LAKI KOK JADI PRAMUGARI ?

Entah sudah berapa kali, Saya telah melakukan tugas luar kota ini. Awalnya terasa menggebu-gebu, karena tidak setiap saat dapat kesempatan bepergian jauh seperti ini. Tapi setelah sekian kali perjalanan ini terlewati, rasanya kini menjadi biasa-biasa saja, bahkan terasa membosankan.

Minggu ini memang tidak banyak yang harus dilakukan, tapi tetap Saya harus berangkat dengan setumpuk berkas, perbekalan baju ganti, komputer, charger, HP, minyak rambut, sisir, buku agenda, flash disc dan barang-barang kecil lainnya. Iseng-iseng Saya timbang di desk check in, bobot tas mencapai 25 Kg. Dengan bekal 25 Kg itulah Saya harus menjalani tugas di perantauan selama 2 hari.

Tiket pesawat dari maskapai penerbangan berlogo kepala singa ada di tangan, Saya berjalan menuju pesawat, yang kali datang tepat waktu.

Beberapa pramugari tersenyum menyapa setiap penumpang di pintu masuk pesawat. Beberapa penumpang sama sekali tidak merespon, beberapa diantaranya membalas dengan senyum dan sapaan. Ada juga yang sok akrab dengan pramugari-pramugari cantik itu, tanya kabar, tanya nama bahkan minta foto bersama. Lagi-lagi Sang pramugari hanya tersenyum.

Konon dalam ilmu senyum, sebuah senyum yang dilakukan dengan sepenuh hati akan memancarkan aura ungu cerah yang bisa memberikan efek menenangkan bagi yang melihatnya.  Membalas senyuman tulus seperti itu akan memancarkan aura kuning kedamaian bagi orang-orang di sekitarnya. Mungkin karena itu kenapa banyak ajaran agama mengajarkan umatnya untuk tersenyum kepada umat yang lain.

Tapi tentu saja senyum sang pramugari bukan dalam rangka menjalankan ajaran agama, tetapi menjalan tugasnya untuk melayani tamu dengan sebaik-baiknya. Selain agar penumpang tidak nglunjak, senyum itu adalah untuk memberikan layanan visual yang menarik bagi penumpang.

Pramugari merupakan ujung tombak sebuah perusahaan maskapai penerbangan, sehingga citra pramugari adalah mewakili citra perusahaan. Untuk itu, pramugari dituntut untuk selalu tampil segar dan menarik. Sehingga memiliki bodi semampai ramping, berkulit putih, hidung mancung dan berparas cantik adalah syarat mutlak bagi seorang pramugari.

Tidak sekedar harus menarik secara visual, pramugari harus juga membimbing penumpang untuk tertib sesuai dengan Regulasi Penerbangan Sipil. Berdasarkan Regulasi Penerbangan Sipil itulah, pramugari harus memperagakan cara penggunaan sabuk pengaman, kantung oksigen dan baju pelampung.

Saya tidak tahu apakah ketentuan pramugari harus punya bodi ramping, berkulit putih, dan berparas cantik adalah ketentuan dari Regulasi Penerbangan Sipil juga?

Kursi 30 F adalah kursi jendela yang sengaja aku pilih, karena dekat dengan toilet dan pintu keluar. Kuangkat tas ke bagasi atas. Tiba-tiba muncul seorang laki-laki bertubuh tegap, berwajah tampan, tinggi besar, berpakaian rapi dan berambut klemis membantu Saya meletakkan barang di bagasi atas tempat duduk. Siapa orang ini?

Dia nampak begitu ramah berbicara dan menyapa setiap penumpang. Mengingatkan untuk melipat meja, menegakkan sandaran kursi dan mengenakan sabuk pengaman. Dia begitu aktif melayani para penumpang. Senyum ramahnya membuat para penumpang tidak segan untuk meminta tolong kepada orang ini.

Tak lama kemudian, dia berdiri tegap dengan membawa perangkat peragaan penggunaan sabuk pengaman, kantung oksigen dan baju pelampung. Saya semakin penasaran, apa yang akan dia lakukan.

Hah, ternyata dia adalah pramugari!!!

Laki kok jadi pramugari!!!

“Apa yang aneh?” teman sebelah nyeletuk.

Dia pramugari?? jawabku.

“Kenapa, memang tidak boleh laki-laki jadi pramugari?”

