Sejak Kapan Mencintai? /Kemana-mana bersama/2

2. Kemana-mana bersama
.
Sejak saat itulah, aku jadi semakin sering jalan dengannya. Naik motor. Motor Suzuki Tornado GX tahun 1997, hitam dengan stiker "dark skin". Motor itulah yg membuat aku semakin sering kemana2 dengan dia.
.
Dia tak bisa naik mobil. Mabuk. Muntah2. Jangankan naik, berdiri di samping mobil aja sudah merinding. Perutnya mual. Bulu kuduk berdiri. Jadi, motor adalah satu2nya harapan untuk kemana2. Sebenarnya bukan cuma aku yang punya motor, tapi gak tau kenapa dia hampir selalu pilih motorku.
.
Anehnya, aku tak pernah merasa dimanfaatkan. Padahal, dia tidak pernah belikan bensin. Basa2i belikan bensin pun tidak. Setiap beli bensin di pom bensin, cepat2 dia turun menjauh dari tempat isi bensin agar tidak ikut bayar bensin. Setiap kali aku sindir, bukannya tersinggung, eh dia malah tertawa. Besoknya tetapaja begitu.
.
Hampir semua kegiatan kampus yang aku ikuti, dia selalu ikut juga (atau aku yang ikut2 ya?) Mulai Manifest, Kertas, Forsa, Himadika, Impas, hingga HMI. Organisasi2 itu sering bikin acara. Di perkampungan pinggir kali, sampai di gunung2. Aslinya sih, ikut banyak organisasi2 itu bukan karena alasan yang muluk2. Cuman buat seru2an.
.
Kalau ada acara2 di organisasi itu, aku dan dia sering duduknya sengaja dipisah agar tidak merusak acara karena kebanyakan guyon.
.
Dia lebih sering diminta2 untuk ikut acara. Dia jauh lebih famous dari aku. Dia bukan pejabat organisasi, tapi dia selalu diajak ikut acara2. Seru katanya kalau ada dia. Rame. Panitia akan terus merayu agar dia ikut. Tidak usah bayar iuran tidak apa2 katanya. Karena dia boleh ikut tanpa bayar iuran, aku juga tak mau bayar iuran. Masak aku yg bonceng dia, aku disuruh bayar?
.
Di Kertas, aku ketuanya. Kertas itu nama teater di kampusku. Fakultas Hukum. Anggotaku sebenarnya banyak, tapi yang benar2 bisa kuandalkan cuman dia. Aku gak ingat apa jabatannya di Kertas, tapi dia adalah orang yang sangat vital di Kertas. Cuman dia yang bisa kuajak mengajukan anggaran, sebar undangan, cari pemain, siapkan konsumsi, pinjam keber, beli kabel, sampai angkat level. Itupun kadang2 juga merangkap jadi pemainnya.
.
Di Kertas, aku beberapa kali ikut pentas. Dia juga. Kadang jadi pemain utama, kadang cuman jadi pemain pendukung. Pementasan pertama, awal semester 2, aku dan dia berperan sebagai pasangan suami istri petani yang sama2 lugu. Pementasan terakhir, akhir semester 6, aku dan dia jadi pasangan suami istri yang ditinggal anaknya pergi jadi TKI.
.
Kalau ada acara diklat di luar kota, anggota lain naik mobil, aku sama dia naik motor. Boncengan. Sering harus bawa perkakas latihan, wajan, panci, dan kompor. Kadang kehujanan, kadang kepanasan.
.
Di motor gak pernah kesepian atau kehabisan bahan pembicaraan. Selalu guyon. Terbahak2. Kemekel. Kalau aku jengkel, aku jalan ke pinggir jalan mepet trotoar. Atau berhenti di depan kuburan. Dia teriak ketakutan.
.


.

Pernah suatu waktu, aku mau pulang ke surabaya naik motor, dia mau numpang ke Pasuruan. Waktu itu menjelang lebaran. Dia tidak pulang kampung. Di Pasuruan ada saudaranya. Dia mau numpang sampai Pasuruan, "Kan sejalan ke Surabaya" katanya. Aku iya-kan aja.
.
Ketika sudah sampai di Pasuruan, kutanya dia, "dimana rumahnya saudaramu?".

.
Dia clingak2uk. Lihat kanan kiri, kebingungan. Perasaanku tidak enak. Aku suruh dia ke wartel, telpon sodaranya. Lama kutunggu di luar. Panas. Setelah keluar, dia bilang ternyata bukan di Pasuruan sini, tapi Pasuruan kota. Ini Pandaan.
.
Gitu kok tadi ngomongnya Pasuruan yang sejalan dengan Surabaya. Kalo Pasuruan kota itu ke arah Bali, bukan arah ke Surabaya. Masih berkilo2 ke arah sana. Tanpa merasa bersalah, dia langsung duduk di motor lagi, yakin kalo aku masih mau antar dia ke Pasuruan kota.

.
"Sa kira di sini le.." katanya.
.
Aku sudah bayangkan gimana rasanya pantatku, ke Surabaya lewat Pasuruan kota. Sudah gitu, dia gak ikut belikan bensin. Basa2i belikan bensin juga nggak.
.
Sesampai di Pasuruan kota, pantatku rasanya seperti terbakar. Mana aku masih harus lanjutkan perjalanan ke Surabaya. Aku tak pernah tau dimana rumah saudaranya itu, karena aku gak boleh mampir. Cuman di depan gang. Suruh langsung pulang. Takut dikira pacaran, katanya.
.
Setelah lebaran selesai, eh dia minta di jemput. "Kan satu jalan" katanya. Satu jalan dari Hongkong. Meski jauh, tetap aja aku jemput dia. Di jalan, aku mulai berpikir dalam hati, ngapain aku mau capek2 begini untuk orang ini. Jangan2, setiap lebaran, harus antar jemput begini. Waktu itu adalah lebaran pertama. Jadi sampai lulus, masih ada 4 lebaran lagi.
.
Tapi ya begitu, sepanjang perjalanan, aku hepi2 aja meski pantat terasa terbakar. Tepos.

.

sebelumnya || selanjutnya


Komentar

  1. How to get from a casino to play for real money, using a computer
    That makes it easy for players to enjoy playing 평택 출장마사지 online and at the same time to win more 제천 출장마사지 when 거제 출장마사지 gambling online. How to 화성 출장마사지 find the good 경기도 출장안마

    BalasHapus

Posting Komentar