Rejeki Ketidak-maha tahu-an

Untuk mencari kebenaran, hakim butuh bukti2 atau saksi2 dari sebuah proses persidangan yg panjang dan melelahkan, bahkan terkadang bertele2. Itupun, sering yg benar belum tentu menang. You know-lah, banyak yang bisa diatur di bawah meja. Sebagian diatur dengan rekayasa cincong-cincong, selebihnya diatur dengan ini (uang maksudnya).

Beda dengan Tuhan. Tuhan itu maha tahu. Jadi, Tuhan tidak butuh bukti, saksi, apalagi pengakuan. Ke-maha tahu-an Tuhan itu real time, tanpa kompromi, dan dijamin akurat 100%. Bahkan 1000%.

Meskipun Tuhan itu maha kuasa, Tuhan tidak pernah berencana mengambil alih penegakan hukum manusia, meskipun Tuhan tahu penegakan hukum oleh manusia semakin hari semakin compang2ing. Di sisi lain, Tuhan sengaja tidak memberikan secuil pun ke-maha tahu-annya kepada manusia.

Di situlah hebatnya Tuhan. Dia sengaja menciptakan manusia yg tidak maha tahu itu untuk mengelola dan menegakkan hukum. Padahal sebenarnya Tuhan sedang menciptakan sebuah mega proyek industri padat karya.

Dengan ketidak-maha tahu-annya, manusia dipaksa berfikir untuk menciptakan mekanisme2 tertentu untuk mencari kebenaran dan keadilan. Maka dibuatlah perangkat2 dan institusi2 hukum dari tingkat bawah, hingga atas. Maka lahirlah: mega proyek ketidak-maha tahu-an.

Ratusan juta manusia menggantungkan hidup dari mega proyek ketidak-maha tahu-an ini. Dari pengacara, jaksa, polisi, hakim, arbiter, notaris, panitera, hingga sipir dan paralegal. Belum lagi dosen2 di fakultas hukum, penulis2 buku tentang hukum, aktivis2 LSM, dan juga para pengamat politik yang nyamar menjadi pengamat hukum.

Ditambah lagi orang2 yang secara tidak langsung kecipratan mega proyek ketidak-maha tahu-an, yakni: para penjual materai dan map, penjahit toga, EO pendidikan dan ujian advokat, hingga makelar kasus.

Banyak pokoknya.

Belum pernah ada proyek padat karya sebesar dan sehebat ini!!

Lupakan akurasi kebenaran dan keadilan. Karena yang terpenting, mega proyek ketidak-maha tahu-an ini terbukti telah menyelamatkan jutaan umat manusia dari status: jobless.

Mungkin begitulah cara Tuhan membagi rejeki...


Komentar