“Inilah mental bangsa kita ini yang primitiv dalam memahami gender. Semua urusan dikavling-kavling berdasarkan jenis kelamin, mana untuk perempuan dan mana untuk laki-laki. Jika melampaui kavling dianggap aneh dan tabu, bahkan berdosa”

“Gender diartikan terlalu sempit. Menganggap perempuan harus selalu dikasihani, didahulukan dan diistimewakan. Dianggap ini adalah bentuk penghormatan terhadap perempuan. Dianggap inilah gender”

“Bahkan banyak yang menganggap gerakan pro gender adalah gerakan para perempuan, yang dilakukan oleh dan untuk perempuan. Akibatnya muncul pemahaman bahwa gerakan pro gender adalah melawan laki-laki”

“Katanya isu utamanya adalah pemberdayaan perempuan, tapi regulasi yang didorong adalah kuota perempuan di semua bidang, seperti di parlemen, pemerintahan, jajaran kabinet, instansi-instansi pemerintahan, kantor-kantor swasta, pengurus organisasi olah raga hingga pengurus RT”

“Sama kacaunya ketika para laki-laki berpikir untuk memberikan ruang kepada perempuan atas dasar kasihan, atau untuk menunjukkan bahwa ia menghargai perempuan dan gender. Pekerjaan-pekerjaan yang selama ini terlanjur melekat pada perempuan, diserahkan begitu saja kepada perempuan, misalnya : bendahara, sekretaris, baby sitter, PRT, penerima tamu, seksi konsumsi termasuk pramugari. Pekerjaan-pekerjaan itu dianggap haram dikerjakan oleh laki-laki”

“Perempuan seharusnya tersinggung dengan pembagian seperti ini. Tersinggung karena diberi pekerjaan hanya atas dasar kavling otomatis, tersinggung karena selalu dikasihani dan tersinggung karena perempuan dilarang menjangkau pekerjaan lain yang sebenarnya sesuai dengan kamampuannya”

“Ini adalah penyakit. Bangsa kita tidak akan bisa maju kalau semua urusan dikait-kaitkan dengan jenis kelamin seseorang. Suatu pekerjaan seharusnya dikaitkan dengan kemampuan dan kapasitas seseorang, tidak ada kaitannya dengan apaka seseorang itu punya vagina atau penis. Tapi ini berkaitan dengan otak dan skill seseorang. Mestinya itu”

“Hanya sekali saja engkau perlu peduli dengan jenis kelamin seseorang. Pada saat kamu akan kawin!”

“Perempuan dan laki-laki harus diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri, sesuai dengan minat dan kemampuannya. Biarkan jenis kelaminnya disimpan ditempatnya masing-masing”

“Kita harus bisa membedakan mana yang bersifat kodrat dan mana yang bersifat pilihan. Perempuan mengalami siklus menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui adalah kodrat. Tapi perempuan menjadi pintar, cerdas, terampil dan terlatih adalah pilihan yang bisa dan boleh diraih oleh perempuan”

“Ini yang mestinya didorong. Laki-laki tentu saja dapat ambil bagian dari gerakan ini. Seperti yang Saya bilang tadi, gerakan pro gender tidak boleh menjadikan laki-laki sebagai musuh. Musuhnya adalah pola pikir, paradigma. Faktanya banyak perempuan sendiri yang masih merasa perlu mempertahankan posisi perempuan sebagai yang perlu dikasihani dan diistimewakan”

“Masih menganggap aneh laki-laki jadi pramugari?”

Tentu saja masih merasa aneh. Bagi Saya pramugari adalah pekerjaan yang memang harus menjadi pekerjaan perempuan. Bukan saja karena perempuan memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan dalam pekerjaan seorang pramugari, tetapi karena pramugari memang pekerjaan khusus untuk perempuan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pramugari adalah“[n] karyawati perusahaan pengangkutan umum (udara, darat, dan laut) yang bertugas melayani penumpang”.

Sedangkan karyawati disebutkan adalah “[n] karyawan wanita; pegawai wanita; pekerja wanita”.

Jadi, tentu saja pramugari adalah pekerjaan perempuan.

Teman sebelah terdiam kecewa.

“.......para penumpang yang terhormat, beberapa saat lagi kita akan mendarat di Bandara Selaparang. Para penumpang diharapkan kembali ketempat duduk, mengenakan sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi dan melipat meja.....”

Komentar

Posting Komentar