Sidang Isbat
Terus terang, pemilu 2009 aku nyoblos JK, meskipun sebenarnya aku tidak suka Wiranto. Aku pilih JK semata2 karena aku yakin JK-Win pasti kalah dengan Mega-Pro, apalagi dengan Sby-Budiono. Daripada golput mending kasih suara untuk yg gak mungkin menang. Toh efeknya sama saja: sama2 gak ada efeknya.
Dan benar, akhirnya Sby-Budiono lah yg menang. Dalam frame demokrasi, Sby-Budiono merupakan cerminan suara tuhan.
Tadi malam, rezim Sby-Budiono telah menetapkan awal puasa jatuh tanggal 10 Juli, bukan hari ini. Akibatnya, setidaknya ada 2 versi awal puasa di Indonesia. Hari ini dan besok.
Rakyat mulai terbelah, sayup2 terdengar tadi malam sudah ada yg melakukan sholat tarawih. Tapi ada juga yg masih tenang2 saja: nonton OVJ.
Perdebatan tentang awal puasa dan idul fitri memang perdebatan el clasico. Kalaupun pernah bersamaan, itu lebih karena faktor kebetulan. Namanya kebetulan, gak bisa terjadi sering2.
Argumentasinya pun tidak banyak berubah, itu2 saja: rukyat dan hisab. Masing2 punya dalil dan ayat pembenar yg diklaim sahih.
Orang2 kayak aku gak punya kapasitas untuk menilai mana argumentasi yang benar. Aku hanya menikmati perdebatan klasik itu dari layar tvku yg cuman 21 inch ini. Tapi sebagai putra bangsa yang pernah ikut pesantren kilat sejak SD sampai SMA, aku punya beberapa masukan.
Negara tetangga
Rukyat atau hisab kan sama2 punya obyek yang sama, yakni: bulan. Bulan tentu bukan cuma milik indonesia. Bukan juga cuma bisa dilihat di indonesia. Artinya, mengamati bulan tidak bisa dibatasi batas2 negara.
Jadi apapun metodenya, mestinya urusan melihat bulan tidak bisa menggunakan logika batas2 negara, apalagi berdasarkan ormas2 agama, karena bulan menembus batas teritorial negara.
Setidaknya ada beberapa kawasan yg secara geografis memiliki pandangan bulan yg mestinya sama, diantaranya: malaysia, thailand, vietnam, filipina, brunei, timor timur, australia, png dan sekitarnya.
Dari kawasan2 itulah, bulan akan terlihat relatif sama besar, sama tingginya dan sama terangnya.
Makanya, mestinya yg menyelenggarakan sidang isbat itu bukan cuma kementerian agama rezim Sby-Budiono saja, tapi juga negara2 ASEAN lainnya, atau mungkin negara2 APEC atau G-7.
Sebentar...sebentar... Ini mau ngomongin hilal atau ngomingin perdagangan bebas sih?
Astronot
Jadi apapun metodenya, mestinya urusan melihat bulan tidak bisa menggunakan logika batas2 negara, apalagi berdasarkan ormas2 agama, karena bulan menembus batas teritorial negara.
Setidaknya ada beberapa kawasan yg secara geografis memiliki pandangan bulan yg mestinya sama, diantaranya: malaysia, thailand, vietnam, filipina, brunei, timor timur, australia, png dan sekitarnya.
Dari kawasan2 itulah, bulan akan terlihat relatif sama besar, sama tingginya dan sama terangnya.
Makanya, mestinya yg menyelenggarakan sidang isbat itu bukan cuma kementerian agama rezim Sby-Budiono saja, tapi juga negara2 ASEAN lainnya, atau mungkin negara2 APEC atau G-7.
Sebentar...sebentar... Ini mau ngomongin hilal atau ngomingin perdagangan bebas sih?
Astronot
Meskipun jauh, manusia sudah bisa menjangkau bulan. Indonesia pun sudah punya beberapa astronot, meskipun belum pernah menginjak bulan.
Kalau BLBI dan Century saja bisa dapat bail out ratusan triliunan, aku yakin indonesia mampu untuk membangun teknologi untuk mengirim astronot kita ke bulan.
Pilih astronot2 terbaik putra bangsa untuk menjalankan misi ke bulan. Bukan untuk gagah2an, tapi pasang GPS di bulan!
Dijamin, dengan GPS, tidak ada lagi perdebatan mengenai posisi bulan. Posisi bulan akan bisa diketahui dengan sangat akurat. Asal GPS-nya bukan merek cina, aku yakin GPS itu bisa digunakan hingga puluhan tahun.
Jika teknologi ini terus dikembangkan, kelak posisi bulan bisa dicek melalui HP.
Kalau nanti itu pun masih diperdebatkan, itu artinya perdebatan2 selama ini bukan karena persoalan perbedaan cara pandang, tapi hobi!
Kalau BLBI dan Century saja bisa dapat bail out ratusan triliunan, aku yakin indonesia mampu untuk membangun teknologi untuk mengirim astronot kita ke bulan.
Pilih astronot2 terbaik putra bangsa untuk menjalankan misi ke bulan. Bukan untuk gagah2an, tapi pasang GPS di bulan!
Dijamin, dengan GPS, tidak ada lagi perdebatan mengenai posisi bulan. Posisi bulan akan bisa diketahui dengan sangat akurat. Asal GPS-nya bukan merek cina, aku yakin GPS itu bisa digunakan hingga puluhan tahun.
Jika teknologi ini terus dikembangkan, kelak posisi bulan bisa dicek melalui HP.
Kalau nanti itu pun masih diperdebatkan, itu artinya perdebatan2 selama ini bukan karena persoalan perbedaan cara pandang, tapi hobi!
-----
Berhubung suara rakyat adalah suara tuhan, maka keputusan menteri agama rezim Sby-Budiono tadi malam adalah representasi suara tuhan, bahwa: awal puasa adalah tanggal 10 Juli 2013!
Yang puasa hari ini, gak papa, puasa saja. Mungkin anda gak percaya bahwa suara rakyat suara tuhan. Selamat berpuasa.
Komentar
Posting Komentar