Save the water

Puluhan tahun yg lalu nyaris tidak ada yg mengira bahwa stok bbm akan menipis. Tp kini semua orang terhenyak ketika stok bbm semakin menipis, harganya pun melangit. Bahkan banyak negara berperang demi bbm.

Saya mulai khawatir dengan ketersediaan air akan bernasib sama dengan bbm itu. Jika ini yg terjadi, kita kelak akan sadar bahwa kelangkaan bbm masih jauh lebih baik dari pada kelangkaan air.

Jika krisis air itu adalah keniscayaan, mestinya ada yg bisa kita lakukan untuk menunda krisis itu.

Tidak harus menjadi aktivis lingkungan hidup dan demo di jalanan. Tidak juga harus menjadi donatur gerakan pecinta lingkungan yg banyak ditawarkan di mall2 itu. Kita bisa lakukan dgn cara yg sederhana.

Shower
Penggunaan shower di indonesia memang tidak terlalu populer. Kebanyakan orang Indonesia gemar sekali mandi dengan jebyar jebyur pake gayung. Lebih seger katanya.

Tapi penggunaan shower dipercaya bisa menekan daya konsumsi air, terutama untuk kepentingan mandi.

Penjelasan ilmiahnya seperti ini:
Berdasarkan survei LSI, orang Indonesia rata2 menghabiskan air sebanyak 30 gayung sekali mandi. Jika kita ambil rata2 ukuran gayung adalah 1,5 liter, maka orang Indonesia menghabiskan air sebanyak 45 liter sekali mandi.

Jika menggunakan shower, untuk membasahi seluruh tubuh kita hanya perlu disiram shower selama 5 detik, ato paling lama 10 detik. Untuk membilas air sabun dan sampo kita hanya perlu siraman shower selama 15 detik, ato paling lama 20 detik. Kalo mau bermanja2 dulu, bolehlah tambah 30 detik lg. Jadi total kita hanya perlu siraman shower selama 60 detik.

Jika siraman shower selama 5 detik mampu mengisi 1 gayung (ukuran 1,5 liter), maka siraman shower selama 60 detik setara dengan air sebanyak 12 gayung. Ya, sekali mandi hanya menghabiskan 12 gayung!

Bandingkan dengan mandi jebyar jebyur. Dengan shower, maka kita dapat menghemat air sebanyak 33 gayung ato sekitar 50 liter sekali mandi!

Tapi sayang kita masih gemar mandi jebyar jebyur pake gayung. Segeerrrr sih...

Kran kecil
Kita jg bisa melakukan penghematan penggunaan air sekaligus melakukan penghematan secara ekonomis, yakni buka kran air di bak kamar mandi tetap terbuka sekecil mungkin, tapi air tetap mengalir (sampai batas terakhir sebelum air menetes).

Dengan membuka kran air seperti itu sepanjang hari, meter air tidak berputar sama sekali.

Berdasarkan riset BMKG, dengan aliran air seperti itu dalam waktu 10 menit kita dpt kumpulkan air sebanyak 1 gayung penuh ukuran 1,5 liter.

Artinya, dalam waktu 1 jam kita dapat air sebanyak 9 liter. Jika kita biarkan kran terbuka seperti itu sepanjang malam (kira2 10 jam) kita dapat air 90 liter.

Jika kita biarkan kran terbuka kecil seperti sepanjang hari, maka kita dapat air 216 liter air, secara gratis!

216 liter itu bisa digunakan buat cebok berkali2.

Mandi sekali jalan
Tidak banyak panduan baku mengenai cara mandi jebyar jebyur yg benar. Tidak banyak yg tertarik melakukan riset tentang mandi jebyar jebyur. Lagian emang udah nggak ada tema riset yg lain yg lebih penting?

Mestinya mandi jebyar jebyur juga harus memperhatikan jumlah konsumsi air, artinya jebyar jebyur harus dilakukan dgn efektif dan efisian.

Gunakan setiap jebyuran seefisien mungkin, misalnya selalu menyiram air dari atas kepala. Dengan siraman seperti ini, sekali siram dapat menjangkau semua badan.

Lakukan kegiatan mandi secara bersamaaan sehingga bisa dilakukan pembilasan secara bersamaan pula. Misalnya sabunan dan keramas. Lalu lakukan pembilasan secara sekaligus dari atas kepala. Dengan begini, semuanya kena bilas.

Jika sudah terlatih, anda bisa lakukan sabunan, keramas, sikat gigi, luluran, cukur2 bulu dst secara sekaligus dan bilas secara sekaligus!!

Kloset jongkok
Mohon maaf yang ini baunya agak amis. He..he..

Tidak semua kebiasaan orang indonesia tidak ramah lingkungan, salah satunya adalah penggunaan kloset jongkok.

Secara medis, boker dengan cara jongkok adalah cara boker yg paling baik, karena jongkok bisa memberikan tekanan yg maksimal pd perut sehingga pembuangan menjadi maksimal.

Dengan kloset duduk, perut tidak mendapatkan daya tekan itu secara maksimal. Tapi kloset duduk punya kelebihan yakni boker menjadi lebih nyaman, apalagi bagi orang yg biasa boker hingga berjam2 sambil rokok'an dan fesbukan.

Kalo berjam2 boker di kloset jongkok, kaki bisa gringgingen dan njarem2. Kecuali anda boker duduk di kloset jongkok. Tapi rasa2nya ini tidak etis.

Tapi belakangan aku tahu, boker jongkok itu ternyata tidak berkaitan dengan bentuk kloset, tapi berkaitan dgn habit yg turun temurun. Buktinya, banyak orang yg tetap jongkok meski boker di kloset duduk.

Kembali ke persoalan air. Pada kloset jongkok penghematan air dapat dilakukan dengan melakukan cebok di atas kloset. Air buangan sisa cebok dapat berfungsi sekaligus menyiram limbah yg baru saja dibuang.

Untuk kloset (jongkok) yg bandel kita tinggal tambahkan beberapa siraman saja. Slerrep...slerrrepp…criing...langsung bersih!

Kalo dengan kloset duduk, anda harus cebok di tempat lain dengan air yg langsung terbuang setelah membasuh luba*g pant**t. Sedang untuk menyiram kloset harus pake air lain. Dua kali pengeluaran air, tidak hemat air.

Anda bisa saja cebok di atas kloset duduk, tp itu artinya anda harus jongkok di atas kloset duduk. Wah, kalo harus cebok jongkok di atas kloset duduk, mending dari tadi boker jongkok!

Ato bisa saja anda cebok pake tisu, tapi aku nggak yakin anda merasa bersih lahir batin dengan cebok dengan cara ini.

Komentar