Jawa Timur Jaya!

Jawa timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. 3 provinsi itu-lah yg sejak dulu bersaing ketat di ajang PON. DKI hampir selalu bisa mengalahkan keduanya. Jatim terakhir juara umum pada tahun 2008 di Samarinda. Jawa Barat terakhir juara 1961.

Tahun 2016 PON akan diselenggarakan di Jabar. DKI tetap jadi favorit, tapi Jabar sebagai tuan rumah sangat berambisi mengalahkan DKI. Dan yg bikin seru adalah: Jatim tidak sudi jadi juara kedua, apalagi ketiga!




Aku bertekad akan memantau pertarungan ketiga provinsi itu di PON 19 nanti. Tentu aku akan mendukung Jatim. Bukan saja karena aku orang Jatim, tapi karena aku merasa terlibat dgn penyiapan kontingen Jatim di PON itu.

Aku tahu betul, bahwa persaingan antar ketiganya bahkan sudah dimulai dgn sangat sengit sejak bulan juli 2 tahun yg lalu di arbitrase olahraga. Persaingan itu tidak kalah seru dari PON yg sebenarnya.

Bahasa hukumnya, persaingan itu disebut sengketa mutasi atlet. Bahasa koran-nya: rebutan atlet.

Sebagian harus diselesaikan dengan perdamaian, sebagian yg lain harus diselesaikan di meja persidangan. Yg bisa diselesaikan dgn perdamaian-pun tidak mudah merealisasikan perdamaian. Penuh taktik dan intrik.

Jatim tercatat paling banyak terlibat dalam mutasi atlet, termasuk dgn DKI dan Jabar. Selebihnya Jatim berhadap2an dgn provinsi lainnya, seperti: Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Papua Barat, Papua, Riau, dan Sumatera Selatan.

Menghadapi Jabar dan DKI, Jawa Timur berhasil gemilang. Tidak ada satu pun atlet incaran yg lepas. Hebatnya lagi, atlet2 incaran itu adalah atlet2 emas bahkan di level asia tenggara.

Senang, bisa terlibat dalam persaingan itu. Bangga, bisa bertemu dgn atlet2 nasional. Tersanjung, bisa berinteraksi dgn pelaku2 olahraga yg hebat.

Jawa Timur Jaya!

Komentar