Ikut merusak Hutan

Kabar tentang kerusakan hutan di Kalimantan sudah aku buktikan dengan mata kepalaku sendiri. Sebagian ditebangi begitu saja entah untuk apa, sebagian yg lain disulap jadi galian tambang dan perkebunan yg luasnya luas banget.

Entah berapa pohon yg telah ditebang, dibakar, dan dimusnahkan perusahaan2 tambang dan perkebunan itu. Jutaan, mungkin juga ratusan juta pohon. Dan itu akan terus bertambah. Hutan2 belantara yg masih tersisa seperti sedang menunggu antrian saja.




Padahal, bumi tanpa hutan, atau bumi dengan sedikit hutan, akan membuat bumi kehilangan keseimbangan. Hujan di musim kemarau, dan kemarau di musim hujan. Musim panas ekstrim, musim dingin pun ekstrim. Banjir, longsor, pemanasan global, asap, satwa punah, dst..

Lantas siapa yg mesti disalahkan?

Yang paling mudah disalahkan, tentu saja, perusahaan2 tambang dan perkebunan itu. Mereka adalah pelaku langsung perusakan hutan2 di kalimantan. Eksploitasi yg massif dan agresif yg mereka lakukan seakan tak pernah memperhitungkan dampak bagi lingkungan.

Tapi dalam perenunganku, mereka bukan pelaku utama-nya. Mereka hanya "korban". Korban dari siapa? Ya...kita-kita ini.

Sepanjang kita tetap hidup konsumtif, perusahaan2 itu akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan produksi, produksi, produksi.

Produk yg dihasilkan oleh perusahaan2 tambang dan perkebunan itu, langsung atau tidak langsung, adalah bahan baku dari hampir semua benda yg kita gunakan sehari2, seperti: Buku, baju, celana, sempak, kresek, sendok-garpu, perhiasan, jepit rambut, peniti, lemari, bufet, pigura, meja, kursi, kertas bungkus, tisu, pensil, sabun, semen, kusen, pintu, dkk,

Semakin banyak dan boros kita gunakan benda2 itu, akan semakin memberikan motivasi yg kuat untuk perusahaan2 tambang dan perkebunan itu untuk terus meningkatkan produksi. Mereka punya banyak cara untuk itu, salah satunya adalah ini: membabat hutan. Dengan atau tanpa ijin yg benar.

Mangkanya, mencaci dan memaki perusahaan2 tambang dan perkebunan adalah omong kosong, jika hidup sehari2 masih boros kertas, boros plastik, boros kayu, boros semen, dan boros listrik. Mangkanya, sebelum banyak mencaci, lebih baik kita banyak bercermin. Jangan2 kita terlibat.


Komentar