Too Much Arisan Will Kill You



Jika ada orang berduaan, maka yang ketiganya adalah setan, dan yang keempatnya adalah bandar arisan! Begitulah kira2 awal mula terjadinya arisan.

Tidak semua arisan buruk, tapi tidak semua arisan adalah baik. Tapi percayalah, arisan2 itu suatu saat dapat membunuhmu!

Bagi beberapa orang, arisan adalah gaya hidup, life style. Baginya, arisan tidak perlu kemasan macam-macam. Arisan adalah kebutuhan, yang tidak membutuhkan alasan. Orang begini telah mencapai taraf kedewasaan dan kematangan dalam ber-arisan.

Ada pula yang menganggap arisan memiliki dwi fungsi (dwi fungsi ABRI?), selain sebagai tabungan, arisan juga bisa jadi alat untuk menciptakan keakraban. Tapi rasa2nya, keakraban yang hanya dibangun atas dasar ikatan arisan akan luntur seiring habisnya lot arisan. Tidak ada cinta di sana, hanya ikatan arisan!

Tapi bagi beberapa orang yang lain, arisan adalah kewajiban yang tidak yg tidak memberikan pilihan lain kecuali ikut. Dalam hatinya berontak, karena sudah cukup banyak arisan yg dia ikuti. Tapi, sekali lagi, dia tidak punya pilihan lain kecuali ikut arisan (lagi).

Ya...itulah arisan. Arisan terlanjur menjadi simbol eksistensi di suatu lingkungan, lingkungan keluarga, pertemanan, perkampungan, kantor hingga dunia maya. Hingga kemudian banyak orang tersadar jumlah tagihan arisan yang diikutinya telah melebihi pendapatannya. Lalu ia hanya bisa termenung.

Masio kata inul “bila arisan, sudah pasti menang tapi nunggu giliran”, tapi menunggu giliran inilah yang akan terasa menyakitkan, apalagi arisan2 itu mengumpul di depan atau di belakang semua.

Sekarang, mari kita pikirkan cara lain selain arisan! Masak tidak ada cara lain?

Kalo ingin menabung, menabunglah dengan benar. Kalau ingin menjalin keakraban, mari kita akrab dengan benar, dengan cinta dan ketulusan.


Komentar