Mata Najuwa

Lampu sorot mulai menyorot, Najuwa Sihap (NS) telah membuka acara. Di belakang panggung Abdul Ghofur (AG) siap bergegas. Ratusan penonton bergemuruh tepuk tangan ketika NS meminta AG untuk naik panggung. AG tampak sedikit nervous, namun senyumnya tetap mengembang.

NS menyalami AG. NS tersenyum, AG juga tersenyum. NS mempersilahkan duduk, AG mengangguk. Beberapa penonton terdengar masih bertepuk tangan. Talkshow-pun dimulai.



NS= Selamat datang di Mata Najuwa. Satu kehormatan Anda bersedia hadir di Mata Najuwa malam ini.

AG= Terima kasih.

NS= Banyak yg puas dengan kinerja Jokowi, tapi banyak juga yg mencibir. Anda termasuk yg mana...

AG= Mmm... Saya di tengah2.

NS= Anda terlalu diplomatis. Saya rubah pertanyaannya. Dibandingkan presiden sebelumnya, presiden yg sekarang lebih baik atau lebih buruk?

AG= Presiden lama sudah bekerja selama 10tahun. Presiden yg sekarang belum genap setahun. Tidak fair membanding2kan...

NS= Sepertinya Anda pendukung Jokowi?

AG= Tidak. Saya punya jagoan sendiri. Bukan Jokowi.

NS= Brarti Prabowo?

AG= Bukan juga.

NS= Oh, jadi Anda golput?

AG= Saya mencoblos Prabowo, tapi saya tidak pernah berniat menjadikan Prabowo sebagai presiden.

NS= Kenapa?

AG= Sama kayak Jokowi, saya yakin Prabowo juga bukan presiden ideal buat Indonesia.

NS= Lalu kenapa coblos Prabowo?

AG= Istri saya pendukung Prabowo, dan pemilu persis di hari ulang tahunnya. Dia tidak minta kado, dia hanya minta suara saya. Saya kasih. Saya ikhlas.

NS= Serius?

AG= *mengangguk

NS= Ha...ha...ha... Tp KPU kan tidak peduli istri Anda ulang tahun atau tidak. Jadi, suara Anda pasti dianggap mendukung Prabowo jadi presiden. Ha...ha...ha...

AG= Biarin. Yg penting istri saya senang.

NS= Ha...ha...ha...

AG= Anda suka sekali tertawa.

NS= Anda mencampur adukkan antara cinta dan pilihan politik. Kasihan sekali. Ha...ha...ha...

AG= Sekali lagi Anda tertawa, saya pulang...

NS= Ha...ha...ha...

AG= *pulang

Penonton bengong. Lampu perlahan mati. Acara selesai. NS masih tertawa.

Komentar