Sang Pahlawan

Dari jarak 100 meter, tiba-tiba sebuah mobil berwarna orange banting setir ke kanan nampak menghindari sesuatu. Saya duduk tepat di belakang Mas Dikin yang menyetir mobil, sedikit terperangah melihat dia teriak “innalillahi..innalillahi…waduh…aku gak wani ndelok…” sambil memegangi kepalanya. Nampak di ujung sana seorang laki-laki, berbaju kotak-kotak tergeletak di tengah jalan. Samar-samar terlihat berhamburan sesuatu berwarna putih dan kemerah-merahan di jalanan. Ada juga helm yang remuk tak jauh dari situ.

Tidak banyak orang yang berkerumum di sana. Beberapa orang nampak ragu untuk mendekat. Tidak jauh dari situ, sebuah truk gandeng menepi. Tidak tahu apakah truk itu berkaitan dengan kejadian itu atau tidak.

Sangat mustahil laki-laki itu bisa diselamatkan dengan kondisi seperti itu. MUngkin ia tinggal di daerah sini atau mungkin orang luar kota. Tidak lama lagi keluarganya mungkin akan mengetahui kejadian itu, dan mungkin akan sagat histeris histeris, mengetahui suami atau bapaknya mengalami kecelakaan tragis.

Mungkin saja ia adalah suami dan bapak kebanggan bagi keluarga sederhana, yang berjuang hidup membanting tulang, hingga harus mencari nafkah hingga larut malam begini.

Mungkin saat ini, istrinya di rumah menanti kedatangannya membawa secuil rejeki yang didapatnya hari ini, untuk membeli beras dan seiris tempe untuk sarapan besok pagi. Mungkin anaknya menanti di ruang tamu, berharap bapak membawa uang untuk membayar SPP yang 4 bulan tidak terbayar.

Sepuluh menit berselang terdengar dari berita di Suara Surabaya FM :
“…Pak Ali menyampaikan kabar telah terjadi kecelakaan di Jalan Trowulan Mojokerto, seorang tukang ojek berusia 40 tahun tertabrak sebuah truk gandeng bermuatan pasir. Korban tewas ditempat terlindas truk, kepalanya remuk namun motornya utuh. Diduga ia terjatuh karena tergelincir di jalan berlubang, lalu sebuah truk gandeng bermuatan pasir menyambar dari belakang…”


Komentar