanda, dia bisa menegur, dia bisa marah, dia bisa gebrak2 meja, dia bisa menbuka baju, bahkan dia bisa berjoget di arena debat capres!</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Bagi beberapa orang, hal itu adalah kelemahan Prabowo. Tapi menurutku itu adalah kelebihan: orisinalitas.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<b>Jiwa besar</b></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Prabowo besar di lingkungan militer yg keras. Dia punya pengalaman hidup di medan perang. Karir militernya melesat. Jejak penghargaan dari dalam dan luar negeri tersimpan rapi pada biografinya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Itu semua jelas membentuk karakter Prabowo yang masih tergambar jelas hingga sekarang. Dia begitu luwes dapat menghormati siapapun, bahkan kepada Jokowi yg telah menggagalkan ambisinya jadi presiden. Dia tak segan memuji prestasi Jokowi bahkan di forum debat yang secara teknis adalah kesempatan berharga untuk mempermalukan Jokowi.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Sebagai ketua umum Gerindra, cukup banyak tokoh yg telah diorbitkan Prabowo menjadi legislator, pemimpin daerah, bahkan Jokowi pun lahir karena <i>endorse</i> dari Prabowo. Tapi nyaris tak terdengar Prabowo menagih piutang politik kepada mereka, meski beberapa diantaranya "berkhianat" balik menyerang.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<b>Gagah</b></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Tentu masih banyak yg mengingat bagaimana penampilan Prabowo ketika ia masih berseragam tentara. Gagah, ganteng, dan berwibawa. Pada saat itu, Prabowo menjadi standar ketampanan laki2. Dengan standar ketampanan jaman <i>now</i> pun, ketampanan Prabowo saat itu masih di atas rata2. Prabowo jauh lebih ganteng dibandingkan Al, atau artis terganteng jaman <i>now</i>.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Sisa2 ketampanan Prabowo masih dapat dilihat hingga kini. Ketegasan dan kewibawaannya jelas masih terlihat. Jika saja menjadi presiden diukur dari penampilan, aku tak ragu untuk memilih Prabowo sebagai presiden. Terkadang saya membayangkan betapa pantasnya Prabowo tampil menjadi presiden. Wajah dan perawakannya sudah sangat presiden.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<b>Pengetahuan</b></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Sebagai seorang yg lama hidup di dunia militer dengan strata pangkat yg cukup tinggi, Prabowo tentu mendapat asupan gizi pengetahuan yg luas. Apalagi tentang kemiliteran. Pergaulan yg internasional semakin membuat Prabowo matang secara keilmuan. Prabowo bahkan sempat tinggal di luar negeri cukup lama, sebelum akhirnya pulang kampung untuk menjalankan bisnis dan akhirnya terjun ke dunia politik.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Kemampuan bahasa Inggrisnya sangat bagus. Bahasa Inggris seperti menjadi bahasa kedua. Konon Prabowo juga menguasai bahasa Arab, Jerman dan Belanda.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Referensinya cukup banyak, karena dia sangat hobi membaca buku. Hobi itu akan sangat terlihat ketika dia menyampaikan orasi2 verbal yg disampaikan pada pidato2nya. Dia sanggup menguraikan pokok2 pikirannya secara langsung tanpa teks atau <i>prompter</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dukungan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Di akhir masa2 kampanye, tiba2 Prabowo mendapat gelombang dukungan dari beberapa tokoh terkenal. Meski masih didominasi kaum Islam, dukungan kepada Prabowo juga datang dari kelompok profesional, salah satu yang paling menarik adalah dari Dahlan Iskan.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dahlan Iskan adalah salah satu pendukung Jokowi pada tahun 2014. Jokowi dan Dahlan Iskan memiliki beberapa kemiripan karakter. Bahkan salah satu slogan Dahlan Iskan dipakai Jokowi tanpa ada modifikasi: kerja, kerja, kerja. Dahlan Iskan sempat diyakini akan masuk anggota kabinet Jokowi.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi pemilu saat ini, Dahlan Iskan merubah haluan dukungan. Ia kini mendukung Prabowo. Dukungan itu diberikan karena Dahlan Iskan kecewa dengan kinerja ekonomi pemerintahan Jokowi. Dia kini berharap Prabowo dapat mewujudkan perbaikan ekonomi yang lebih baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dukungan Dahlan Iskan tentu akan memberikan tambahan suara buat Prabowo, karena Dahlan Iskan dikenal memiliki cukup banyak pendukung. Meskipun Dahlan Iskan belum pernah secara eksplisit mengajak pendukungnya untuk ikut mencoblos Prabowo, diyakini pendukung Dahlan Iskan akan secara sukarela memberikan suara untuk Prabowo.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-53488379088153658152019-04-09T12:43:00.000+07:002019-04-14T06:45:59.269+07:00Merah Biru Rapot Jokowi<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Skala 1-10, aku beri nilai 5,5 saja untuk 4,5 tahun pemerintahan Jokowi. Nilai 5,5 adalah nilai yg cukup buruk untuk sosok yg ketika 2014 yg lalu telah menciptakan ekspektasi tinggi sebagai presiden yg merakyat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ekspektasi itu sengaja diciptakan oleh Jokowi sendiri dengan harapan memberikan keyakinan pada rakyat untuk memilihnya. Sebanyak2nya. Dan setelah 4,5 tahun ini berjalan, ekspektasi itu justru menjadi sumber kekecewaan beberapa orang pendukungnya, apalagi penolaknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jokowi ternyata tak semegah bayangan orang. Dia maksimal hanya di beberapa titik, tapi keteteran di lebih banyak titik yang lain. Jokowi terlihat tidak <i>in charge</i> di berbagai isu yg justru bersentuhan langsung dengan rakyat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Penegakan hukum misalnya. Jokowi seperti tidak pernah hadir dalam isu ini. Kepolisian dan terutama kejaksaan, sering digunakan sebagai alat politik. Polisi lebih reaktif kepada oposisi. Kejaksaan terlihat seperti kantor cabang partai metrotv. Jokowi tak pernah terlihat melakukan sesuatu untuk memperbaiki masalah ini. Beberapa orang menyebut, tidak berdaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tentang ekonomi, aku lebih sering menemui dan mendengar orang yg mengeluh daripada yg menikmati. Bertemu dengan pengusaha, direktur, manager, hingga pekerja lapangan; keluhannya nyaris sama: mengeluh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jokowi sering terlihat kurang presiden dibandingkan beberapa menteri, ketua parpol, dan beberapa orang kuat. Tak berdaya dengan manuver2 mereka. Jokowi sering gelagapan ketika harus dimintai klarifikasi beberapa kebijakan pemerintah yg sepertinya bukan dari Jokowi. Salah satu yg paling kentara adalah kebijakan impor. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jokowi tentu bisa berlatih keras agar terlihat menguasai seliruh persoalan2 bangsa ketika kampanye dan debat pilpres, tapi nyatanya, aku melihat dia tidak terlalu berdaya di dunia nyata.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-FRhKaSghqig/XKwwoza9PwI/AAAAAAAAKqs/1z9m8U47TE89-byVN5NGP0spdjkTBGQnACLcBGAs/s1600/images%2B%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="766" height="334" src="https://4.bp.blogspot.com/-FRhKaSghqig/XKwwoza9PwI/AAAAAAAAKqs/1z9m8U47TE89-byVN5NGP0spdjkTBGQnACLcBGAs/s640/images%2B%25281%2529.jpeg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tapi tentu ada kelebihan dan kekuatan Jokowi selama 4,5 tahun ini. Berikut 5 kelebihan yg harus diakui ada pada Jokowi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>1. Percaya diri</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sebelum dia resmi dilantik jd presiden, saya cukup kuatir dengan penampilan Jokowi di komunitas pemimpin dunia lainnya. Raganya yg kurus, dan wajah <i>ndeso</i>nya, aku bayangkan itu akan membuatnya terbanting dengan penampilan prima presiden negara lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Bahkan sekedar bersanding dengan Sby, aura jokowi benar2 terbanting. Urat2 wajahnya lebih mirip urat kepala desa. Cara berpakaian 11-12 dengan penghulu perkawinan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Aku benar2 tak bisa membayangkan dia akan bersanding dengan Trump, Putin, presiden China, Inggris, Prancis, bahkan dengan presiden Philipina.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ternyata aku keliru. Jokowi tampil begitu percaya diri, dengan aura, gesture, dan pakaian yg benar2 presiden. Ia berjalan beriringan dan sejajar dengan presiden2 dunia. Langkahnya tegap, wajah tegap, dan tatapan tajam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketika harus bersandingan dengan presiden dari negara besar sekalipun, dia tetap penuh percaya diri. Sama sekali tak terlihat urat2 ndeso di wajahnya. Senyumnya berkelas. Setiap sesi foto bersama, dia selalu berdiri di posisi startegis. Depan dan tengah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Dia sangat <i>matching</i> denga jas slim fit andalannya itu. Dasi merah atau biru, tetap membuatnya gagah. Dengan pakaian batik pun, jokowi tetap kelihatan berkelas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tapi sayang. Penampilan visual itu tidak berbanding lurus dengan penampilan verbal. Penampilan verbal jokowi sangat mengecewakan, dan bahkan: memalukan. Bahkan pada sesi dialog informal pun, jokowi sering harus menggunakan teks bantuan. Itupun dengan spelling inggris yang sangat <i>ndeso</i> dan gratul2.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Entah bagaimana jokowi tetap bisa percaya diri secara visual dengan kemampuan verbal seperti itu..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>2. Iriana dan keluarga</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Meskipun nyaris tak pernah berusaha tampil menonjol, Iriana adalah salah satu kekuatan jokowi. Iriana adalah ibu negara yg berkelas. Selalu tampil cantik mendampingi suami dengan elegan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Citra sebagai ibu negara benar2 bisa dijalankan dengan sangat baik oleh Iriana. Tampilan yg sederhana menjadi kekuatan Iriana, yg secara tidak langsung meneguhkan citra suaminya sebagai sosok pemimpin yg sederhana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Iriani tak pernah sekalipun membuat kegaduhan2 yg tidak penting. Nyaris tidak ada pemberitaan negatif tentang Iriana. Ia fokus menjalankan perannya sebagai ibu negara, juga sebagai istri; yang santun, rendah hati, sederhana, dan keibuan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">3 orang anak jokowi, 2 orang menantu, dan 2 anak cucu, juga menjadi kekuatan yg tidak dimiliki semua orang. Setidaknya Prabowo.