Gubeng Yang Dulu

"...dari semula, hingga akhirnya, kasihku serahkan..."

---

Merdunya dentuman bas betot pemain musik di seberang sana terdengar jelas di sini, stasiun gubeng lama. Meskipun sajian musik itu sebenarnya hanya ditujukan kepada para penumpang eksekutif, tapi tetap terdengar eksklusif di ruang tunggu ekonomi ini.

20tahun yang lalu, tidak ada orang yg menyangka stasiun Gubeng bisa serapi, setertib dan senyaman sekarang ini. Padahal dulu, siapapun bisa masuk dan berkeliaran hingga di dalam stasiun, bahkan lalu lalang di jalur kereta.

Pedagang kecil, dan besar, bebas berdagang di area stasiun. Pedagang asongan terhambur jadi satu dengan penumpang. Penjual koran, rokok, tisu, kacang, permen, kipas angin, minyak angin, roti mariam, nasi bungkus, hingga jasa pijit.

Pengamen hilir mudik. Dari yg cuma bawa gitar, bas kotak, ketipung pipa, sampai ecek2 tutup botol. Stasiun jadi meriah setiap saat.

Bukan cuman pedagang; pengemis, pemulung dan pengamen bebas lalu lalang di dalam stasiun ini. Tidak ada yg komplen, karena semua menganggap namanya stasiun ya begitu itu...

Bahkan, waktu itu aku bisa bikin pertunjukan teater di area naik turun penumpang (!) tanpa ijin (!!). Bukan cuman 1 pertunjukan, tapi 2 sekaligus (!!!).



Cukup banyak penumpang yg berkerumun mendekat pengen melihat, atau mungkin hanya penasaran saja, ada apa?. Selebihnya, cuek di tempat duduknya masing2 sambil menunggu kereta datang.

Cukup lama pertunjukan itu berjalan, lebih dari separuh jalan. Tidak ada satu-pun satpam2 stasiun yg bereaksi, seperti tidak terjadi apa2.

Semuanya berubah ketika tiba2 Jiwo, karakter yang aku mainkan, berteriak keras: "cooppeeeett!!".

Penumpang yg tadinya cuek, mendadak heboh. Dikira ada copet beneran. Satpam2 stasiun berhamburan mencari sumber suara. Sambil meneruskan dialog-ku, perasaanku mulai tidak enak.

Dan ternyata benar, pertunjukan itu akhirnya dibubarkan paksa. Aku, dan pemain yg lain, ditarik paksa dari "panggung". Kejadian di luar dugaan itu jelas tidak bisa di-improvisasi. Pertunjukan pun bubar. Beberapa panitia diinterogasi di pos keamanan.

----

"...kasihku hanya untukmu, hingga akhir nanti..."

Komentar