Integritas Yang Memelas

Dalam setiap instansi, Aku yakin, tidak mungkin semuanya bengis. Tapi, tidak mungkin juga semuanya bersih. Selalu ada beberapa orang yg benar2 punya integritas. Misalnya: di kepolisian.

Dari beberapa yg punya integritas tersebut, ada yg benar2 pasrah terkurung dgn integritasnya. Apapun dan berapapun yang dia dapat dari jabatannya, ia hanya pasrah. Meskipun gaji kecil, fasilitas kerja tidak memadai, dan beban kerja berlebih; ia tetap bekerja dengan profesional. Tanpa mengeluh, apalagi menjual diri.

Beberapa yg lain, sebenarnya juga berintegritas, tapi dia punya cara khusus agar dia tidak terlalu merana terkurung dgn integritasnya itu. Tapi tetap berupaya menjaga integritasnya.
Integritas tanpa batas

Dia bekerja dengan sungguh2, sesuai dengan aturan2 yang ada. Dia tidak pernah memeras pelapor atau terlapor, tidak juga korupsi.

Yang dilakukakan agar tidak terlalu merana adalah: memelas!

Pertama, memelas gajinya yg sangat kecil, sementara tanggungannya cukup besar. Dia akan bercerita betapa menderitanya hidupnya dengan gaji yang kecil.

Kalau perlu, dia akan memamerkan slip gajinya. Lalu membandingkannya dengan gaji sales vacum cleaner, atau SPG rokok kretek.

Kedua, memelas beban kerja yg tinggi. Di sini dia akan cerita betapa institusinya tidak peduli dengan beban kerja bawahan. Dia akan menunjukkan tumpukan2 berkas di meja, perkara2 yang harus ditanganinya secara bersamaan.

Dia akan deskriptif menceritakan bahwa dia sering harus kerja larut malam, bahkan sampai bermalam, tapi tidak pernah dapat uang lembur.

Ketiga, memelas fasilitas kerja yg buruk. Dia akan bercerita institusinya sama sekali tidak menyediakan fasilitas kerja, seperti: komputer, printer, kertas, ac, meja kursi, hingga bulpen. Semua dibeli dengan uang sendiri.

Di sini dia mulai menyalahkan sistem pengadaan, hingga sistem anggaran. Bahkan sistem politik pun dia akan salah2kan.

Keempat, ini adalah kunci: dia akan bilang "Saya akan bekerja secara obyektif dan profesional, tapi tolong sampean mengerti kondisi Saya. Saya tidak memaksa, tapi kalo sampean membantu, itu akan meringankan kerja Saya".

Lalu dia lanjutkan "lebih baik saya buka2an begini, supaya kita sama2 paham. Kalo gak saling bantu begitu, Saya berat, Sampean juga rugi".

Lalu dia menambahkan "Saya gak mau minta2 ke Sampean, apalagi sampai buka angka. Jadi, Sampean yg harus mengerti sendiri".

Yang terakhir: "tapi kalo nanti ternyata secara hukum kasus Sampean bermasalah, Sampean jangan marah2 ke Saya. Itu murni karena persoalan hukum, karena Saya bekerja obyektif, berdasarkan fakta2 yang ada".

Integritas macam itu, Aku menyebutnya sebagai integritas yg memelas!

Komentar