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketiga anak Jokowi tidak ada yg berkecimpung pada dunia politik dan pemerintahan. 2 anak laki2 bahkan menggeluti bisnis yg jauh dari proyek2 APBN/APBD: martabak dan pisang nuget.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kehadiran Jan Ethes menggenapi aura keluarga bahagia Jokowi. Cucu pertama dari anak pertama itu, sering menyita perhatian media.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>3. Jalan tol</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Harus diakui, jalan tol (dan infrastruktur lainnya) adalah <i>legacy</i> terbesar pemerintahan Jokowi. Jokowi benar2 membuat perubahan besar pada sektor infratruktur jalan, terutama di pulau jawa. Belum genap 5 tahun memerintah, jakarta hingga pasuruan, telah tersambung jalan tol!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Para kampret, apalagi para cebong, kulihat sangat menikmati adanya jalan tol itu. Sering kudengar mereka dengan suka ria pergi ke madiun hanya untuk sarapan pecel madiun, lalu langsung balik pulang ke Surabaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Waktu tempuh Jombang ke Surabaya kini lebih singkat dari pada Ahmad Yani ke Mayjen Sungkono. Orang2 Kertosono pun kini lebih sering jalan2 ke Royal Plaza daripada ke alun2. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Harga2 perumahan di daerah pinggiran melonjak tinggi hanya gara2 kebetulan berlokasi di dekat pintu tol. Nikmat jalan tol akan terus dikenang hingga puluhan tahun ke depan sebagai buah karya Jokowi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>4. Susi Pudjiastuti</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Susi Pudjiastuti adalah rekrutan terbaik yang dilakukan Jokowi di jajaran kabinetnya. Susi adalah oase kerinduan terhadap citra Jokowi. Menteri yang benar2 mampu menunjang citra jokowi, dengan style yang otentik, berkarakter, dan berintegritas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Keberanian menenggelamkan kapal pencuri ikan, dan ketegasan pelarangan cantrang: adalah kebijakan Susi yang terbukti membuat maritim indonesia kembali berjaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Gaya komunikasi yg lugas, dengan suara yg serak, mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak pernah jaim bicara dengan nelayan. Dia bisa <i>petangkringan</i> di warung kopi meninggalkan semua identitasnya sebagai menteri. Bahasa jawanya yg kurang natural, justru menjadi kekuatannya ketika berkomunikasi dengan nelayan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>5. Kuis</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Yg kepo dengan karakter Jokowi, perlu stalking video kuis2 yg dibawakan Jokowi. Itulah gaya orisinal Jokowi. Kuis yg pertanyaan2nya terasa remeh itu justru sangat efektif menghibur banyak orang. Dengan kuis itu, Jokowi menampilkan kemampuannya melebur dengan rakyat kecil.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pertanyaan nama2 ikan, nama2 makanan, nama2 suku dll; adalah pertanyaan yang menantang bagi kebanyakan rakyat kecil. Melalui kuis itu, rakyat bisa bicara dengan presiden secara langsung, live, spontan, tanpa gimik, tanpa protokoler, dan tanpa batasan apapun. Rasa2nya belum ada presiden di Indonesia yg bisa seperti itu.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Begitu bangganya para peserta kuis bisa bicara langsung dengan presiden seperti itu. Bisa menjawab pertanyaan, dan yang lebih membahagiakan, dapat hadiah sepeda! Jangankan rakyat kecil, Raisa pun girang mendapat hadiah sepeda dari Jokowi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-76677868496962057582019-03-21T10:10:00.001+07:002019-03-21T11:44:48.869+07:00Bakat Poligami<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Setuju tidak setuju, suka tidak suka, poligami adalah praktek perkawinan yg dibenarkan dalam agama. Juga hukum negara. Intinya, poligami itu sah dan dilindungi. Sejak dulu. (Seharusnya) tidak perlu lg diperdebatkan.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Tapi nyatanya, poligami tetap terus jadi kontroversi. Di mata laki2, apalagi perempuan. Banyak yg menolak, tp banyak juga yg mendukung. Sebagian malah sudah menjalankannya. Ada yg diam2, ada juga yg terbuka. Bahkan ada yg lebih dari 2.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-6EdKHBh5Oyc/XJMVBrBoqKI/AAAAAAAAKeA/ldfvBk2e-LopOPUjD57IICoYg7tsqVVtACLcBGAs/s1600/sunset-hands-love-woman.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1068" data-original-width="1600" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-6EdKHBh5Oyc/XJMVBrBoqKI/AAAAAAAAKeA/ldfvBk2e-LopOPUjD57IICoYg7tsqVVtACLcBGAs/s640/sunset-hands-love-woman.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Meskipun perih, bagi sebagian perempuan, poligami harus diterima sebagai takdir bagi yg terlanjur menjalaninya. Sebagian yg lain memilih untuk pisah. Dengan segala resikonya. Tak sudi harus berbagi kepala keluarga. Juga berbagi dalam segala hal. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Konon, tak ada perempuan yg benar2 ikhlas dipoligami. Apapun alasannya. Tapi perempuan yg hidup dalam poligami dan memilih untuk bertahan tetap banyak jumlahnya. Dan mungkin akan terus bertambah.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Ada sebuah partai baru dengan gagah berani menolak poligami. Mungkin maksudnya biar kelihatan populis. Melindungi perempuan. Maklum partai baru. Tapi isu penolakan poligami itu ternyata tidak bisa masif. Perempuan yg coba mereka lindungi, ternyata tidak bereaksi. Biasa2 saja. Banyak yg memprediksi partai itu tidak akan bisa bertahan lama.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Itu menunjukkan poligami tidak bisa ditolak. Yang realistis dilakukan mustinya adalah edukasi poligami. Setidaknya mengingatkan. Bagi laki2, juga perempuan. Juga bagi yg belum tp berencana poligami. Juga kepada yg sudah terlanjur poligami. Misalnya, bahwa perkawinan, monogami maupun poligami, bukan sekedar bercinta. Bukan sekedar kelon.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Sebagaimana monogami, bercinta (dan pernik2nya) dalam poligami itu hanya sebagian kecil dari kegiatan suami istri. Tak lebih dari 2,5%. Bahkan banyak yg kurang dari itu. Selebihnya, adalah makan, tidur, kerja, nonton tv, berantem, sakit, dan kegiatan2 lain yg sama sekali tidak ada hubungannya dgn bercinta.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Aku <i>gak</i> pernah punya rencana untuk berpoligami. Selain tidak berminat, aku merasa <i>gak</i> punya bakat untuk berpoligami.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Selain niat yg benar, bakat adalah hal yang penting, karena poligami itu adalah relasi perkawinan yg rumit karena melibatkan 2 (atau lebih) perempuan secara bersamaan. Itu tidak mudah. Apalagi, pada dasarnya masing2 istri tidak ada yang benar2 ikhlas dimadu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Laki2 yg mampu membangun rumah tangga secara poligami dengan rukun, damai, adil, sesama istri saling menghormati, dan saling dukung; sungguh laki2 yang sangat berbakat dalam poligami. Skill tinggi. Salut. Salam hormat.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Sayangnya, aku nyaris belum pernah melihat ada poligami yg begitu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Kebanyakan adalah praktek poligami yg dibangun dengan pondasi perselingkuhan. Perselingkuhan dikemas dengan poligami. Motivasinya lebih ke birahi. Juga materi. Seolah2 pekawinan semata2 tentang ranjang dan uang. Tak peduli bagaimana perasaan istri tua. Terkadang, bahkan istri muda tidak tau kalau sudah ada istri tua. Terkadang sudah tau, tapi tak peduli.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Akhirnya, masing2 istri saling membenci dan menghujat.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa enaknya hidup begitu..</div>
</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div class="yj6qo" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small; line-height: 19.5px;">
</div>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-45437604731730051872019-03-18T10:06:00.000+07:002019-03-18T10:09:43.812+07:00Jebakan Tikus<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Tidak banyak tokoh politik yg aku perhatikan. Romahurmuzy adalah salah satu dari yg tidak banyak itu. Bukan apa2. Fotonya pernah terpajang </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">billboard</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> mentereng di pinggir jalan ukuran jumbo. Baju putih, dengan sorban hijau muda yg dikalungkan di lehernya. Hampir setiap hari aku lewat jalan itu..</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">Kesan yg aku lihat dari <i>billboard</i> itu, Romi adalah orang yg muda, dinamis, cerdas, islam, dan berani. Jika itu yg memang ingin di sampaikan, iya, <i>billboard</i> itu berhasil menyampaikan pesan itu.</span></span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Di media sosial, aku juga menangkap bahwa Romi adalah tokoh yg santun, <i>family man</i> dan bersahaja. Menyayangi keluarga. Nampaknya, dia orang baik.<br />
