Nahkoda Pemberani

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang nahkoda muda yg sangat pemberani. Ia mengarungi samudra nan luas dgn hanya menggunakan sebuah kapal kayu yg sederhana.

Bukan itu saja. Dia berlayar tanpa pelampung, sekoci, atau alat keselamatan apapun!

Dgn mesin dan layar seadanya, dia meniti samudra luas layaknya pelaut ulung. Tidak terhitung berapa badai dan rintangan yg berhasil ia lalui. Mimpinya untuk bisa berlabuh di tempat yg ia idam2kan, pulau biru, mengalahkan segalanya.

Hingga pada suatu waktu, tiba2 dia menyadari bahwa yg ia lakukan itu sesungguhnya sangatlah membahayakan. Saangattt berbahaya. Bukan saja untuk dirinya, tapi juga para awaknya.

Jika terjadi apa2 dgn perahunya, dia tidak bisa melanjutkan pelayarannya dan terkatung2 di tengah lautan. Tidak itu saja. Dia dan para awaknya bisa mati tenggelam di dasar samudra.



Mulailah muncul rasa takut di pikiran nahkoda itu. Tapi dia tidak pernah menunjukkan rasa takutnya itu kepada siapapun. Dia pendam sendiri ketakutannya itu.

Mulailah dia berpikir dalam hati untuk segera memiliki pelampung, sekoci, atau alat keselamatan lainnya.

Tapi dia sadar, tidak mungkin menunda pelayaran. Apalagi membatalkan. Sekali layar terkembang, pantang untuk pulang. Begitu kira2 kata hatinya.

Dia memutuskan untuk tetap melanjutkan pelayaran bagaimana-pun kondisinya, sambil terus berpikir bagaimana caranya agar segera punya pelampung, sekoci atau alat keselamatan lainnya.

Cukup lama dia berpikir. Lamaaaa... 

Sangking lamanya, tidak terasa dia sudah sampai di pulau biru, pulau yg ia idam2kan itu.

--selesai--

Komentar