Pekerjaan Berat

Ada jutaan jenis pekerjaan yang berat di dunia ini, tapi tidak sedikit orang yang dengan suka ria menjalankannya. Mungkin mereka sengaja menginginkan pekerjaan itu, atau mungkin sudah tidak ada pilihan pekerjaan lain. Atau mungkin karena sudah terbiasa, sehingga tidak lagi terasa berat.

Atau mungkin karena berat atau ringan adalah persoalan yang subyektif. Atau mungkin aku saja yang kurang kerjaan, menganggap pekerjaan-pekerjaan ini adalah berat:

Gate Staff
Persoalan disiplin adalah masalah besar bangsa ini sejak dulu. Tepat waktu dianggap sok disiplin, mendahului waktu dianggap kurang kerjaan. Cape deh!!

Ada banyak alasan kenapa keberangkatan maskapai penerbangan di negeri ini sering kali mengalami keterlambatan/delay. Dijelaskan pun kita tidak mau tahu, paling-paling alasannya adalah operasional. Nyatanya alasan operasional-lah yang paling sering (selalu) dijadikan kambing hitam atas keterlambatan jadwal keberangkatan.

Yang menjengkelkan adalah orang yang menjelaskan itu adalah gate staff, petugas jaga di pintu boarding.

Tanpa bermaksud merendahkan mereka, tapi tahu apa mereka dengan alasan operasional dalam urusan penerbangan, wong tugas mereka sekedar menjaga pintu boarding dan memeriksa boarding pass.

***
Mungkin mereka di telp sama pak pilot. Begini kira2 pembicaraannya:
‘Bleh, gua lagi donlot nih, tanggung kurang 15 menit. Kita delay aja ya, 30 menit gitu’
‘Waduh, trus kalo orang2 marah gimana jek?’
‘Halah santai aja kale…’
‘Trus gua harus ngomong gimana ke mereka?’
‘Loe staf baru ya ? Kayak biasanya aja, operasional!’
'Operasional apaan?'
'Halah gak usah dijelasin, bilang aja operasional'
'Kalo mereka tanya'
'Udah gak usah dijawab. Pokoknya operasional!'
***

Yg pake jepit rambut dan jilbab itu pura2 sibuk tuh
Jadilah mereka tumpahan kemarahan para penumpang, yang sedari tadi panas hati tidak berangkat-berangkat. Mulai dari sekedar bertanya-tanya, nggremeng, hingga makian-makian kebun binatang pun keluar. Berbagai pisuhan dengan berbagai varian, mulai janc**k, bangs**t, jangkri**k, dan seterusnya keluar dengan enteng. *Gak tega aku nulisnya

Si gate staff hanya mengangguk-angguk, plus minta maaf sebisanya. Kalau bisa pergi dari situ, mungkin gate staff ini sudah kabur dari tadi.

Persoalannya, sepertinya mereka sengaja dipasang oleh manajemen maskapai untuk menjadi ujung tombak peredam kemarahan penumpang. Mereka dibayar untuk jadi bamper. Tugas utamanya adalah itu, yang lain hanya sekunder.

Sedangkan di sana, majemen maskapai tidak pernah berusaha memperbaiki diri, toh masih gate staff dan ada alasan operasional.

Pekerjaan ini taruhannya nyawa!!

Waitress
Sekali waktu aku pernah makan di restoran. Bukan...bukan karena aku banyak duit. Sstt...jangan keras-keras! Kalau aku tugas luar kota, aku kadang sempat-sempatkan makan di rumah makan. Menunya, yang jelas tempe penyet dan sego goreng jauh dari prioritas. Perbaikan gizi gitulah...

Waktu itu Aku makan di restoran di kawasan Blok M Plaza. Cukup terkenal, makanannya pun enak. Kailan muda saus tiram, kerang bambu saus padang dan kepiting soka asam manis plus jus sirsat. Mmmm....sepertinya enak!!

Aku lihat ada banyak pegawai di resto ini, kebanyakan umur 17-20 tahun. Kira-kira baru lulus SMA gitu lah. Pake kemeja putih, celana hitam dan topi merah sinterklas.

Mukanya lugu-lugu, mungkin mereka dari kampung berharap pekerjaan enak di ibu kota dengan bekal ijazah SMA.

Aku panggil salah satu untuk order makanan. Dengan sigap dia menulis di perangkat elektronik yang tersambung secara online di dapur. Aku tanya kailan itu sayur apa, dia bilang seperti sawi hijau disiram bumbu saus tiram. Aku tanya kerang bambu itu kerang apa, dia bilang kerang bentuknya panjang kayak bambu di tumis dengan bumbu saus padang. Aku tanya kepiting soka itu apa, dia bilang kepiting laut tidak terlalu besar, dipotong-potong dimasak dengan bumbu asam manis ada nanasnya.

Lalu iseng aku tanya, mas sudah pernah makan makanan ini belum? Dengan senyum anak kampung, dia jawab tidak pernah.

Lha kok dia tau semua?

amblas!
Aku membayangkan, di belakang sana dia dilatih khusus oleh pemilik resto tentang menu-menu makanan. Mereka suruh pelototi dan menghafalkan ciri-ciri makanan. Satu per satu, mereka pelototi menu-menu makanan, tapi bukan untuk dicicipi apalagi untuk dimakan. Tapi hanya untuk dihafal!!

Ngiler, pecat!!




Komentar