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-otAj6su2aIs/XI8K5uLAkJI/AAAAAAAAKdY/j3xXsxbHueAG4SzXdSbC1CczFUYXCQHhACLcBGAs/s1600/mousetraps-lowres-0133.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="424" data-original-width="636" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-otAj6su2aIs/XI8K5uLAkJI/AAAAAAAAKdY/j3xXsxbHueAG4SzXdSbC1CczFUYXCQHhACLcBGAs/s640/mousetraps-lowres-0133.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mangkanya begitu mendengar dia kena OTT, aku terkejut. Tidak percaya. Aku prihatin. Bahkan sempat terpikir, ini hanya salah paham. KPK yg salah. Tapi dalam hati kecil bertanya2, apa <i>iya</i> KPK salah melakukan OTT..</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Aku membayangkan betapa malunya Romi tertangkap KPK. Mentalnya, apalagi keluarganya, pasti hancur. Apalagi ini karena korupsi. Tuduhan terhina bagi seorang politisi. Disorot ratusan mata kamera keluar dari gedung KPK mengemban status tersangka. Tersangka korupsi.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Hingga kemudian berita yg aku tunggu2 datang juga. Tentang momentum Romi keluar dari gedung KPK dengan rompi oranye. Untuk melihat bagaimana ekspresi wajahnya di depan wartawan.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Jauh. Sangat jauh dari bayanganku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Senyumnya tetap mengembang. Senyum yg sama dengan senyum2 selama ini. Wajahnya tetap tegak menghadapi pertanyaan2 wartawan. Tetap percaya diri dengan menggunakan kacamata hitam gaul, seperti hendak berwisata di pantai. Senyumnya terus merekah meski tangan terborgol, bahkan ketika ia telah masuk di dalam mobil tahanan.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Diantara serbuan pertanyaan wartawan, tak ada satupun yg dijawab. Ia hanya berujar sebuah kalimat <i>mainstream</i> yg diucapkan pasien2 KPK selama ini: <i>"Saya dijebak"</i>.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Meminjam pepatah arab, <i>"al ayyamu la terjebaakku di jebaakan altikusi"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-20154246031931654242019-03-14T09:59:00.001+07:002019-03-14T10:01:11.126+07:00Les Bu Cok<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">Semua memanggilnya bu Cok. Tapi aku tak sempat bertanya, atau mencari tau, siapa nama lengkapnya hingga ia punya nama panggilan seperti itu. Nama yg kurang lazim. Di surabaya, "cok" lebih sering diucapkan sebagai makian daripada menjadi sebuah nama. Meski bunyinya agak berbeda..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-nTFyKg9EaYk/XInDV86NFiI/AAAAAAAAKb8/APwQ14gl-Uo1HBpmwPJ6bn6f_4CLiP2BACLcBGAs/s1600/glory-morning-sky-wallpaper.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://4.bp.blogspot.com/-nTFyKg9EaYk/XInDV86NFiI/AAAAAAAAKb8/APwQ14gl-Uo1HBpmwPJ6bn6f_4CLiP2BACLcBGAs/s640/glory-morning-sky-wallpaper.jpg" width="640" /></a></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Namanya cukup dikenal di kampungku, Simo dan sekitarnya, sebagai guru les dgn spesialisasi siswa SD kelas 6. Punya ratusan siswa dari berbagai SD. Punya reputasi banyak alumninya banyak diterima di SMP favorit. SMP Negeri. Dan itu sudah terbukti bertahun2. Entah sejak kapan.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Rupanya ibuku tergiur dengan reputasi itu. Didaftarkan lah aku di tempat les bu Cok. Siapa tau anaknya jadi pintar beneran. Daftarnya mudah. Tidak mahal, Cukup menyumbang kursi. Kursi itu bukan untuk bu Cok, tp untuk tempat duduk siswa les sendiri. Ada uang bulanan, tapi aku lupa berapa.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Bu Cok tidak terima mentahan. Harus kursi. Kursinya pun sudah ditentukan bentuk dan warnanya. Kursi plastik dengan sandaran. Harus warna merah. Kenapa harus merah, tidak ada yg tau. Beli dimana, terserah. Yg penting bentuk dan warnanya sesuai.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Les dilakukan 3 kali dalam seminggu. Ketika aku mulai ikut les, sudah ada banyak peserta yg mulai les. Aku masuk di pertengahan. Diantara puluhan anak, aku hanya mengenal beberapa saja. Tidak lebih dari 5. Selebihnya adalah anak2 dari sekolah lain yg bahkan aku tak tau dimana. Ada yg SD negeri, ada juga yg swasta. Yg bermata sipit dan berkulit putih cukup banyak. Tp ada juga yg lokal.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Cukup lama aku perlu beradaptasi di tempat les itu. Selain karena peserta baru, itu adalah lingkungan baruku di luar teman sekampung dan teman sekolah. Lingkungan multi etnis pertamaku. Aku sempat merasa paling bodoh di tempat itu. Ada perasaan minder. Rendah diri. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Hampir setiap les bu Cok memberikan soal2, yg harus dikerjakan saat itu juga. Tidak pernah ada PR. Semua pelajaran ada, kecuali agama dan bahasa daerah.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Setelah waktu habis, peserta les saling tukar lembar jawaban untuk saling mengkoreksi. Lalu bu Cok memberikan jawaban masing2 pertanyaan di papan tulis. Kadang didektekan. Yg tidak perlu ada penjelasan akan langsung ke pembahasan soal berikutnya. Jika ada yg perlu dijelaskan, atau kalau ada yg bertanya, bu Cok baru jelaskan cara dan jawabannya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Di situlah, otomatis semua anak menjadi tau, mana jawaban yg benar dan salah. Tanpa merasa digurui. Mereka termotivasi untuk memastikan jawaban temannya salah, dan memastikan jawabannya dibenarkan. Disinilah seru-nya les di bu Cok. Seperti permainan. Sering terjadi perdebatan kocak. Masing2 memperjuangkan jawaban masing2, sambil menjatuhkan jawaban temannya. Saling protes.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Begitulah proses belajar di tempat les bu Cok. Sebagian soal sengaja ditanyakan ulang, atau dikembangkan, di hari berikutnya. Sebagian yg lain adalah soal2 yg baru. Jika ada yg masih belum jelas, bu Cok akan kembali terangkan cara dan jawabannya. Dengan sabar, dan suara yg keras dan lugas. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Dalam sehari, bu Cok bisa memberikan 100an soal. Sepertinya sudah disiapkan stok pertanyaan yg melimpah. Tidak ada yg mengeluh, karena biasanya sebagian dari soal2 itu adalah soal2 yg diulang atau dikembangkan dengan rekasional yang dimodifikasi. Jadi, banyak yg sudah tau jawabannya, bahkan sebelum bu Cok selesai membacakan soal.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Orientasi bu Cok bukan ulangan sumatif atau THB, apalagi ulangan harian: tapi ebtanas. Pragmatis. Tapi efektif.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak teman2ku yang akhirnya masuk SMP negeri. Sayangnya... aku tidak.</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-20490596279149727892018-12-18T15:15:00.006+07:002021-11-18T08:31:28.473+07:00SEJAK KAPAN MENCINTAI? /MENGEJAR WISUDA /5<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"><b>5. Mengejar Wisuda</b></span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Tiba2 dia sudah menyelesaikan skripsinya, dan siap diajukan. Aku agak terkejut, karena aku tak pernah melihat dia sibuk mengerjakan skripsi seperti layaknya mahasiswa umumnya. Tak pernah kulihat dia ke perpustakaan, beli buku, mondar2ir urus administrasi, bimbingan, dll.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Kecepatan mengetiknya, kutahu, sangat lambat. Menyalakan dan mematikan komputer </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">aja</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> gagap. Bagaimana dia bisa kerjakan skripsi secepat itu?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Ternyata </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">oh</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> ternyata, dia banyak mendapat bala bantuan dari teman2nya, yang rela mengetik berlembar2 untuknya. Sementara dia sendiri sibuk dengan kegiatan yang tak ada hubungannya dengan skripsi: naik gunung, mengajar anak2 jalanan, jalan2, dll.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Sedang aku belum </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">ngapa2in</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> untuk skripsi. Sebenarnya aku sudah 2 kali ajukan judul, tapi 2 kali juga ditolak, karena dua2nya sudah pernah ada yang ambil. Aku sempat putus asa.</span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">Males</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> cari ide. Di saat aku macet itulah, dia ujian skripsi, dan lulus.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Melihat dia lulus, aku agak panik, dan akhirnya jadi motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi. Belum sempat kuselesaikan skripsiku, dia keburu diwisuda. Diantara teman2 dekat, dia yang pertama wisuda.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Tak lama setelah wisuda, dia pulang kampung. Kali ini, dia pulang kampung beneran dan tak punya rencana untuk balik lagi. Tak ada lagi yang bisa melarang. Meski ada yang merayu agar ditunda. Tak ada alasan untuk </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">nggandoli</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> biar </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;">gak</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> </span><wbr style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif; line-height: 19.5px;"></wbr><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">pulang kampung. Semua barang2nya sudah dikemasi. Semua urusan juga sudah diselesaikan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Kira2 10an orang teman mengantarnya di pelabuhan. Termasuk aku. Aku merasa itu akan jadi pertemuan terakhir dengannya. Mungkin 10 atau 20 tahun lagi baru bisa ketemu lagi dengannya. Atau mungkin tidak sama sekali. Terus terang, aku baper melepas kepergiannya setelah kisah 4 tahun bersama yang penuh tawa. Kupeluk dia di pintu kapal sebelum dia benar2 pergi. Mataku berlinang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-b-gGbRr0754/XBisCzqhREI/AAAAAAAAJrk/h1Jm_DB3Db0PsxjPVkaWBnuzb2WvamyoQCLcBGAs/s1600/Graduation.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="836" data-original-width="1600" height="334" src="https://3.bp.blogspot.com/-b-gGbRr0754/XBisCzqhREI/AAAAAAAAJrk/h1Jm_DB3Db0PsxjPVkaWBnuzb2WvamyoQCLcBGAs/s640/Graduation.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Setelah dia pergi, aku masih beberapa kali harus ke kampus. Urus administrasi, bimbingan, dan cari referensi tulisan. Kampus tak lagi sehangat dulu. Aku merasa asing di kampusku sendiri. Banyak wajah2 baru yang tak kukenal. Ada beberapa teman lama yang masih bisa kutemui, tapi tetap gak bisa mengembalikan kehangatan kampus. Hambar. Aku benar2 mati gaya tanpa dia.<br />
.<br />
Aku tak betah lagi di kampus. Aku harus segera keluar dari kampus ini. Satu2nya cara adalah: selesaikan skripsi!<br />
.<br />
Hampir sepanjang hari selama 2 mingguan kuhabiskan waktuku di rental komputer di dekat kost. Pagi. Siang. Malam. Tak ada kegiatan lain selain skripsi, skripsi, dan skripsi. Bahkan untuk sekedar pulang ke Surabaya pun aku tidak sempat.<br />
.<br />
