Prabowo-Megawati, jeruk makan jeruk!

Prabowo meradang karena megawati akhirnya mencalonkan jokowi jadi capres 2014. Bahkan sangking meradangnya, prabowo menyindir megawati (dan jokowi) sebagai pembohong dan maling!

Kenapa prabowo bisa begitu marahnya?

Ternyata ada perjanjian yg ditandatangani prabowo dan megawati pd tahun 2009 yg lalu, yg salah satunya menyebutkan megawati berkomitmen mendukung prabowo sebagai capres tahun 2014.

Konteks perjanjian itu adalah kesepakatan koalisi antara pdip dan gerindra yg saat itu mencalonkan megawati-prabowo sebagai capres dan cawapres tahun 2009. Sebagai sebuah kesepakatan politik, wajar kalau ada tawar menawar, dan ada kesepakatan antara keduanya.

Kira2 begini dialog yg terjadi antara megawati dan prabowo pada saat itu.

M: Wo, nyalon yuk. Aku capres, kamu cawapres.
P: Wah kok gitu. Nggak terbalik tuh...
M: Nggak lah. Kan suara partaiku lebih besar dari partaimu. Lagian, elektabilitasku kan lebih tinggi dari kamu.
P: Halah, yg kemaren aja kamu kalah telak gitu...
M: Ayolah wo, kali ini aku pasti menang. Apalagi kamu jd cawapresnya.
P: Tapi aku gak mau jadi cawapres. Pokok'e aku capres.
M: Ayolah wo, jadi cawapres ku ya. Ntar 2014, gantian, aku yg dukung kamu jadi capres. Gimana?
P: Beneran nih...
M: Benar lah.
P: deal!

Lalu dibuatlah hitam di atas putih kesepakatan itu menjadi suatu perjanjian. Biar keren, perjanjian diberi nama perjanjian batutulis.

Jadilah megawati dan prabowo akhirnya jadi capres dan cawapres waktu itu. Megawati percaya diri kali ini pasti akan menang. Tapi prabowo gak peduli bisa menang atau tidak. Baginya, yg penting sdh dapat dukungan untuk jadi capres 2014 dari megawati.

Eh lha dalah, pas pemilihan ternyata mereka keok. Kalah dari SBY. Konon hati megawati remuk redam akibat kekalahan itu. Itu adalah kekalahan yg ketiga kalinya bagi megawati. Hat trick!

5 tahun berlalu, megawati tiba2 ingkar janji. Prabowo meradang, karena megawati akhirnya memberi mandat pada jokowi untuk jadi capres 2014. Megawati seperti tidak pernah merasa bersalah setelah mencalonkan jokowi, meski prabowo sangat sakit hati.

Dengan perasaan yg terluka, prabowo tetap melanjutkan ambisinya untuk jadi capres 2014. Dengan atau tanpa dukungan dari megawati. Tapi di setiap kampanyenya, prabowo selalu menyisipkan sindirannya buat megawati (dan jokowi) sebagai bentuk kekecewaannya.

Banyak yg mulai iba dengan prabowo, lalu mulai mencerca megawati sebagai pembohong. Pengkhianat. Megawati tiba2 menjadi antagonis bagi prabowo dan pendukungnya. Sebaliknya, di mata pendukung megawati, prabowo dianggap kekanak2an dan ketakutan krn harus bertarung lawan jokowi.

Tapi bagi saya, keduanya sama2 bermasalah. Sama2 tidak beretika, karena menjadikan kekuasaan sbg obyek arisan.

Kalau akhirnya megawati akhirnya tidak memematuhi kesepakatan "arisan kekuasaan", itu bukan karena megawati sadar bahwa perjanjian batutulis itu cacat etik, tapi karena megawati melihat ada peluang lain untuk berkuasa, meski harus pinjam tangan jokowi.

Prabowo juga begitu. Dengan percaya diri dia buka perjanjian batutulis ke publik, dengan harapan agar megawati malu dan mendapat simpati sebagai korban pengkhianatan. Tapi dia tidak menyadari, membuka perjanjian batutulis itu seperti membuka aib sendiri.

Di mata prabowo, megawati memang keterlaluan telah melanggar kesepakatan. Tapi di mata publik, prabowo juga keterlaluan karena bersama megawati telah membuat kesepakatan arisan kekuasaan.

Ya, kalau akhirnya prabowo dikibulin megawati, itu seperti jeruk makan jeruk. He..he... Kecian.


Komentar