Keseringan Curiga
Setidaknya di bandara juanda dan soetta, pengamanan bandara kini semakin diperketat. Bukan saja hp, jaket, dan tas yg harus masuk x-ray, tapi juga ikat pinggang, topi, bolpen, flash disc, jam tangan, bahkan dompet.
Untuk sekedar masuk ke ruang tunggu jadi lebih ribet. Antrian di x-ray semakin panjang. Dan yg paling repot adalah harus melepas dan memasang ikat pinggang.
Entah apa yg membuat pengamanan bandara tambah ribet begitu. Perasaan kemarin2 gak gitu2 banget. Mungkin baru saja ada kejadian penyelundupan, entah narkoba, entah senjata, atau bom. Aku tidak tahu.
Yg pasti, aku merasa bahwa bangsa ini semakin diliputi perasaan saling curiga satu sama lain. Seribu kebaikan yg dilakukan dalam sehari, bahkan bertahun2, seperti tidak ada artinya di mata para petugas bandara itu. Semua tetap dianggap layak untuk dicurigai.
Mereka dibayar untuk mencurigai semua orang, setiap hari. Jangankan pengacara, bahkan kulihat di banner, menteri perhubungan-pun mereka curigai.
Aku hanya kuatir, tugas mencurigai itu jadi kebiasaan sehari2 para petugas bandara itu, lalu menjadi sifat. Semua mereka curigai. Gak di bandara, gak di rumah. Pokoknya curiga everywhere. Padahal berprasangka buruk itu, kata A'a Gym, adalah penyakit hati.
Penyakit hati pasti tidak ditanggung bpjs.
Aku hanya kuatir, tugas mencurigai itu jadi kebiasaan sehari2 para petugas bandara itu, lalu menjadi sifat. Semua mereka curigai. Gak di bandara, gak di rumah. Pokoknya curiga everywhere. Padahal berprasangka buruk itu, kata A'a Gym, adalah penyakit hati.
Penyakit hati pasti tidak ditanggung bpjs.
Komentar
Posting Komentar