Copy dan Paste

Printerku telah lama rusak dan aku sudah lama tidak punya rencana untuk menyervisnya. Kata temanku, yg rusak itu mata kartridnya yg harus diganti. Masalahnya untuk menggantinya, katanya selisihnya cuman 100rb dibandingkan beli printer baru.

Tapi aku tidak sedang ingin menceritakan tentang printer itu. Gara2 printer itulah aku harus ngeprint replik ini ke warnet.

Aku sudah menduga di warnet itu akan banyak anak2 yg sedang nge-game di situ. Tapi ternyata, tidak cuma rame nge-game, mereka juga bergerumbul di meja operator warnet, antri untuk ngeprint.

Tumben.

Aku coba untuk mencari tahu, apa yg mereka print. Ternyata mereka dapat tugas membuat tulisan tentang cinta tanah air. Sepertinya besok pagi harus dikumpulkan.

Beberapa aku sempat baca tulisan2 mereka. Tulisannya rapi, gaya bahasanya juga santun dan sangat eyd. Cukup panjang, 2 halaman kwarto spasi 1,5 font times new roman 12.

Tapi setelah kuperhatikan beberapa tulisan mereka, ternyata identik!

Selidik punya selidik, seperti yg kuduga, mereka copy paste dari internet.

Rasa2nya aneh kalo gurunya tidak mengenali aksi duplikasi massal itu. Atau jangan2 gurunya juga gak peduli mereka mau nyomot kek atau mengarang sendiri kek, yg penting mereka mengumpulkan tugas.

Kalo guru2 itu niat mengajari mereka menulis, mestinya guru2 itu gak perlu memberi tugas yg berlebihan. Membuat tulisan sebanyak 2 lembar kwarto spasi 1,5, apalagi temanya cinta tanah air untuk anak seumuran mereka itu tidak gampang!

Bahkan gurunya belum tentu bisa membuat tulisan macam itu.

Saya tahu berlatih menulis itu penting, tapi melatih murid untuk menulis dengan metode yg salah, sama juga bohong.

Biarkan mereka menulis tentang apa saja, sebanyak apapun yg mereka bisa tulis. Gaya bahasa pun tak harus baku. Biarkan mereka menulis dengan gaya bahasa mereka sendiri.

Tapi, jangan syok kalo ada murid yg menulis hanya 2 kalimat atau 5 kalimat. Jangan juga marah2 kalo ada murid yg menulis tentang game online. Jangan tersinggung juga kalo ada murid yg menulis tentang julia peres.

Kecuali bagi guru2 tidak menghendaki orisinalitas dan kejujuran murid, dapat memaksa murid untuk menulis tema2 berat seperti 'cinta tanah air' atau 'pahlawan tanpa tanda jasa' atau 'bhinneka tunggal ika' dan yg sejenisnya.

Jika itu yg guru2 inginkan, maka ramailah warnet2 itu dipenuhi murid2 yg antri meng-copy paste tulisan dari internet!

Komentar