Kode Keras Dahlan Iskan

Sulit menemukan pendapat, apalagi analisa, yg obyektif tentang kasus dahlan iskan di komunitas fans club Dahlan Iskan yg jumlah anggotanya melebihi jumlah fans iwan fals, slank, dan dewa19 dijadikan satu. Masing2 punya militansi yg heroik, nan sentimentil.

Sangking heroiknya, mereka lupa kasus ini sudah terlanjur menjadi kasus hukum. Kejaksaan tidak mungkin tiba2 membatalkan kasus ini dengan alasan khilaf, bukan?

Lain cerita kalo kejaksaan meng-SP3 kasus ini ya... Dgn atau tanpa praperadilan.

Untuk benar2 obyektif, tidak ada cara lain, kecuali membaca dan mempelajarinya dari dokumen2, bukti2, juga BAP perkara itu. Lembar demi lembar. Begitulah cara hukum bekerja.

Siapa yg bisa melakukan itu? Ya cuman pengacara, jaksa, dan yg paling utama adalah hakim. Jika anda bukan salah satunya, anda hanya bisa jadi penonton yg cuman bisa berkomentar dari luar arena. Sekencang apapun teriakan, suara anda hanya akan terdengar, bukan didengar.

Tapi bukan berarti penonton tak boleh teriak2. Teriak boleh2 saja. Tapi kalo bisa jangan asal teriak. Jangan asal kenceng. Kayak saya gini loh, bikin riset dulu...



Saya mulai riset ini dari sosok Wisnu Wardhana, atau untuk meringankan jari2, aku singkat: WW. Kenapa perlu dimulai dari orang ini? pertama, ini hak prerogratifku. Kedua, kejauhan kalo saya mulai dari Habib Rizieq. Ketiga, karena orang ini adalah ketua tim restrukturisasi aset PT PWU, sangkal utama kasus ini.

Sambil ngemil kacang telur, aku browsing nama WW di google, dan semua yg berhubungan dgn WW. Dari situ aku tahu bahwa:

Pertama, WW itu ternyata nama pasaran.

Kedua, WW bukanlah orang penting2 banget di mata google karena ada banyak nama ww yg muncul, tp bukan WW yg itu. Ada perenang, nama kampus, nama raja di jawa, suami artis, sampai nama jalan. WW yg itu hanya terselip sedikit di tengah ww-ww yg lain.

Ketiga, WW itu orang narsis yg suka pasang poster foto dirinya di jalan2 meski tidak ada pilkada. Salah satunya adalah foto editan dengan bung Karno.

Keempat, WW punya sejarah model potongan rambut yg ndeso. Di tahun 2010an masih dengan potongan piyak tengah yg wagu.

Kelima, WW adalah politikus kanguru. Lompat sana2i. Dipecat di sana, masuk di sini. Tiba2 biru, tiba2 kuning kunyit.

Keenam, WW adalah orang yg pernah berusaha menggulingkan walikota surabaya Tri Risma Harini, ketika beliau baru menjabat 3 bulan. Bahkan, dia juga salah satu aktor penyebab dualisme persebaya. Nggaple'i kok ancen wong iki..

Ketujuh, tidak ada satupun ulasan, tulisan, apalagi berita positif tentang WW. Semua tentang poin 5 dan 6. Plus tentang penetapan tersangka dan penahanannya. Termasuk berita tentang dia yg ngumpet di toilet berjam2 karena menolak ditahan.

7 temuan itu membuat saya menyimpulkan bahwa WW bukan orang high quality. Middle pun tidak. Sulit bagiku untuk percaya dia tidak bermain2 dalam proses pelepasan aset PT PWU 16tahun yg lalu. Gunjang2ing dia bermain2 di penjualan aset itu sudah sering aku dengar.

Masalahnya sekarang, kasus itu menyeret sosok idola banyak orang, Dahlan Iskan. Sulit percaya orang seperti blio ikut bermain2 dgn aset perusahaan.

Menyelamatkan Dahlan Iskan tidak harus identik dgn menyelamatkan WW. Tidak perlu ngotot teriak penjualan aset itu clean 100%. Sapa tau WW memang bermain, sehingga perusahaan dirugikan. Lalu Dahlan Iskan yg tidak tahu apa2, terseret2. Atau diseret2.

Ato, semua prosedur sudah dipenuhi Dahlan Iskan, tp di bawah meja WW bermain2 layaknya tikus.

Terus terang, saya ragu WW clean dalam proses penjualan itu. 

***

Petunjuk utamanya adalah sesaat setelah Dahlan Iskan resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Menjelang masuk ke mobil tahanan, beliau berujar "...saya memang sudah lama diincar penguasa".

Kalimat itu sangat bukan Dahlan Iskan. Biasanya dia dengan sangat gagah berani bilang "...saya yang bertanggung jawab", atau "...semua salah saya". Dia adalah tipikal orang selalu berusaha melindungi anak buahnya.

Fakta itu bisa jadi adalah kode keras dari Dahlan Iskan.

Perlindungan kepada anak buah hanya bisa diberikan kepada anak buah yg bekerja dengan niat baik. Dahlan iskan tidak melihat ada niat baik pada anak buahnya yg piyak tengah itu. Sepertinya Dahlan Iskan menyadari ada yg tidak beres dengan kerja WW, yg selain salah, juga curang.

Dahlan Iskan pasti punya jawabannya. Kita lihat saja nanti di persidangan.

Kalimat "...saya memang sudah lama diincar penguasa" juga mengandung isyarat eksplisit dirinya yg merasa diserang dengan banyak perkara secara bersamaan, tepat setelah ia tak lagi jadi menteri.

Kalaupun dia bisa lolos dari kasus yg sekarang, dia akan disambut dengan perkara lainnya. Bukan hanya 2, tapi 4. Bahkan mungkin lebih.

Tapi, ini yg paling penting, tidak ada satupun yg mampu menuduh Dahlan Iskan melakukan suap, gratifikasi, atau mencuri uang. Itu cukup buat para fans club Dahlan Iskan untuk tetap mendukungnya..


Komentar