Oknum Murid Biasa
Sebagai lulusan SMP swasta, di pinggiran kota, aku bangga sekali bisa masuk SMAN 6 Surabaya. Rasa bangganya bahkan masih terasa sampai sekarang. Setiap kali lewat di depan sekolah itu, terkadang masih ada rasa gak percaya aku pernah sekolah di situ.
Di surabaya ini, SMAN 6 memang bukanlah yg paling favorit dibandingkan SMAN 5. Tapi itu cukup-lah untuk bikin orang tua bangga. Secara, habis 5 kan 6.
Modalku untuk masuk sekolah itu cuman danem yg pas2an. Waktu itu, danem terendah yg bisa masuk sekolah itu 46,20. Danemku 46,23. Nyarisss gak masuk...
Di situlah aku berkumpul dgn anak2 lulusan SMP2 elit, dgn danem yg jauh di atasku. Apalah aku. Aku hanya oknum lulusan SMP swasta pinggiran kota, yg tidak sengaja punya danem 0,03 di atas danem terendah.
Apapun. Aku sah jadi murid SMAN 6!
Tidak ada prestasi akademis yg bisa aku capai di sekolah ini, tapi setidaknya aku tidak termasuk yg paling buruk. Lumayan-lah, level menengah. Tapi menengah yg agak ke bawah dikit. Nyarisss ke bawah.
Prastasi non akademis, aku juga gak punya. Sempat aktif di teater, dan ikut beberapa lomba, dan, alhamdulillah, tak pernah dapat juara.
Prestasi non akademis yg agak lumayan adalah juara 1 futsal antar kelas. Kelas 2-2, tim-ku, juara 1 setelah mengalahkan tim unggulan juara, kelas 2-5, dengan skor 3-1. Alhamdulillah, aku pemain cadangan.
Tapi setidaknya aku bukan termasuk murid yg bermasalah. Bolos gak pernah. Tawuran, ngrokok, apalagi nyimeng; gak pernah. Masuk ruang BP juga gak pernah.
Intinya, aku adalah murid yg biasa2 saja. Sangking biasanya, mungkin aku termasuk tipikal murid yg mudah dilupakan.
Komentar
Posting Komentar