Drama Becak dan QZ8501

Meskipun bangkainya belum ketemu, tapi sudah bisa dipastikan pesawat QZ8501 bukan hilang, tersesat, atau dibajak teroris. Tapi jatuh, dan kemudian tenggelam di tengah laut.

Itu adalah kabar yg buruk, tapi setidaknya itu lebih baik daripada tidak ada kabar sama sekali. Keluarga korban tetap harus bersyukur dengan kabar itu.

Daripada kayak MH370 yg tidak pernah ditemukan sampai sekarang. Entah dibajak, entah tersesat, entah tenggelam? tidak ada yg tahu. Yg ada hanya rumor, dan teori2 konspirasi bombastis yg tidak jelas kebenarannya.

Dalam hal ini, QZ8501 lebih "beruntung" dari MH370.

Sebenarnya penyebutan nomor penerbangan sebagai identitas pesawat, adalah membingungkan. Karena kode QZ8501 adalah kode rute pesawat, bukan identitas fisik pesawat.

Identitas pesawat ada di badan pesawat, yg biasanya diawali dengan kode PK-... Mestinya kode itu yg selalu disebutkan. 

Tapi...ah... sudahlah...

Aku terus mengikuti drama pencarian pesawat itu dari berita2, termasuk dari pembicaraan orang2 yg tahu dan yg sok tahu tentang jatuhnya pesawat itu. Mulai dari pertama kali dikabarkan hilang kontak. Sampai saat ini, saat beberapa penumpang ditemukan mengambang di laut.

Hampir semua koran, tv, dan internet, memberitakan kecelakaan ini. Semua masuk headline. Bahkan, media internasional pun ikut memberitakan kecelakaan ini. Juga di headline!

Demikianlah, hampir setiap kecelakaan pesawat selalu mendapat perhatian yg sangat besar, bahkan perhatian dunia.

Beda dengan kecelakaan bis, kereta, atau kapal. Apalagi angkot. Terlebih lagi ini: becak.

Jangankan media internasional, koran lokal aja belum tentu mau memberitakan. Kalaupun masuk, ada di halaman belakang pojok kiri bawah. Dekatnya iklan2 kematian. Itu-pun cuman beberapa hari. Setelah itu hilang, dan dilupakan.

Yang membedakan adalah drama!

Kecelakaan pesawat selalu menciptakan drama yg sangat panjang, mengharukan, dan sekaligus menegangkan. Bahkan hal2 yg tidak berkaitan langsung dgn kecelakaan pun jadi drama nan melankolis.

Sedangkan kecelakaan non pesawat biasanya miskin drama. Tidak ada, misalnya, drama hilang kontak, lalu drama pencarian, drama penemuan puing2, drama evakuasi, drama perdebatan pengamat2, hingga drama tentang blackbox. Belum lagi drama ttg kehidupan penumpang, histeria keluarga korban, dan orang2 yang "urung" jadi korban gara2 terlambat boarding.

Rasa simpati dan empati dapat mudah tumbuh karena larut dalam perasaan diri sendiri, seolah2 menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Kecelakaan QZ8501 berhasil menggugah simpati dan empati banyak orang karena drama2 yg mengharukan, sehingga banyak orang yg merasa "memiliki" atas musibah itu.

Itu membuktikan bahwa kita memang suka sekali dengan drama!