Pahlawan Jalanan Jakarta
Kemarin adalah hari pahlawan. Beberapa orang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional yg baru. Kali ini hanya 5 orang yg ditetapkan sebagai pahlawan nasional baru. Itupun semuanya sudah meninggal. (Apa memang harus meninggal untuk bisa jadi pahlawan?).
Padahal, kalau kita ke Jakarta, kita bisa setiap hari ketemu dgn jutaan pahlawan2 (yg masih hidup), tp tidak pernah dianggap sebagai pahlawan.
Mereka adalah para penumpang angkutan2 umum: kopaja, metromini, transjakarta, KRL dan angkutan umum lainnya.
Perjuangan dan pengorbanan mereka luar biasa besar. Mereka harus berebut dan berdesak2an sejak di terminal/stasiun, selama perjalanan, hingga di tempat tujuan.
Mereka bergerak begitu lincah, cepat, dan penuh energi. Mereka sudah pada level tidak peduli dapat tempat duduk atau tidak, karena yg terpenting adalah bisa berangkat tepat waktu.
Dalam perjuangannya itu, mereka juga harus menghadapi resiko jadi korban pencopetan, gendam, pelecehan seksual, hingga penganiayaan. Tapi mereka tidak peduli.
Sudah begitu, mereka masih harus membayar lebih mahal daripada kalau dia bawa kendaraan (motor) sendiri. Apalagi kalau mereka harus oper2 kendaraan umum. Bisa2 lebih dari separuh gajinya habis hanya untuk bayar angkutan umum. Byuh..byuh..
Dan itu semua dilakukan setiap pagi dan sore, bahkan malam. Setiap hari!
Sayangnya, mereka tidak pernah dianggap sebagai pahlawan, meskipun mereka tidak pernah berharap disebut sebagai pahlawan.
Boro2 disebut pahlawan, mereka hanya dianggap sebagai konsumen angkutan umum, yg harus membeli tiket dengan harga wajar agar perusahaan angkutan umum mendapat laba setinggi2nya.
Di mataku, mereka adalah pahlawan. Jakarta harusnya berterima kasih kepada mereka!
Bayangkan jika mereka tiba2 memboikot naik angkutan umum, dan memilih naik kendaraan sendiri2 seperti orang2 lain yg selalu kemenyek kemana2 pakai mobil sendirian setiap hari.
Jakarta pasti lumpuh total!
Komentar
Posting Komentar