Hingga akhirnya aku bisa selesaikan skripsiku, dan sudah bisa untuk diajukan ujian skripsi. Kupersiapkan betul untuk bisa melalui ujian skripsi.<br />
.<br />
Setelah melalui proses sidang pengujian, aku dinyatakan lulus. Lega. Orang pertama yang aku kasih kabar tentang kelulusanku adalah dia. Aku sms dia. Waktu itu belum ada whatsapp. Kutulis nilai hasil ujianku: A, A, A, A, A, A, ....... terus sampai <i>space</i> sms habis. 140 karakter.<br />
.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i style="color: black; font-family: georgia; font-size: small;">sebelumnya || selanjutnya</i><br />
<br /></div>
</span></span></div>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-26225948227361800162018-12-13T15:36:00.002+07:002021-10-27T15:56:38.405+07:00Menunggu 10 tahun<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">10 tahun itu lama. Bayangkan: 12 bulan dikalikan 10 kali. 120 bulan. Kalau didetailkan lagi, itu setara dgn berjuta2 menit. Telah banyak yg terjadi pada bangsa ini dalam rentang waktu segitu. Ketua PSSI, misalnya, telah berganti beberapa kali. Tapi untuk urusan prestasi, 10tahun seperti tidak berarti apa2 untuk PSSI. Prestasi timnas tetap begitu2 saja.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">.</span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
<span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Tapi ini bukan tentang PSSI. Ini tentang menunggu. Selama 10 tahun.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-M4encesDFYo/XBiB_vqJuLI/AAAAAAAAJrY/X3DatFiHdKs7ok7W4YQPoQVl9roJHaSWgCLcBGAs/s1600/menunggu.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="358" src="https://1.bp.blogspot.com/-M4encesDFYo/XBiB_vqJuLI/AAAAAAAAJrY/X3DatFiHdKs7ok7W4YQPoQVl9roJHaSWgCLcBGAs/s640/menunggu.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
10 tahun yg lalu anakku lahir. Di Malang. Kini ia sudah bisa <i>browsing</i> dan <i>download game</i> di playstore sendiri. Bahasa jawanya sudah lancar. <i>Suroboyoan</i>. Sudah tak bisa bonceng duduk depan. Kepalanya sudah menutup hidungku. Nyaris menutup mataku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Setelah anakku lahir, 10 tahun yg lalu, aku mengira tidak lama lagi istriku akan hamil lagi. Punya anak lagi. Mungkin 2 kali lg. Atau setidaknya 1 kali lg. Aku kira semudah itu. Istriku juga mengira begitu. Ternyata: <i>"tidak semudah itu, Ferguso"</i></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Setahun dua tahun aku menanti kehamilan istriku. Tak kunjung terjadi. Orang2 mulai protes, mengapa anak kedua tak juga datang. Dikiranya aku menahan2, atau tidak menginginkan. Atau dikira, aku tak pernah ngapain2 dengan istriku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<i>Helloooww..</i></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Jelas-lah aku ngapa2in dengan istriku. <i>Emang</i> bisa suami istri baring seranjang cuman <i>ngobrol</i> tentang perkawinannya maia estianty atau pilpres, lalu tidur begitu saja?</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Tiga tahun empat tahun, aku berusaha optimis. Dan terus berharap. Diam2, aku terus pantau siklus biologis istriku. Kapan dia beli pembalut. Kapan dia libur sholat. Kapan dia lebih sensitif. Marah tanpa alasan. Berharap2 cemas mendengar kabar ini: telat menstruasi. Tapi tak juga terjadi. Siklus itu tak pernah terlambat sehari pun. Setiap siklus itu datang, aku berusaha menghibur diri: <i>"ah, mungkin bulan depan"</i>. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Lima tahun hingga sembilan tahun, aku mulai menata diri. Menyiapkan diri untuk mengahadapi kenyataan akan menjadi orang tua beranak tunggal. Memasrahkan diri. Apalagi usia terus bertambah. Mau tak mau, aku harus belajar untuk tak lagi terobsesi. <i>Toh</i> punya anak satu, tidak buruk.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Tahun kesepuluh, tetap seperti tahun2 sebelumnya, tapi lebih mengalir. Tak terbebani. Aktivitas biologis masih normal2 saja. Pola makan pun biasa2 saja. Tak ada upaya yg luar bisa seperti konsumsi obat tertentu, konsultasi ke dokter, apalagi ikut program bayi tabung.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Sampai suatu ketika, aku merasa sudah cukup lama istriku tidak libur sholat. Biasanya setiap akhir bulan, dia mesti libur sholat. Selama 1 mingguan. Kali ini tidak. Kulihat dia tetap sholat meski sudah lewat akhir bulan.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<i>"Kok kamu masih sholat?"</i> kataku setelah dia baru selesai sholat maghrib.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<i>"Kenapa emang"</i> jawabnya, pura2 <i>gak</i> mengerti maksudku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Malam2, diam2 dia beli <i>test pack</i> di apotik samping pos satpam. Dia tak langsung gunakan <i>test pack</i> itu, karena menurut petunjuk penggunaannya, <i>test pack</i> harus digunakan pada pagi hari setelah bangun tidur. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Aku biasa bangun pagi. Jam 4 pagi biasanya aku sdh bangun, sholat subuh di musholah perumahan. Tapi pagi itu, 2 Desember 2018, karena kecapekaan menguras kolam, jam 4 aku belum bangun. Aku baru terbangun setelah dia tiba2 memukul2 kakiku. Kira2 jam setengah 5.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<i>"Bapak, positif!"</i> teriaknya, sambil berbisik kegirangan. Kalau saja hari itu tidak ada keluarga yg menginap di rumah, dia pasti akan teriak beneran. Bukan teriak berbisik.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Aku tak langsung mengerti apa maksudnya, karena belum penuh nyawaku. Beberapa saat kemudian, aku baru <i>nyambung</i>.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<i>"Ah yg benar?"</i> tanyaku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
<i>"Nih"</i> jawabnya sambil menunjuk ujung <i>test pack</i>.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Aku tersenyum. Senyum lega. Meski aku tak benar2 melihatnya, aku yakin memang positif. Sudah lama aku menunggu kabar itu. 10 tahun. Semoga tetap positif hingga melahirkan.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
Kini, aku harus mulai belajar dan mengingat2 kembali bagaimana caranya jadi suami siaga. Siap antar jaga. Dulu aku sudah pernah mahir. 10 tahun yg lalu. Mestinya kali ini juga bisa. Aku bisa2 kan.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span></div>
<div class="yj6qo" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 19.5px; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 1; word-spacing: 0px;">
</div>
Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-39599940199400424632018-10-25T10:57:00.000+07:002018-10-25T12:07:09.158+07:00Misteri Font Bendera Rasul<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Ada banyak jenis <i>font</i> yg dapat digunakan untuk membuat desain grafis berupa teks. Dalam <i>template</i> microsoft word saja, ada sekitar 50an jenis <i>font</i>. Jika ingin menambah, ada ribuan jenis <i>font</i> yg bisa diunduh secara gratis. </span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Jenis2 </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> baru terus bermunculan. Hampir setiap hari bermunculan ada <i>font</i> baru yg menarik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tidak hanya tersedia untuk huruf2 latin. Huruf2 non latin juga punya macam </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> yg juga sangat beragam. Misalnya huruf cina, jepang, thailand, india, rusia, juga bahasa arab. Kalo gak percaya, coba aja </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">googling</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Pada penulisan huruf arab, bentuk </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> dipadukan dengan variasi penulisan yg disusun sedemikian rupa menjadi bentuk tertentu namun tetap bisa dibaca sebagai teks. Ini dikenal dengan seni kaligrafi Islam. Yg biasa dijadikan materi kaligrafi biasanya adalah teks yg ada di Alqur'an atau teks2 keislaman lainnya, misalnya: </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">"Laillahaillah, Muhammadurosulullah"</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Arab Saudi menggunakan </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid pada bendera kebangsaannya. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid itu dibentuk secara kaligratif berwarna putih. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> itu disusun sedemikian rupa menjadi kaligrafi yg ikonik. Ditambah dengan sebuah pedang panjang di bawahnya, dengan dasar warna hijau polos sebagai dasarnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Dengan kaligrafi yg berbeda, bendera ISIS juga menggunakan </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid pada benderanya dengan dasar berwarna hitam. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid pada bendera ISIS terlihat lebih sederhana dan mudah terbaca meski tanpa tanda baca. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid itu ditulis dengan font yg sangat klasik dan kaligrafi yang minimalis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) juga memiliki bendera dengan teks kalimat tauhid. Warna dasar berwarna hitam (bendera versi kedua berwarna putih), ditengahnya ada kalimat tauhid dengan bentuk kaligrafi yg sangat mirip dengan kalimat tauhid yg ada di bendera Arab Saudi. Tapi terlihat lebih modern, lebih rapi, lebih gagah, dan lebih berwibawa. Tidak ada gambar atau tulisan lain selain kalimat tauhid itu pada bidang bendera.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Beberapa organisasi islam lain juga ada yg menggunakan </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid pada benderanya. Dengan </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> dan bentuk kaligrafi juga warna dasar yg berbeda2 tentunya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Aku baca di beberapa tulisan, bendera/panji Rasulullah juga bertuliskan </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid. Ar-raya dan Al-liwa. Satu berwarna dasar hitam, satu lagi berwarna putih. Kalau masalah warna, aku yakin hitam di jaman Rasul tetap sama dengan warna hitam di jaman </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">now</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">. Begitu juga warna putih. Tapi sayangnya, tidak diketahui bagaimana bentuk </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> atau kaligrafi kalimat tauhid yang ada pada bendera itu. Apakah sama dengan bentuk yg ada di bendera Arab Saudi, HTI, atau yg ada di bendera ISIS. Atau mungkin tidak mirip dgn ketiganya. Tidak ada yg tahu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Meski di jaman Rasulullah belum dikenal istilah </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">, pastilah ada bentuk tertentu dari kalimat tauhid yg ada pada bendera itu. Jika melihat bentuknya, menurutku, </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">font</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> bendera ISIS secara desain lebih cocok menjadi bendera Rasulullah karena terlihat lebih simpel, minimalis, dan klasik. Sesuai dengan jamannya. