Pencari Kerja Di Sepak Bola
Gengsi sepakbola dulu sama sekarang jauh berbeda. Rasa2nya,
fanatisme dulu jauh lebih tinggi dari sekarang, dan jauh lebih seru. Mungkin banyak yg gak bisa lupa bagaimana ketegangan setiap Persebaya bertemu Persib di Jakarta.
Ribuan bonek menyerbu Jakarta hanya dengan nyeker dan tanpa sangu apapun. Begitu juga bebotoh berbondong2 membirukan stadion dengan satu tekad: Bandung tidak boleh kalah dari Surabaya. Begitu sebaliknya!
Ribuan bonek menyerbu Jakarta hanya dengan nyeker dan tanpa sangu apapun. Begitu juga bebotoh berbondong2 membirukan stadion dengan satu tekad: Bandung tidak boleh kalah dari Surabaya. Begitu sebaliknya!
Mungkin itu karena semangat kedaerahan menjadi modal utama dalam setiap tim. Mulai dari sejarah, home base, pelatih, pemain hingga ball boy
hampir seluruhnya dibangun atas dasar patriotisme kedaerahan. Sentimen2 kedaerahan sangat kental.
Loyalitas pemain terhadap tim menjadi sangat luar biasa,
karena mereka tidak hanya bermain untuk kebanggaan tim, tapi harga diri daerah.
Mereka bertarung memperjuangkan kebanggaan.
Di level nasional, mereka sudah terbiasa bertarung memperjuangkan kebanggaan. Kali ini: kebanggaan merah putih!
Tren sepakbola sekarang sudah banyak berubah. Kebanggaan
daerah semakin menipis, karena daerah kini tinggal sekedar homebase tim saja.
Bahkan ada yg cuma numpang stadion.
Tim2 banyak dihuni oleh pemain2 pencari kerja, yang sibuk
memburu gaji dan kontrak tertinggi daripada kebanggaan. Tidak ada kebanggan
terhadap tim, apalagi daerah. Its all about cash!!
Begitu bermain di level timnas, mereka tidak terbiasa
memperjuangkan kebanggaan.
Makanya, jika timnas masih diisi oleh pemain2 pencari kerja
jangan harap timnas berjaya. Parahnya, pengurus PSSI juga dihuni para
pencari kerja. Cuucoook deh!!
Komentar
Posting Komentar