Save The River

Jelek2 begini, aku pernah bergaul dengan aktivis2 lingkungan hidup. Walaupun aku gagal jadi aktivis kayak mereka, tapi aku belum melupakan isu2 mereka.

Dulu aku lebih banyak mendengar trus membayang2kan dan sekedar mengangguk2 biar keliatan mengerti.

Satu yg sering aku dengar adalah tentang kali surabaya. Karena dengar dari aktivis, tentu yg aku dengar lebih banyak yg jelek2nya, misal: tentang limbah dan tentang sampah.

Kini berkat anakku, aku jadi tahu kalo teman aktivisku yg dulu itu ternyata tidak membual!

Mulai dari kresek (berisi sampah), bungkus sabun, pembalut, pampers, bangkai tikus, sedotan, pohon pisang, kayu, taekhelm, tas, baju, sampe kasur (ya, kasur!!); berlalu lalang mengiringi perjalanan susur sungai bersama rombongan PAUD Bu*i Ut**a.

Belum lagi limbah2 pabrik yg katanya teman aktivisku itu dibuang pabrik2 hitam secara diam2. Mulai dari pabrik tahu, gula, keramik, korek, kertas sampai rumah jagal.

Belum lagi wc-wc tempel yang berjajar2 di pinggir kali. 

Ayo itung2an:
Kalo sehari ada 10 orang boker di satu wc, dan masing2 orang menghasilkan 1/2 kilo taek. Maka, satu hari ada 5 kilo taek2 baru yang terjun bebas di kali! Itu baru satu wc lho, gimana kalo ada 20 wc ato 100 wc!!

(Itungen dewe ah, males aku ngitung2 taek..)

Air kali menjadi benar2 keruh dan tercemar. Baunya pun lebus.

Sangking tercemarnya air kali itu, mungkin kuman dan bakteri di kali itu-pun mati!

Tapi percaya atau tidak, sungai itu menjadi pemasok utama PDAM untuk memproduksi air bersih (hah, bersih?) ke jutaan rumah2 di seluruh pelosok surabaya dan sekitarnya.

Begitu saktinya PDAM yg bisa menyulap air kali itu jadi air bersih!

Prookk...prookk...prookk...!!