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Lafad </i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">tauhid pada bendera HTI terlalu modern serta nampak sentuhan teknologi grafis komputer. Goresannya cukup kekinian. Jaman Now.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Meski sama2 bertuliskan lafad tauhid, tidak ada yg berhak mengklaim bahwa benderanya adalah identik dengan bendera Rasulullah. Apakah bendera HTI identik dengan bendera Rasulullah? Atau bendera ISIS? Tidak ada yg tahu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Merasa mirip silahkan, tapi jangan-lah mengklaim identik. Biarkan hadis nabi tentang bendera Rasulullah memancing imajinasi umat tentang bagaimana bentuk teks tauhid yang ada di bendera Ar-raya dan Al-liwa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Tentu ada yg tidak suka dengan HTI. Bahkan beberapa orang sudah sampai level benci, bahkan antipati. Tapi sebenci2nya, seharusnya tidak perlu-lah sampai membakar benderanya. Suka tidak suka, teks pada bendera HTI (bahkan bendera ISIS sekalipun) tetap terbaca "Laillahaillah Muhammadurosulullah". </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Lafad</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tauhid.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Contohlah arek2 Suroboyo. Begitu bencinya mereka pada Belanda, tak membuat mereka membakar bendera Belanda. Mereka cukup menyobek bagian warna biru pada bendera Belanda, jadilah bendera Indonesia. Merah putih. Heroik, tapi kreatif.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Jadi kalau menemukan bendera HTI, jangan lah dibakar. Cukup tambahi tulisan dibawah lafad tauhid: "tapi bukan bendera HTI".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
</span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-3O66krzqiKA/W9E-9zWyqsI/AAAAAAAAJVA/lIIKNzR4TTkXPO00Lder59SUXw674UHQACLcBGAs/s1600/content_refleksi_perobekan_bendera_1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="671" data-original-width="1600" height="268" src="https://4.bp.blogspot.com/-3O66krzqiKA/W9E-9zWyqsI/AAAAAAAAJVA/lIIKNzR4TTkXPO00Lder59SUXw674UHQACLcBGAs/s640/content_refleksi_perobekan_bendera_1.jpg" width="640" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-78734279370142247782018-10-19T10:13:00.001+07:002018-10-24T11:20:52.938+07:00Semacam Kolam<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Dulu, ketika aku masih sibuk berangan2 punya rumah, aku sering iseng2 gambar denah rumah. Dengan skill menggambar di bawah pas2an, kugambar denah 2 dimensi di komputer, dengan </span><i style="color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">software</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> yg sebenarnya tidak diperuntukkan untuk desain gambar rumah: Coreldraw.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Hasilnya, biasa saja. Di bawah standar desain denah rumah pada umumnya. Kaku. Kotak2. Template banget. Tapi itu sudah cukup untuk menghibur imajinasiku untuk memiliki rumah dgn denah yg aku inginkan. Tepatnya, denah yg bisa aku gambar.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Kesamaan dari denah2 yg aku pernah gambar adalah selalu ada kolam ikan di halaman depan rumah. Berbentuk persegi. Di pinggir2nya ada tanaman dan bunga2. Beberapa ikan koi.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Sesungguhnya aku tidak pernah terobsesi dengan kolam, atau ikan koi. Tapi, rasanya, rumah dengan kolam ikan (koi) adalah rumah yg lengkap. Rasanya adem </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">aja</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> dilihat. Dibayangkan saja sudah terasa adem.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Beberapa tahun kemudian, ketika benar2 sudah punya rumah, aku tak pernah mengingat lg denah2 rumah yg pernah kugambar. Ambisi untuk punya denah impian, harus takluk pada denah pemberian developer. Desain2 denah rumah yg pernah kugambar hanyalah angan yg bertepuk sebelah tangan. Pada akhirnya, aku nikmati saja denah dari developer. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Toh</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">, denah yg aku gambar ternyata tidak lebih baik dari denah developer. Meski tanpa kolam ikan sekalipun.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Entah bagaimana istriku mengatur uang, perlahan rumahku akhirnya tersentuh renovasi. Bagian belakang. Lalu atas. Lalu tengah, mengganti kusen2, dan lalu menaikkan lantai. Walaupun belum ada yg 100% selesai, rumahku perlahan sudah agak berubah.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Dalam perjalan panjang renovasi2 itu, kolam ikan tidak pernah masuk dalam agenda. Jangka panjang, apalagi jangka pendek. Kolam ikan terlalu tersier untuk diagendakan. Harga barang2 bangunan, apalagi biaya tukang, terlalu berat untuk dialokasikan pada agenda tersier itu.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Mahal dan murah memang relatif, tp untuk kondisi saat itu, murah pun menjadi terasa mahal. Apalagi yg mahal. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">Tau kan</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> maksudku..</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Sampai suatu ketika, entah dari mana, tiba2 aku ingin membuat kolam ikan di halaman depan. Sendiri. Tanpa tukang, atau kuli. Benar2 sendiri. Alat seadanya. Anggaran sebatasnya.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Sejak saat itu aku rajin </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">browsing</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> dan </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, 'times new roman', serif; line-height: 19.5px;">nge-yutub</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;"> tentang kolam. Kolam ikan koi. Bentuk2, sistem, dan cara membuatnya. Ternyata banyak referensinya. Dari lokal, sampai internasional. Dari yg amatir sampai yg profesional. Dari yg sederhana, sampai yg rumit. Dari yg mahal, sampai yg murah.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Sepertinya aku bisa bikin. Yang sederhana, dan murah.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Secangkul demi secangkul kugali tanah di halaman depan rumah. Tak cukup sehari, kulanjutkan keesokan hari. Lalu berhenti beberapa hari, kemudian kulanjutkan lagi. Begitulah proses cangkul mencangkul berjalan hingga beberapa minggu.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Setelah kuanggap cukup, kulanjutkan dengan menyusun batu bata. Biji demi biji batu bata kususun dengan serapi mungkin. Tak pernah kutarget berapa batu bata yg akan kususun dalam sehari. Mengalir saja. Secapeknya, dan sehabisnya campuran semen. Juga jam masuk kantor.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Hingga tiba2, setelah hampir 3 bulan, tak terasa bentuk kolam sudah mulai terlihat. Kolam utama dan filternya. Meski masih kasar, kupandangi calon kolam itu setiap malam, rasanya tak percaya aku bisa melakukannya. Seorang diri. Ini adalah karya infrastruktur pertamaku.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Bagus atau tidak itu relatif. Tapi bagi seorang sarjana hukum yg tak pernah sekalipun berkarir menjadi kuli, apalagi tukang, ini sudah lebih dari lumayan. Tantangan berikutnya adalah berfungsi atau tidak kolam itu. Kolamnya, dan filternya. Ini yg belum teruji.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">Kalaupun ternyata tidak berfungsi sebagai kolam ikan, mungkin aku tidak akan terlalu kecewa, karena anakku ternyata memintaku agar kolam ini tidak menjadi kolam ikan. Bukan cuma anakku, tp juga teman2nya. Permintaan itu semangkin melecut semangatku. Setidaknya ada alternatif lain kalau kolam ini gagal jadi kolam ikan: jadi (semacam) kolam renang.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 19.5px;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
</span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;"></span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 19.5px;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-3Z1WjTXrYEM/W8_y3QDrnvI/AAAAAAAAJSo/-INJ-IO1ai07kP0seNFWqijho_hEV1H0gCLcBGAs/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="865" data-original-width="1600" height="344" src="https://3.bp.blogspot.com/-3Z1WjTXrYEM/W8_y3QDrnvI/AAAAAAAAJSo/-INJ-IO1ai07kP0seNFWqijho_hEV1H0gCLcBGAs/s640/1.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-52758746965908582902018-08-13T09:42:00.004+07:002021-10-27T15:57:26.718+07:00Kancing Politik<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketika desas2us Mahfud MD (MMD) ditunjuk sebagai cawapres, aku langsung girang dan bersemangat. Sepertinya tahun 2019 aku (akhirnya) akan mencoblos salah satu pasangan capres-cawapres dengan sadar, tidak seperti pemilu2 sebelumnya. Pada pemilu 2014 aku serahkan hak politikku sebagai kado ulang tahun istriku: 8 Juli.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Dalam pantauanku, MMD adalah salah satu dari sedikit tokoh di Indonesia yg benar2 layak dikagumi. Pendapat2nya selalu </span><i style="color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">cespleng</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">, bisa dicerna tanpa harus dikunyah berkali2. Intonasinya jelas. Artikulasinya </span><i style="color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">clear</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">. Rekam jejaknya mewah.