Kredit Untuk Keinginan
Begitu banyak orang yang merasa tersiksa dengan semakin banyaknya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, sehingga memaksanya harus melakukan banyak hal. Bahkan segala hal.
Pangan, sandang, dan papan: tiga kebutuhan legendaris itu, kini dipenuhi tidak untuk sekedar bisa bertahan hidup, tapi juga sekaligus untuk menunjukkan status sosial. Sehingga pemenuhannya selalu dikait2kan dgn gengsi dan harga diri.
Di situlah mulainya "keinginan" menyamar menjadi "kebutuhan". Penyamaran yg sempurna membuat banyak orang terpedaya. Mengira "kebutuhan", padahal sebenarnya "keinginan".
Pendapatan rutin sering kali tidak cukup memenuhi kebutuhan, eh...keinginan.
Hutang adalah cara yg paling praktis, dan yg paling banyak dipilih. Pilihannya tinggal: hutang pada saudara, teman, kantor, dan yg paling sadis: pada rentenir.
Rasanya nyaris tidak ada yg tidak punya hutang. Jangankan karyawan, negara yg katanya gemah ripah lo jinawi ini-pun hutangnya sak arat2.
*nulis sambil ngaca
Komentar
Posting Komentar