4 Kali Nyaris

Aku tak pernah punya riwayat punya hp yg mahal. Selain persoalan anggaran, aku tak pernah terobsesi dgn hp mahal, ber-merk, atau terbaru. HP-ku selalu yg biasa2 saja.
.
Hp ku yg sekarang ini pun jauh dari golongan hp kelas atas. Jauh. Harganya murah. Buatan cina. Itupun bukan hp cina yg terkenal. Tak pernah kulihat iklannya di koran atau tv. Counternya juga jarang. Merknya: Lava. Typenya bukan yang tertinggi/termahal: Iris 780.
.
Sudah 2 tahun lebih aku pake hp itu. Alhamdulillah, baru sekali masuk service center. 2 minggu kemarin. Itupun karena masalah yg sepele. Konektornya longgar. Kata tukang servisnya, itu karena aku terlalu sering cabut-colok dan gonta2i cas2an. Selebihnya, sehat wal afiat.
.
Selama 2 tahun pakai, hp ini sempat 4 kali nyaris hilang.
.
1. Taksi
Sudah sering aku ke Jakarta, tp belum pernah sekalipun pergi ke masjid Istiqlal. Tiba2 aku pengen ke sana.
.
Naik taksi blue bird aku pergi ke sana. Aku duduk di kursi belakang. Aku numpang ngecas hp di pak sopir. Hp ku mati total karena batrainya kosong. Di perjalanan, tak banyak bicara dengan sopir. Tak lama kemudian, dari kejauhan dapat kulihat kubah masjid Istiqlal semakin mendekat, dan semakin mendekat.
.
Tiba di dekat pintu gerbang, Jl Veteran, aku turun dengan agak repot karena aku membawa tas ransel dan kopor ukuran sedang. Kubayar pada pak sopir. Kuucapkan terima kasih. Aku keluar dari taksi itu.
.
Aku berjalan menuju pintu masuk masjid, AlFattah. Cukup jauh kuberjalan, tiba2 aku teringat hp ku. Kurogoh kantung celana, tidak ada. Jaket, baju, dan tas juga tak ada. Astaga, ketinggalan di taksi!.
.
Kupercepat jalanku kembali ke tempat aku turun dari taksi. Langkahku cukup cepat, tp perasaanku pesimis bisa kutemukan taksi itu, juga hp ku. Dia pasti sudah pergi. Tak mungkin bisa aku melapor ke custumer service, karena aku tidak ingat nomor lambung taksi itu. Mulai terbayang2 untuk merelakan hp itu hilang.
.
Begitu sampai di pintu gerbang, aku lega. Taksi itu ternyata masih menunggu di situ. Persis ditempat terakhir aku turun. Sopir taksi juga lega melihatku. Sambil memegang hp dan cas2anku, dia tersenyum "hp bapak ketinggalan".
.
Aku anggap dia bukan representasi sopir taksi blue bird. Dia adalah representasi orang Jakarta. Ternyata masih ada orang jakarta yg baik seperti bapak itu. Semoga dilimpahkan rejeki dan kesehatan untuk bapak itu.
.
2. Istiqlal
Akhirnya aku bisa menginjak lantai masjid Istiqlal, setelah sekian lama cuma bisa lihat di tv atau gambar kalender. Aku melongok2 sepanjang lorong menuju ruang utama masjid. Besar betul ini masjid. Pilarnya gede. Lantai bertingkat lima. Lubang kubah terlihat megah. Kulihat beberapa orang asing sedang berwisata di sana.
.
Selesai sholat ashar, aku lihat ada hiasan kaligrafi di atas mimbar khatib. Cukup besar, tapi terlihat kecil di dinding masjid yg begitu luas. Ternyata itu adalah potongan kain ka'bah, pemberian Raja Salman.
.
Setelah puas melihat2 isi masjid, aku beranjak pulang karena aku harus lanjut ke bandara. Kuberjalan menuju pintu gerbang seberang gereja Katedral untuk cari taksi. Beberapa menit berdiri di depan pintu gerbang, belum sempat kudapat taksi, tiba2 aku teringat hp ku. Kurogoh kantung celana, jaket, baju, juga tas. Astaga: tidak ada!
.
Hilang lagi...
.
Kuberjalan cepat kembali masuk ke dalam masjid. Tak lagi kuperhatikan detail ornament  masjid itu. Kutanya penjaga masjid, tidak ada yg tau. Aku, lagi2, mulai merelakan untuk kehilangan hp. Selain aku tidak ingat/tahu dimana hp itu hilang, waktu itu masjid lagi rame.
.
Meski pesimis, aku tetap telusuri tempat2 yang aku lewati tadi. Tempat penitipan barang, tempat wudhu, penjual kalender, teras masjid, koridor, ruang utama, pilar2 masjid, dan tempat aku sholat. Mungkin jatuh atau tertinggal di sana.
.
Di tempat terakhir itulah aku melihat pemandangan yg begitu indah. Sebongkah benda berbentuk kotak tipis, berwarna hitam, terbaring sendirian di atas karpet merah. Iya. Itu hp ku!!
.
Ada cukup banyak orang di sekitar tempat HP ku tergeletak. Tapi hp ku benar2 tak bergeser sama sekali. Persis di situlah tempat aku sholat tadi bersama puluhan orang.
.
3. TP
Hari jumat sore, istriku mengajak jalan2 ke Tunjungan Plaza (TP). Mall paling besar di Surabaya. Sudah lama aku tidak jalan2 kesitu. Aku iyakan saja. Dia berangkat dari rumah naik uber, aku berangkat dari kantor naik motor. Ketemu di depan TP, lalu masuk sama2.
.
Tak mudah untuk cari tempat parkir di TP, karena selalu penuh. Gak siang, gak malam, selalu ramai. Perlu kreatifitas dan kekuatan otot untuk dapat tempat parkir ideal. Setelah geser sana dan geser sini, akhirnya dapat juga tempat parkir. Agak sempit, tapi cukup untuk ukuran motor honda beat.
.
Keluar dari tempat parkir, aku, istriku, dan anakku jalan menuju mall. Agak jauh. Parkiran motor di TP memang terpisah dengan bangunan mall. Agak jauh ke belakang.
.
Ketika aku di TP2, tiba2 aku teringat sesuatu. Kurogoh kantung baju, celana, dan tasku. Tidak ada. HP ku ketinggalan di motor!. Aku terkejut. Istriku lebih terkejut. Aku langsung balik ke parkiran motor. Kupercepat langkahku, sambil berharap2 tidak ada panggilan telpon masuk. Kalau ada, bisa wassalam HP ku. Hilang permanen.
.
Cukup jauh aku berjalan. Sampai berkeringat. Gobyos.
.
Begitu sampai di tempat parkir, langsung kurogoh kantong dashboard depan sebelah kiri. Alhamdulillah, ada!
.