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jika tidak memungkinkan jadi presiden, MMD setidaknya sangat layak jadi wakilnya.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Meskipun menurutku Jokowi tetap bukan capres yg ideal, tp jika cawapresnya MMD, </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">fix</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">, 2019 aku akan coblos Jokowi. Dengan kesadaran. Dengan lapang dada. Meski pemilu dilakukan tanggal 8 Juli sekalipun.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tapi begitu dengar MMD batal ditunjuk jadi cawapres, aku langsung </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">ilfil</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">. Lemes. Apatis. Apalagi setelah akhirnya Jokowi memilih KH Makruf Amin (KMA) sebagai cawapresnya.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tidak banyak referensiku tentang KMA, kecuali profilnya sebagai seorang ulama. Sebagai cawapres, dia terlalu ulama. Aku tidak setuju ulama dijadikan pemimpin pemerintahan. Pekerjaan wapres terlalu teknis untuk seorang ulama. Perjuangan menuju kursi wapres, pasti akan sangat politis. Memenangkan kelompoknya, sambil mengalahkan bahkan menjatuhkan kelompok lainnya. Ulama tidak layak berpolitik seperti itu. Ulama harus selalu melakukan politik umat, bukan politik praktis. Yang sempit dan yang tendensius.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Aku yakin pilihan Jokowi kepada KMA bukan karena kapasitasnya, tp lebih pada profil KMA sebagai ulama. Profil itu dibutuhkan untuk menghadapi pertandingan politik yg akhir2 ini diliputi sentimen2 agama. Tanpa itu, </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">prreett</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">, aku yakin KMA tidak akan dipilih Jokowi (dan koalisinya). Dilirik pun tidak.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Setidaknya 5 tahun terakhir, isu agama terlalu digoreng untuk kepentingan politik praktis. Setidaknya sejak pilkada DKI. Dukung mendukung, selalu dengan embel2 agama. Agama selalu dipolitisasi. Kata2 "ulama" dan "umat" terlalu sering digunakan untuk kepentingan politik kekuasaan. Setelah pihak sana begitu asyik menggoreng sentimen agama, kini giliran pihak situ ternyata juga pake cara yg sama. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">Kelakuane podo ae..</i><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sekarang, dua2nya sudah menetapkan wakilnya. Meskipun keempatnya adalah orang yg baik, mereka bukan figur terbaik. Juga bukan komposisi pasangan yg pas. Tidak memuaskan. Tapi itulah yg akhirnya tersedia. Atau yang disediakan untuk dipilih.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sulit untuk memilih salah satu dari mereka. Bukan karena dua2nya ideal, tp dua2nya tidak ideal. Tapi golput juga tidak ada gunanya. Salah satu dari mereka akan tetap memenangkan pemilu.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Dalam kondisi seperti itu, momen2 detik terakhir akan bisa sangat menentukan pada siapa ujung paku kucobloskan. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">Bonda-bandi</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> kancing baju, misalnya.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Mudah2an di hari H aku tak tergoda untuk pake kaos. Yang tak berkancing itu.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;"></span></span><a href="https://3.bp.blogspot.com/-6XDQsl4wAdc/W3Dv2RzLm7I/AAAAAAAAIss/uSwav9ELrBMxuhhQXaNWY2VA7YlNOU8nACLcBGAs/s1600/kancing%2Bbaju.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-6XDQsl4wAdc/W3Dv2RzLm7I/AAAAAAAAIss/uSwav9ELrBMxuhhQXaNWY2VA7YlNOU8nACLcBGAs/s640/kancing%2Bbaju.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-86234358118038057172018-07-11T12:19:00.004+07:002021-11-18T08:32:26.461+07:00Sejak Kapan Mencintai? /Saling Menjauh/4<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>4. Saling Menjauh</b></span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Nyaris tidak ada yang kusembunyikan dari dia, termasuk untuk urusan cewek. Bahkan, dia-lah yg selalu merancang strategi untuk PDKT. Bukan cuman merancang, tp juga ikut bagian dalam pelaksanaan strategi itu. Aku sering hanya meng-iyakan saja.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketika aku naksir cewek, dia selalu mendukung. Ketika lagi kosong, dia yang carikan dan pilihkan cewek. Dia kreatif merancang strategi. Konspirasi2 kecil dijalankan, demi untuk mencapai tujuan. Sebagian berhasil, sebagian gagal.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketika akhirnya ditolak, dia tidak berusaha menghiburku. Dia malah ketawa. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">"Justru kalau diterima, ipul yg pingsan. Kok diterima, biasanya kan ditolak...".</i><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> katanya di depan masyarakat umum. Lalu tertawa terbahak2. Aku cuman nyengir tak berdaya. Tak mampu membantah..</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Dan ketika berhasil dan akhirnya jadian, dia juga ikut senang. Pada saat itulah, perlahan kuperhatikan, dia mulai agak menjauh dariku. Mungkin sengaja menjauh. Aku tak pernah memintanya begitu. Karena dia begitu, perlahan aku juga menjauh. Saling jaga jarak.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Aku mulai hidup dengan hidupku dengan cewek itu, dan dia hidup dengan hidupnya dengan teman2nya, yang lain.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span class="il" style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sejak</span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> saat itu, aku tak lagi sering2 berdua sama dia seperti dulu, meski masih sering ketemu. Waktu2 kuhabiskan dgn berdua dengan cewek itu atau menyendiri di kos2an. Aku jadi jarang ke kampus. Jalan sama temen2 juga jarang. Akibatnya, Kertas gak keurus. Organisasi gak blas. Mendadak aku jadi mahasiswa rumahan.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sementara, kulihat dari kejauhan, dia begitu asik bermain dan bercanda dengan teman2 yang lain. Naik gunung, begadang di kampus, nongkrong, nyanyi2 di pinggir jalan, main bola di Manifest, demo, rapat. Banyak.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Aku tak lagi kemana2 dengan dia. Dia punya dunia sendiri, aku juga punya sendiri. Sesekali tetap guyon2, tapi gak seguyon dulu. Kering.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sampai suatu ketika, tiba2 aku merindukan sesuatu. Aku merasa ada yang hampa dengan hidupku. Aku merasa ada yg hilang. Aku seperti bukan aku. Aku tidak betah lama2 begini. Aku ingin kembali. Aku iri. Aku seperti terkurung di balik tembok yg kubikin sendiri.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">3 bulan rasanya lama sekali. Seperti bertahun2.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketika akhirnya aku putus dengan cewek itu, orang pertama yang aku datangi adalah dia. Langsung kuajak jalan2, nonton bioskop. Kulampiaskan kesepianku. Aku kembali hidup merdeka. Seperti angin yang keluar dari balon. </span><i style="background-color: white; color: #222222; font-family: georgia, "times new roman", serif;">Wuuusssssshhh...</i><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Hidupku normal lagi. Jalan, nongkrong, nge-mall, naik gunung, organisasi, angkat keber, pasang lampu, main teater, nyanyi2, makan rame2, banyak. Banyak. Seperti dulu.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;"></span></span><a href="https://1.bp.blogspot.com/-z1xkUTtucfU/W0WTUEfTBzI/AAAAAAAAIj0/bw_csS_fAX0lMRV3cckxllFMA5h5JRuGACLcBGAs/s1600/MANCING-WALET2.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="785" data-original-width="1066" height="470" src="https://1.bp.blogspot.com/-z1xkUTtucfU/W0WTUEfTBzI/AAAAAAAAIj0/bw_csS_fAX0lMRV3cckxllFMA5h5JRuGACLcBGAs/s640/MANCING-WALET2.jpeg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span></span>
<div><br /></div><br />
<div style="text-align: justify;"><i style="font-family: georgia; font-size: small;">sebelumnya || selanjutnya</i></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-63014302163776566132018-05-17T14:58:00.002+07:002021-11-18T08:33:10.141+07:00Sejak Kapan Mencintai? /Dilarang Pulang Lebaran/3<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>3. Dilarang Pulang Lebaran</b></span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sudah 2 lebaran dia tidak pulang kampung. Tiba2 dia ingin berlebaran di kampungnya. Kampungnya di Raha, Sulawesi Tenggara. Jauh. Perjalanan 2 hari 2 malam, naik kapal. Sandar di Bau-bau, masih harus ganti kapal lagi, perjalanan 2 jam lagi. Bisa naik pesawat, tapi mahal. Bisa 3 kali lipat. Itu pun masih harus naik kapal dari pelabuhan Kendari.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Karena jarak yang amat jauh itulah, teman2 kuatir dia tidak akan kembali lagi ke Malang. Untuk seterusnya. Jarak antara Malang ke Raha dengan Raha ke Malang, sama jauhnya. Jadi, jauhnya 2 kali lipat kalau berharap dia balik lagi ke Malang.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Mereka tahu betul cerita tentang perjuangannya ketika pertama kali di ke Malang. Perjalanan berjam2 dan berhari2 di laut lepas itu dia lalui dengan bermuntah2. Perut yang tak terisi selama 2 hari, harus disiksa dengan muntahan demi muntahan akibat hantaman ombak. Orang normal pun belum tentu sanggup.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Apa iya dia sanggup menghadapi itu 2 kali lagi?</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Mereka tak rela dia pergi meninggalkan semua kenangan, dan pertemanan yang sudah begitu cair. Erat. Di mata mereka, dia bukan sekedar teman biasa. Dia sahabat. Dia adik. Dia kakak. Dia saudara. Dia badut. Dia istimewa. Meski sering menjengkelkan.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketakutan dia tak akan kembali mengalahkan logika akal sehat bahwa dia juga punya orang tua, punya keluarga, punya kampung halaman.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Setengah mati mereka merayu agar dia tak pulang kampung. Berbagai cara mereka lakukan. Pokoknya dia tidak boleh pulang. Titik. Mereka siap mengantar kemana pun, asal jangan pulang ke Sulawesi.