Aktivis Sejati
Gerakan reformasi telah memproduksi ribuan, mungkin jutaan, aktivis di seluruh penjuru indonesia. Jika aktivis dipahami sebagai pejuang kebenaran, hal ini adalah kabar baik.
Sayangnya, beberapa dari mereka ada yg sering memaksakan diri untuk sekedar tampil kritis, untuk mempertahankan citra sebagai aktivis sejati.
Mereka sering bermain dengan permainan kata2 yg bombastis, sekali lagi, sekedar untuk mempertahankan citra sebagai aktivis, tanpa didukung pengetahuan (data) yg memadai tentang masalah yg sedang digembor2kan itu.
Mereka kerap berimajinasi dan dibumbui argumentasi2 basi yg terus diproduksi ulang, memanfaatkan segelintir orang yg masih percaya dengan kalimat2 bombastis, heroik dan sangat kiri.
Aktivis seperti ini biasanya tidak terbiasa dgn terik matahari dan debu jalanan. Waktunya habis di belakang meja dan di depan laptop.
Sekali dua kali mungkin tidak jd masalah, tapi kalo itu terus2an dipertahankan, tidak saja itu bisa merusak dunia aktivis, tapi juga merusak sel2 otaknya sendiri.
Tentu gak semua aktivis seperti itu. Ada banyak aktivis yg tidak begitu, yg benar2 mendedikasikan hidupnya, jiwa dan raganya sebagai aktivis.
Dia tidak henti2nya bekerja, bekerja dan bekerja. Hidupnya telah ia serahkan pd nilai2 yg diperjuangkannya. Tidak ada jarak antara kehidupan sehari2 dengan perjuangannya.
Kesetiaannya pada isu tertentu, membuat ia selalu punya kedalaman pada ide2nya, hingga pada detail2 yg tidak pernah terpikirkan orang lain.
Detail2 itu ia peroleh tidak sekedar dari googling, tapi hasil dari penelusurannya, kajiannya dan penelitiannya, yg dilakukannya secara langsung pada titik inti persoalan.
Dia tidak segan2 masuk ke hutan, berendam di sungai, menginap di pemukiman, menjelajahi lautan, melakukan undercover hingga hidup berdampingan dengan satwa2.
Totalitas itulah yg membuat mereka layak disebut aktivis sejati!
Komentar
Posting Komentar