Bakat Poligami

Setuju tidak setuju, suka tidak suka, poligami adalah praktek perkawinan yg dibenarkan dalam agama. Juga hukum negara. Intinya, poligami itu sah dan dilindungi. Sejak dulu. (Seharusnya) tidak perlu lg diperdebatkan.
.
Tapi nyatanya, poligami tetap terus jadi kontroversi. Di mata laki2, apalagi perempuan. Banyak yg menolak, tp banyak juga yg mendukung. Sebagian malah sudah menjalankannya. Ada yg diam2, ada juga yg terbuka. Bahkan ada yg lebih dari 2.
.

Meskipun perih, bagi sebagian perempuan, poligami harus diterima sebagai takdir bagi yg terlanjur menjalaninya. Sebagian yg lain memilih untuk pisah. Dengan segala resikonya. Tak sudi harus berbagi kepala keluarga. Juga berbagi dalam segala hal. 
.
Konon, tak ada perempuan yg benar2 ikhlas dipoligami. Apapun alasannya. Tapi perempuan yg hidup dalam poligami dan memilih untuk bertahan tetap banyak jumlahnya. Dan mungkin akan terus bertambah.
.
Ada sebuah partai baru dengan gagah berani menolak poligami. Mungkin maksudnya biar kelihatan populis. Melindungi perempuan. Maklum partai baru. Tapi isu penolakan poligami itu ternyata tidak bisa masif. Perempuan yg coba mereka lindungi, ternyata tidak bereaksi. Biasa2 saja. Banyak yg memprediksi partai itu tidak akan bisa bertahan lama.
.
Itu menunjukkan poligami tidak bisa ditolak. Yang realistis dilakukan mustinya adalah edukasi poligami. Setidaknya mengingatkan. Bagi laki2, juga perempuan. Juga bagi yg belum tp berencana poligami. Juga kepada yg sudah terlanjur poligami. Misalnya, bahwa perkawinan, monogami maupun poligami, bukan sekedar bercinta. Bukan sekedar kelon.
.
Sebagaimana monogami, bercinta (dan pernik2nya) dalam poligami itu hanya sebagian kecil dari kegiatan suami istri. Tak lebih dari 2,5%. Bahkan banyak yg kurang dari itu. Selebihnya, adalah makan, tidur, kerja, nonton tv, berantem, sakit,  dan kegiatan2 lain yg sama sekali tidak ada hubungannya dgn bercinta.
.
Aku gak pernah punya rencana untuk berpoligami. Selain tidak berminat, aku merasa gak punya bakat untuk berpoligami.
.
Selain niat yg benar, bakat adalah hal yang penting, karena poligami itu adalah relasi perkawinan yg rumit karena melibatkan 2 (atau lebih) perempuan secara bersamaan. Itu tidak mudah. Apalagi, pada dasarnya masing2 istri tidak ada yang benar2 ikhlas dimadu.
.
Laki2 yg mampu membangun rumah tangga secara poligami dengan rukun, damai, adil, sesama istri saling menghormati, dan saling dukung; sungguh laki2 yang sangat berbakat dalam poligami. Skill tinggi. Salut. Salam hormat.
.
Sayangnya, aku nyaris belum pernah melihat ada poligami yg begitu.
.
Kebanyakan adalah praktek poligami yg dibangun dengan pondasi perselingkuhan. Perselingkuhan dikemas dengan poligami. Motivasinya lebih ke birahi. Juga materi. Seolah2 pekawinan semata2 tentang ranjang dan uang. Tak peduli bagaimana perasaan istri tua. Terkadang, bahkan istri muda tidak tau kalau sudah ada istri tua. Terkadang sudah tau, tapi tak peduli.
.
Akhirnya, masing2 istri saling membenci dan menghujat.
.
Apa enaknya hidup begitu..

.

Komentar