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Aku menjadi sasaran tembak agar dia tidak pulang, karena mereka tahu aku-lah yg biasa antar2 dia. Aku-lah yg akan antar dia ke pelabuhan. Aku-lah yang dianggap paling dekat dengannya. Aku-lah yg dianggap bisa mempengaruhinya.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tapi usaha mereka tak berhasil, karena </span><span class="il" style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">sejak</span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> awal aku tidak pernah mempersoalkan dia mau pulang kampung atau tidak. Bukannya aku yakin dia pasti akan kembali, tapi aku menyadari bahwa dia juga punya keluarga di sana. Semua orang pasti ingin pulang kampung. Itu manusiawi.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Akhirnya dia benar2 akan pulang kampung. Tak ada yang bisa melarang. Kuantar dia ke pelabuhan. Itulah saat pertama kali aku datang ke pelabuhan Tanjung Perak. Pertama kali juga kulihat kapal Pelni yang gede banget. KM Lambelu. Buatan Jerman, panjangnya kira2 150 m. Bisa muat 2000 penumpang!</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Setelah kapal bergerak berangkat, aku tak tahu lagi bagaimana nasibnya di atas kapal sepanjang perjalanan. 3 hari kemudian aku dapat kabar dia sudah sampai di Raha.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-8QhaXV2TzbE/Wv01fYxFYEI/AAAAAAAAIHA/A4zct2CUUdMRWvrA2dxxMqIx4CYYWBY0gCLcBGAs/s1600/lamebelu2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="708" data-original-width="1600" height="282" src="https://1.bp.blogspot.com/-8QhaXV2TzbE/Wv01fYxFYEI/AAAAAAAAIHA/A4zct2CUUdMRWvrA2dxxMqIx4CYYWBY0gCLcBGAs/s640/lamebelu2.jpg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #222222;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><i style="color: black; font-family: georgia; font-size: small;">sebelumnya || selanjutnya</i></span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-63401210306399231082018-05-05T13:00:00.002+07:002018-05-05T13:15:44.081+07:0010 Tahun Megapro<div style="height: 0px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Honda Megapro 160 CC tahun 2007 warna hitam strip biru. Kupakai motor itu sejak tahun 2008 di Malang, setelah sebelumnya kupakai motor Yamaha Vega 99 CC tahun 2000 warna merah (dan putih). Sebelumnya lagi, aku pakai motor Suzuki Tornado CX 99 CC warna hitam strip merah.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Motor Megapro itu mulai menemaniku setelah istriku melahirkan anak pertama, Sandy. Sebenarnya sudah agak lama ibuku menyuruhku untuk pakai motor itu, tapi aku belum mau karena istriku mengeluh sakit pinggang kalau naik motor itu. Ketinggian katanya. Aku maklum, karena waktu itu dia sedang hamil, anak pertama. Tapi dalam hati aku sudah incar motor itu. Cepat atau lambat aku akan pakai motor itu.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"></span>.<br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-Enbr8qbMsqM/Wu1CzZSUVkI/AAAAAAAAH9U/7Ogl3yj92mg5qPifFcYiext09E3qia_OgCLcBGAs/s1600/20140809_065637-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1283" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-Enbr8qbMsqM/Wu1CzZSUVkI/AAAAAAAAH9U/7Ogl3yj92mg5qPifFcYiext09E3qia_OgCLcBGAs/s320/20140809_065637-1.jpg" width="255" /><span style="color: #222222; text-align: justify;">.</span></a></span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">Motor itu cukup gagah di jamannya, sedikit di bawah Honda Tiger yang waktu masih hits. Meski masih standar 100%, motor itu sudah bisa mendongkrak rasa percaya diri di jalanan. Asal tidak ada motor Honda Tiger.</span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;">
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Tarikannya mesinnya sangat <i>greng</i> di jalanan datar atau menanjak. Pernah aku coba di tanjakan menuju Payung, sama sekali tidak ada hambatan. Lancar jaya. Aku tarik gas maksimal, bisa menjangkau kecepatan 110km per jam, dan sepertinya masih bisa dinaikkan. Tp sayang stok nyali yg sudah habis. <i>He...he...</i></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
<i>Handling-</i>nya juga mantap. Mampu untuk dibuat meliuk2, dan bermanuver di kemacetan. Stang sangat seimbang, membuat kenyamanan berkendara.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Suspensinya cukup lembut, baik yang depan maupun belakang. Semakin terasa lembut ketika digunakan berbocengan. Tempat yg pas untuk menguji suspensi motor adalah di jalanan Kerto-Kerto, kompleks kos2an di Malang. Hanya di jalanan inilah polisi tidurnya dibuat cekung, bukan cembung seperti polisi tidur pada umumnya. Hasilnya, menurutku, bagus. Empuk dan nyaman.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Bagian yg paling aku suka dari motor ini adalah lampunya. Terutama lampu belakang. Cukup besar, gagah, dan terang. Desainnya <i>sporty</i>. Bahkan bagian ini lebih keren dari Honda Tiger.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Konsumsi bbm-nya standar, tidak terlalu boros untuk motor dengan mesin 160 CC. Bensin 2 liter cukup untuk perjalanan Malang-Batu PP. Itupun tidak habis bis. Cukup ekonomis.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Tapi apa yg abadi di dunia ini? Apalagi untuk benda (motor) buatan mahkluk hidup yang bernama manusia, si mahkluk yg penuh khilaf dan salah. Yg tak segan melakukan dosa setelah melakukan tobat. Yg tak malu bertobat, sambil di hati kecilnya tersimpan rencana melakukan dosa lagi. Yg kalau melakukan dosa, lihai mencari2 alasan pembenar.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-oJbCbt2YZ-U/Wu1ErBkpdrI/AAAAAAAAH9g/f3h5wmh24kApDljvaXxU8-SoxLjg7-eqQCLcBGAs/s1600/IMG_20170910_102717.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://1.bp.blogspot.com/-oJbCbt2YZ-U/Wu1ErBkpdrI/AAAAAAAAH9g/f3h5wmh24kApDljvaXxU8-SoxLjg7-eqQCLcBGAs/s640/IMG_20170910_102717.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa tahun kupakai, motor itu tak lagi sekeren ketika awal2 aku pakai. Perlahan tapi pasti, warna motor itu mulai kusam. Cahaya lampunya tak lagi setegas yg dulu. Mesinnya beberapa kali harus diservis. Bannya menipis. Rem mulai tak pakem. Rantai harus disetel agar tak kendor.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Aku tetap pakai motor itu, meski aku sadar dia tidak seperti yang dulu. Aku tak lagi sering2 membawanya ke luar kota. Pernah, tapi tidak sesering dulu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Pelan tapi pasti motor itu menjadi renta. Semakin banyak onderdil yg harus diganti secara berkala. Busi, ban, kampas res, kampas kopling, kabel rem, kabel gas, kabel kopling, lampu, pelampung bensin, dan pernik2 lainnya yg aku tidak hafal namanya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Sampai kemudian yg aku kuatirkan sejak lama terjadi: tangki bensin bocor. Sudah agak lama kudengar desas2us yg bilang kelemahan terbesar motor Megapro (dan motor laki lainnya) adalah tangki bensin. Yg biasa pake pertamax aja banyak yg bocor, apalagi yg pake premium si bensin kuning. Kalau sekarang tidak bocor, itu hanya karena belum. Suatu saat pasti akan bocor. Tidak akan lama. Dan benar, motorku akhirnya kena juga. Sakit rasanya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Sejak saat itu tangki motorku tidak saja kusam, tapi juga berkoreng bekas solder penambal bocor. Tambalan itu tak menjamin tangki tidak bocor lagi. Tetap akan bisa bocor di titik yg lain. Tukang soldernya bilang, <i>"kalau sudah kena begini, biasanya merambat terus"</i>. Sakit rasanya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Lepas masalah dari tangki bocor, tiba2 oli <i>shockbeker</i> depan, sebelah kiri, bocor. Ada rembes oli di <i>shockbeker </i>depan. Sebelah kiri. Aku biarkan saja karena mengira itu masalah sepele karena tidak berhubungan dengan mesin. Selama mesin masih hidup, tancap gas terus.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Tapi itu salah. Salah besar. Perlahan bocoran oli itu membasahi pengunci ban yg terikat di <i>shockbeker</i> depan sebelah kiri. Perlahan oli itu membuat pengunci ban itu tidak lagi kokoh terikat di besi <i>shocbeker</i>. Pengunci ban itu semakin lama semakin kendor dan melorot.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Sampai suatu ketika, tanpa aku sadari, pengunci ban itu tidak saja melorot tp juga mulai terputar dan bergeser dari tempat asalnya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Ketika itu, aku sedang malaju cukup kencang, tiba2 kudengar suara yg cukup keras. <b><i>"Daaakkk!!"</i></b>. Untung aku langsung sigap mengendalikan motor yg sempat oleng sesaat setelah bunyi yg keras itu. Begitu aku bisa kendalikan motor, langsung aku berhentikan motor. Kulihat apa yg sebenarnya barusan terjadi. Busyeettt. Ternyata pengunci ban itu menghantam jeruji ban. Sangking kerasnya, 8 jeruji roda patah, dan as ban pecah! Aku beruntung tidak terjatuh. Langsung masuk UGD. Bengkel maksudnya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Tragedi berikutnya adalah ketika aku terlambat ganti oli. Aku sebenarnya sadar telah telat mengganti oli, tapi aku tak menduga akibat terlambat ganti oli ternyata serius. Oli yg ada di mesin ternyata bisa habis. Iya habis. Akibatnya mesin2 itu bekerja tanpa pelumas di dalamnya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Ketika kubawa ke bengkel, tukang servisnya terkejut, di dalam mesin tidak ada setetes pun oli. Langsung, tanpa basa2i, tukang servis bilang <i>"harus turun mesin!!"</i>. Untungnya, setelah turun mesin, motor kembali sehat. Tapi ya begitu, harus gerogoh dompet agak dalam.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Sejak saat itu aku jadi sensitif dengan oli mesin motorku. Semacam trauma, jangan sampai terulang. Setiap 3-4 bulan selalu kubawa ke bengkel untuk ganti oli. Sangking traumanya, bisa kurang dari 2 bulan. Kadang tukang bengkelnya kaget melihat buangan oli-ku yg masih cukup bersih.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Yang aku tidak mengerti adalah kenapa setiap orang lain pakai motor itu, selalu mengeluh setirnya miring/silir. Padahal aku yg setiap hari pakai, biasa2 saja. Tidak ada masalah. Cuman memang setiap pakai motor itu, tanganku terasa kemeng. Kemeng sekali. <i>"Ya itu karena stirnya miring"</i> katanya orang2.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Bukan cuman itu. Kalau dibuat berbelok, roda ban depan seperti <i>mbliyut</i>. Kalau tidak terbiasa bisa saja terjatuh. <i>"Ya itu karena stirnya miring"</i> katanya orang2.</div>