4. Juanda
Sebenarnya aku tidak terlalu terburu2, karena penerbanganku masih 2 jam lagi. Tapi aku harus segera masuk ruang check in, karena kulihat ada rombongan penumpang umroh yg cukup banyak bersiap2 mau masuk ke ruang check in. Kalau keduluan mereka masuk, pasti lama antrinya.
.
Di depanku juga ada beberapa penumpang umroh tapi bukan rombongan besar. Cuma 4 orang. Meski cuma 4 orang, jumlah bagasinya cukup banyak. 
.
Aku berkerumun dengan penumpang2 itu, antri memasukkan bagasi ke dalam x-ray. Kunaikkan koper dan tasku. Kumasukkan hp-ku di kantong dalam jaketku, lalu kutaruh jaketku di nampan biru. Kulihat barang2ku itu mulai masuk ke dalam x-ray. Aku pun mulai masuk ke ruang check in.
.
Kunanti barang2ku di ujung conveyor x-ray. Kuambil satu per satu barangku, lalu kupakai jaketku. Tapi ada yg aneh. Aku tak merasa ada yang mengganjal di kantong dalam jaketku. Kurogoh kantong dalam jaketku. Astaga. Hp-ku tidak ada!
.
Aku mencari2 di setiap kantong jaket dan celanaku, meski aku ingat betul tadi aku masukkan ke dalam kantong dalam jaket. Sambil kuperhatikan orang2 yg mengambil barangnya, mungkin terselip di barang-barang mereka. Aku juga berharap hp-ku keluar dari x-ray.
.
Aku gelisah. Seorang petugas memintaku untuk memeriksa kantong jaket lagi. Tidak ada. Lalu dia minta agar semua tasku dimasukkan ulang ke dalam x-ray, "mungkin terselip di dalam tas" katanya.
.
Aku tak yakin dengan dugaan petugas itu, tapi aku iyakan saja. Dalam hatiku terkata, ”wah kayaknya kali ini hilang beneran".
.
Aku kembali keluar, dan memasukkan ulang tasku dalam x-ray. Ketika aku memasukkan tasku itulah, aku melihat seonggok benda kotak tipis berwarna hitam di kolong rak nampan. Itu hp ku. Sepertinya tadi terjatuh waktu aku taruh jaketku di atas tasku karena berdesak2an dengan kopor2 penumpang umrah.
.
Langsung kumasukkan hpku di dalam tas dan kuresleting rapat2. Aku kapok memasukkan hp ke dalam kantong jaket. Lalu kumasukkan barang2ku ke dalam x-ray.
.
Si petugas begitu semangat kasih tahu kalau hp-ku ada di dalam tas setelah melihat monitor x-ray. Sepertinya dia mengira hp-ku dari tadi ada di dalam tas, dan merasa menjadi pahlawan telah membantu menemukan hp-ku.
.
Aku tersenyum, lalu kuacungkan jempolku, dan berkata ”terima kasih pak".

Komentar