Stigma..stigma..stigma..

Ada beberapa pekerjaan yang terlanjur distigma negatif oleh banyak orang. Sebagian beralasan, sebagian lagi tidak beralasan.

Ada yg distigma karena penampilannya, perilakunya atau ada juga yg distigma karena track recordnya. Dan pengacara adalah salah satu pekerjaan yg distigma karena ketiga2nya!

Di bawah alam sadar, penampilan pengacara distigma berkemeja, berdasi, jam tangan mengkilat, cincin segede bola pingpong, rambut klemis, sepatu berkilau dan  petantang2teng gadget terbaru. 

Begitu melihat pengacara berumur jagung, bertubuh ceking, rambut kering, kemeja biasa, tanpa dasi, tanpa perhiasan, sepatu kulit kumel, berkacamata tebal dan ber-HP jadul; orang tidak percaya kalo dia pengacara. Ato paling tidak, meragukan kemampuan kepengacaraannya.

Di bawah alam sadar pengacara distigma orang yang bersuara tinggi, tidak mau kalah, ngotot, pinter ngeles, dominatif dn intimidatif, kenal dgn banyak pejabat tinggi, dan sok benar.

Begitu ketemu pengacara yg kalem, mengalah, mengaku salah, kuper dan tidak pintar ngeles; orang tidak percaya kalo dia pengacara.  Ato paling tidak, meragukan kemampuan kepengacaraannya.

Dibawah alam sadar, pengacara hebat itu distigma selalu bisa memenangkan kliennya meski nyata2 kliennya bersalah, pengacara lihai itu selalu bisa melobi pejabat untuk meloloskan kliennya meski nyata2 kliennya tertangkap tangan. Pengacara jago adalah pengacara yg bisa melakukan segala cara untuk memuluskan ambisi kliennya.

Begitu ketemu pengacara yg tidak bisa memenangkan kliennya yg melanggar hukum, maka diragukan kepengacaraannya. Pengacara yg hanya terpaku dgn prosedur hukum, dianggap pengacara kacangan. Pengacara yg tidak bisa melakukan lobi hakim ato polisi, distigma pengacara kemaren sore.

Itulah stigma yg telah terlanjur disematkan, dengan atau tanpa alasan yg akurat.

Komentar