Kau Sangat Pas

Ibu, bagaimana kabarmu?

Ibu, aku mau cerita... tentang bapak..

Sudah hampir dua bulan kau pergi, tapi sepertinya dia masih belum bisa menata hatinya, untuk hidup tanpamu...

Bukannya semakin kuat, kulihat dia masih rapuh, terbenam dalam kesendirian. Dia masih sering murung, bahkan menangis, ketika tiba2 mengingatmu.

Aku sudah berusaha untuk menghiburnya, mengkuatkannya, tapi sepertinya itu tidak banyak membantu. Dia tetap begitu.

Aku sangat mengerti, memang tidak mudah melupakan keindahan 40tahun hanya dalam 40hari.



Ibu...

Dia begitu mencintaimu, dan membutuhkanmu. Tidak sedetik-pun kuragukan itu. Aku tahu, kau pun begitu.

Tapi tak ada cinta yg bisa bersama selama2nya. Ada ketentuan tuhan yg mengharuskan cinta itu terpisah. Sejujurnya aku bangga engkau berpisah dengan cara seperti itu.

Hanya aku tak kuasa melihat bapak begitu larut dengan kesedihan, seolah hidup telah usai. Tanpa gairah, dan tanpa harapan.

Aku hanya ingin bapak cepat segera bangkit, melanjutkan hidup. Move on. Hidup yang indah, meski tak seindah ketika hidup bersamamu.

Ibu...

Terus terang aku mulai berpikir bapak harus segera punya pendamping, yang akan menemaninya melanjutkan hidup. Bukan untuk menggantikan dirimu, apalagi melupakanmu.

Ibu...

Sesungguhnya aku juga tidak yakin ada yg bisa seperti dirimu. Kau sangat pas untuk dia.

Tapi setidaknya ada yang bisa menemaninya kala dia kesepian, membelainya kala dia terpuruk, dan memeluknya kala dia terjatuh.

Bagaimana menurutmu?


Komentar