Kloset Kencing Untuk Perempuan

Sesaat turun dari pesawat, tempat yg paling pertama kali banyak dituju penumpang adalah toilet. Ada yg sekedar berkaca untuk memastikan tatanan rambut baik2 saja. Ada juga yg cuci muka. Dan, ini yg paling banyak: buang air. Maksud saya, kencing.


Puluhan laki2 berdiri dengan wajah gelisah, berjajar antri untuk kencing. Laki2 yg paling depan, sambil berdiri, tampak fokus dengan hajatnya, mengendalikan organ kencingnya agar keluar tepat pada sasaran. Tidak kocar2ir. Sambil memastikan organ kencingnya itu tidak terlihat oleh laki2 disebelahnya yg juga lagi kencing.

Tidak lama kemudian terdengar derusan air bilas dari kloset kencing "brerr...rerr..". Laki2 itu lalu bergegas pergi sambil menutup resleting celananya. Selanjutnya, giliran antrian berikutnya. Begitu seterusnya. Tidak cukup 10 menit untuk menghabiskan puluhan antrian.

Terus terang, kadang aku penasaran dgn suasana toilet perempuan. Terutama di toilet yg terletak di dekat pintu masuk terminal, ketika pesawat baru mendarat.

Kulihat, banyak juga penumpang perempuan yg langsung njujuk toilet setelah baru keluar dari pesawat. Kadang malah lebih banyak dari toilet laki2.

Tidak mungkin di sana dipasang kloset kencing kayak toilet laki2, yg tinggal berdiri, buka resleting, kencing, siram, cebok2 sedikit, sudah.

Itu karena celana laki2 semua bersleting di depan, sehingga mudah merancang kloset kencing untuk laki2. Lagian secara budaya, mereka sudah terlatih kencing berdiri sejak balita.

Sedangkan pakaian perempuan itu macam bentuknya. Ada yg atasan-bawahan, ada yg terusan. Yg bawahan, ada yg beresleting, ada yg tidak. Yg bersleting, ada yg di depan, ada juga yg dibelakang. Yg tidak bersleting, ada yg berbentuk celana, ada berupa rok. Ada yg rok pendek, ada yg rok panjang. Yg terusan, ada yg gombor2, ada yg ketat. Macam2lah pokoknya.

Belum lagi aksesoris2 tambahan yg kadang berlapis2. Aku menduga, itu yg bikin kloset kencing untuk perempuan belum diciptakan sampai sekarang. Perancangnya pusing sebelum merancang. Apalagi secara anatomi, perempuan tidak dirancang untuk bisa kencing berdiri.


Komentar