</span></span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Karena itulah aku sempat tidak pakai motor itu untuk berangkat-pulang kantor. Cukup lama. Lebih dari 3 tahun. Aku pakai motor itu hanya sampai di tempat parkir dekat stasiun, lalu lanjut naik kereta. Nyaris tak pernah kupakai kemana2 selain ke stasiun untuk berangkat kerja. Praktis, sehari motor itu hanya menempuh perjalanan 3an km.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Sangking jarangnya aku pake motor itu untuk perjalanan jauh, pajak motor sempat tidak terbayar. Bahkan, SIM ku yg terlanjur mati tak pernah kuurus lagi. Kan, naik kereta tak perlu punya SIM.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Hingga kemudian ada sedikit rejeki, aku opname-kan motor itu. Di dua bengkel sekaligus. Satu mengerjakan mesin, satunya lagi mengurusi masalah stang setir yg miring/silir dan stel bodi.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Habis cukup banyak, tapi hasilnya lumayan. Motorku kembali sehat wal afiat. Mesinnya kembali garang, <i>handling-</i>nya juga menawan. Tak lagi membuat tangan kemeng. Tapi tampangnya tetap kusam.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Sejak saat itu aku kembali pakai motor itu seperti dulu. Perjalanan jauh gak masalah, termasuk untuk perjalanan berangkat pulang kantor. Pajak kubayar lunas. SIM telah kudapat. Kemana-mana gak masalah. Ada razia motor pun kuhadapi dengan ketenangan jiwa.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Tak lama berselang, masalah lama kembali datang. Tangki bensin bocor. Kubawa ke tempat bengkel tangki motor. Orangnya bilang <i>"Kalau cuman disolder percuma mas. Bocornya akan datang lagi, dan lagi"</i>.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
<i>"Trus gimana?"</i> tanyaku.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
<i>"Ini harus dipotong bagian bawah. Diganti besi baru. Disambung"</i> jawabnya.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Aku tidak mengerti jawabannya, dan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya, tapi aku iyakan saja.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa hari opname, tangki bensin beres. Tak lagi bocor. Tapi secara visual, tampang tangki bensinku semakin sangat memprihatinkan. Seperti besi rombeng. Tapi setidaknya tangki bensinku tak akan bocor lagi.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Melihat kondisi motor dan sejarah perawatannya, juga kondisi perekonomian, sudah cukup lama terpikir untuk menjual motor itu. Tapi hati kecil tidak yakin akan bisa terjual. Terjual pun aku tak yakin harganya pantas. Di saat orang bisa dengan mudah dapat motor baru hanya dengan uang DP 500an rb, apa iya ada orang yg mau beli besi tua, <i>eh</i>, motor itu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Tapi rejeki betul2 ada di tangan tuhan. Di saat hati sedang meyakinkan diri untuk tidak lagi berniat menjual, dan akan tetap memakai motor itu, tiba2 ada telpon masuk menanyakan <i>"motor megapronya dijual kah?"</i>.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #222222;"><div style="text-align: justify;">
Begitulah akhirnya. Motor itu kini berpindah tangan dengan harga yang manusiawi. Ada perasaan sedih, tapi ini adalah jalan yg terbaik (<i>cuih</i>).</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku masih sering melihat motor itu lewat di depan rumahku. Ingin rasanya mengejarnya dan memeluknya. <i>Hi..hi.. </i>; (</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-Iq_CJzVh2Rg/Wu1G9mFaqbI/AAAAAAAAH9s/fnQhduEg8agLHj2FKx9ubUc4IRZO1YXVwCLcBGAs/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1093" data-original-width="1600" height="432" src="https://1.bp.blogspot.com/-Iq_CJzVh2Rg/Wu1G9mFaqbI/AAAAAAAAH9s/fnQhduEg8agLHj2FKx9ubUc4IRZO1YXVwCLcBGAs/s640/1.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1695370649977849512.post-71852678252799150532018-04-18T13:27:00.004+07:002021-11-18T08:33:35.247+07:00Sejak Kapan Mencintai? /Kemana-mana bersama/2<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>2. Kemana-mana bersama</b><br />
.<br />
Sejak saat itulah, aku jadi semakin sering jalan dengannya. Naik motor. Motor
Suzuki Tornado GX tahun 1997, hitam dengan stiker "dark skin".
Motor itulah yg membuat aku semakin sering kemana2 dengan dia.<br />
.<br />
Dia tak bisa naik mobil. Mabuk. Muntah2. Jangankan naik, berdiri di samping
mobil aja sudah merinding. Perutnya mual. Bulu kuduk berdiri. Jadi,
motor adalah satu2nya harapan untuk kemana2. Sebenarnya bukan cuma aku yang
punya motor, tapi gak tau kenapa dia hampir selalu pilih motorku.<br />
.<br />
Anehnya, aku tak pernah merasa dimanfaatkan. Padahal, dia tidak pernah belikan
bensin. Basa2i belikan bensin pun tidak. Setiap beli bensin di pom bensin,
cepat2 dia turun menjauh dari tempat isi bensin agar tidak ikut bayar bensin.
Setiap kali aku sindir, bukannya tersinggung, eh dia malah tertawa.
Besoknya tetapaja begitu.<br />
.<br />
Hampir semua kegiatan kampus yang aku ikuti, dia selalu ikut juga (atau aku
yang ikut2 ya?) Mulai Manifest, Kertas, Forsa, Himadika, Impas, hingga HMI.
Organisasi2 itu sering bikin acara. Di perkampungan pinggir kali, sampai di
gunung2. Aslinya sih, ikut banyak organisasi2 itu bukan karena alasan yang
muluk2. Cuman buat seru2an.<br />
.<br />
Kalau ada acara2 di organisasi itu, aku dan dia sering duduknya sengaja dipisah
agar tidak merusak acara karena kebanyakan guyon.<br />
.<br />
Dia lebih sering diminta2 untuk ikut acara. Dia jauh lebih famous dari
aku. Dia bukan pejabat organisasi, tapi dia selalu diajak ikut acara2. Seru
katanya kalau ada dia. Rame. Panitia akan terus merayu agar dia ikut.
Tidak usah bayar iuran tidak apa2 katanya. Karena dia boleh ikut tanpa bayar
iuran, aku juga tak mau bayar iuran. Masak aku yg bonceng dia, aku disuruh
bayar?<br />
.<br />
Di Kertas, aku ketuanya. Kertas itu nama teater di kampusku. Fakultas Hukum.
Anggotaku sebenarnya banyak, tapi yang benar2 bisa kuandalkan cuman dia. Aku gak ingat
apa jabatannya di Kertas, tapi dia adalah orang yang sangat vital di Kertas.
Cuman dia yang bisa kuajak mengajukan anggaran, sebar undangan, cari pemain,
siapkan konsumsi, pinjam keber, beli kabel, sampai angkat level. Itupun kadang2
juga merangkap jadi pemainnya.<br />
.<br />
Di Kertas, aku beberapa kali ikut pentas. Dia juga. Kadang jadi pemain utama,
kadang cuman jadi pemain pendukung. Pementasan pertama, awal semester
2, aku dan dia berperan sebagai pasangan suami istri petani yang sama2 lugu.
Pementasan terakhir, akhir semester 6, aku dan dia jadi pasangan suami istri
yang ditinggal anaknya pergi jadi TKI.<br />
.<br />
Kalau ada acara diklat di luar kota, anggota lain naik mobil, aku sama dia naik
motor. Boncengan. Sering harus bawa perkakas latihan, wajan, panci, dan kompor.
Kadang kehujanan, kadang kepanasan.<br />
.<br />
Di motor gak pernah kesepian atau kehabisan bahan pembicaraan. Selalu
guyon. Terbahak2. Kemekel. Kalau aku jengkel, aku jalan ke pinggir jalan mepet trotoar.
Atau berhenti di depan kuburan. Dia teriak ketakutan.<br />
.</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-MuflNPr_vPw/WpTRKO_G2uI/AAAAAAAAHXY/FOg_v4USjvQ2A8VU1a9PbfcbOhcA04CKwCPcBGAYYCw/s1600/aku1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="640" height="392" src="https://1.bp.blogspot.com/-MuflNPr_vPw/WpTRKO_G2uI/AAAAAAAAHXY/FOg_v4USjvQ2A8VU1a9PbfcbOhcA04CKwCPcBGAYYCw/s640/aku1.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br />.</span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pernah suatu waktu, aku mau pulang ke surabaya naik motor, dia mau numpang ke
Pasuruan. Waktu itu menjelang lebaran. Dia tidak pulang kampung. Di Pasuruan
ada saudaranya. Dia mau numpang sampai Pasuruan, "Kan
sejalan ke Surabaya" katanya. Aku iya-kan aja.<br />
.<br />
Ketika sudah sampai di Pasuruan, kutanya dia, <i>"dimana rumahnya
saudaramu?"</i>.</span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.<br />
Dia clingak2uk. Lihat kanan kiri, kebingungan. Perasaanku tidak enak. Aku
suruh dia ke wartel, telpon sodaranya. Lama kutunggu di luar. Panas. Setelah
keluar, dia bilang ternyata bukan di Pasuruan sini, tapi Pasuruan kota. Ini
Pandaan.<br />
.<br />Gitu <i>kok</i> tadi ngomongnya Pasuruan yang sejalan dengan
Surabaya. Kalo Pasuruan kota itu ke arah Bali, bukan arah ke
Surabaya. Masih berkilo2 ke arah sana. Tanpa merasa bersalah, dia langsung
duduk di motor lagi, yakin kalo aku masih mau antar dia ke Pasuruan kota.</span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><i>"Sa
kira di sini le.."</i> katanya.<br />
.<br />
Aku sudah bayangkan gimana rasanya pantatku, ke Surabaya lewat Pasuruan kota.
Sudah gitu, dia gak ikut belikan bensin. Basa2i belikan bensin juga nggak.<br />
.<br />
Sesampai di Pasuruan kota, pantatku rasanya seperti terbakar. Mana aku masih
harus lanjutkan perjalanan ke Surabaya. Aku tak pernah tau dimana rumah
saudaranya itu, karena aku gak boleh mampir. Cuman di depan gang.
Suruh langsung pulang. Takut dikira pacaran, katanya.<br />
.<br />
Setelah lebaran selesai, eh dia minta di jemput. "Kan satu
jalan" katanya. Satu jalan dari Hongkong. Meski jauh, tetap aja aku
jemput dia. Di jalan, aku mulai berpikir dalam hati, <i>ngapain</i> aku mau
capek2 begini untuk orang ini. Jangan2, setiap lebaran, harus antar jemput
begini. Waktu itu adalah lebaran pertama. Jadi sampai lulus, masih ada 4
lebaran lagi.<br />
.<br />
Tapi ya begitu, sepanjang perjalanan, aku hepi2 aja meski pantat
terasa terbakar. Tepos.</span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">.</span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span><i style="font-family: georgia; font-size: small;">sebelumnya || selanjutnya</i><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><i><br /></i></span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background: white; line-height: 115%;">
</span>
</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background: white; line-height: 115%;">
</span><span style="background: white; line-height: 115%;"></span></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background: white; line-height: 115%;">
</span></span>Saiful Arifhttp://www.blogger.com/profile/02982620872859578477noreply@blogger.com1