Saling-saling

Saling pengertian itu penting, karena hidup memang sering kali bukan tentang 'aku'. Meskipun 'aku' itu juga penting, tapi 'kita' jauh lebih penting. Apalagi dalam rumah tangga.

Feminis dan maskulis
Setelah seharian pontang2ing di tempat kerja, seorang suami menginginkan istirahat setibanya di rumah. Tapi di rumah, istri terkadang justru menanti suaminya itu segera pulang agar dia juga bisa istirahat setelah seharian pontang2ing mengurusi rumah dan anak.

Dua2nya bisa jadi sama2 ngotot, sama2 merasa benar, dan merasa paling punya hak untuk istirahat. Tentu itu bisa jadi masalah. Akhirnya jadi ribut.

Ini sebenarnya bisa dihindari jika dua2nya punya sifat feminis dan maskulis. Suami yg feminis akan memilih untuk memaklumi, dan istri yg maskulis akan memilih untuk memahami.

Suami/istri itu bukan cuma teman tidur,
tp teman menjalani utara-selatan-nya hidup

Dilayani Vs dimanja
Secara naluri suami selalu ingin dilayani, dan istri ingin selalu dimanja. Ini sebenarnya adalah kebutuhan yg saling bertentangan tp tetap harus bisa disatukan.

Terkadang suami ingin istrinya selalu jadi penurut, tapi terkadang istri justru merasa suaminya itu kurang perhatian.

Terkadang istri ingin belaian kasih sayang, tapi terkadang suami justru merasa istrinya terlalu banyak menuntut.

Inilah seninya rumah tangga. Suami-istri dituntut untuk saling menyeimbangkan 2 naluri yg berbeda itu. Menyatukan dua mahkluk yg berbeda jenis memang rumit.

Kalo tidak mau repot ya cari saja yg sejenis (kelaminnya).

Merasa lebih
Di bawah pohon juwet, seorang kakek tua menasehati cucunya yg sedang galau. Dia bilang begini: "le, salah satu penyakit cinta adalah ketika kau merasa lebih dari istrimu"

Lalu cucunya balik tanya: "maksudnya?"

Si kakek menjawab: "merasa lebih mencintai, merasa lebih setia, merasa lebih berkorban, merasa lebih sengsara, dan merasa lebih2 yg lainnya dari pasanganmu"

Lalu si kakek menambahkan: "inilah penyebab kenapa kamu sering merasa menderita, lalu mudah menyalahkan, dan selalu merasa jadi korban"

Si cucu bertanya lagi: "lalu bagaimana mengatasinya?"

Kakek menjawab pelan: "gampang"

Cucu penasaran: "bagaimana?"

Kakek akhirnya menjawab: "dibalik saja"

Cucu semakin penasaran: "maksudnya?"

Kakek menjelaskan: "jika kau mulai merasa begitu, abaikan. Yakinlah bahwa justru istrimu yg lebih merasa begitu. Itu akan bikin kamu mudah untuk menghormatinya"

Si cucu tersenyum, kakek juga tersenyum. Beberapa buah juwet terjatuh karena tertiup angin.

Si kakek sengaja tidak cerita ke cucunya kalau kemarin dia juga menasehati hal yg sama kepada istri cucunya itu.



Komentar